JANGAN OM (PART7)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART7
…CERITA DEWASA…
.
.
.
Flasback beberapa hari yang
Saat itu, di kamar sempit
dan dingin yang penuh
pernak-pernik riasan, Kinan
terduduk sambil menangis
terisak. Wajahnya yang baru
saja didandani tampak
berantakan oleh air mata yang
tak bisa ia tahan. Tolong, Mbak
Susi… Aku nggak mau dijual ke
laki-laki hidung belang, ucap
Kinan sambil memohon. Bantu
aku kabur dari sini…
Susi, anak buah Madam
Sonia yang terkenal seorang
waria yang bertugas memake
over semua wanita yang akan
bekerja dan dijual sebagai
wanita bayaran. Meskipun
bekerja yang dipandang tidak
baik oleh orang luar, tapi
hatinya bak malaikat. Dia sering
merasa iba melihat
wanita-wanita muda yang polos,
dijual oleh Madam Sonia,
termasuk Kinan. Rasa kasihan
terlihat di wajahnya yang tebal
dengan make-up, dan ia pun
menarik napas panjang, lalu
membelai lembut pundak Kinan.
…
Kinan, dengarkan Mbak Susi,
ya. Mbak Susi juga pengen
nolong kamu, tapi keadaan kita
nggak gampang. Anak buah
Madam Sonia itu banyak, dan
mereka nggak main-main. Kalau
kamu tertangkap lagi,
hukumannya bakal lebih parah.
Kita bisa sama-sama celaka.
Kinan menunduk, air
matanya semakin deras. Susi
melanjutkan dengan nada yang
lebih serius. Dengerin Mbak,
ya. Kamu harus pura-pura patuh
dulu. Ikuti kemauan Madam
Sonia dan tunjukkan kalau
kamu menurut. Begitu kamu
dijual ke pembeli nanti, cari
kesempatan buat kabur. Di
rumah orang itu mungkin kamu
bisa menemukan celah buat lari,
jauh dari orang-orang Madam
Sonia.
…
Meski merasa takut, Kinan
mengangguk pelan. Dalam hati
ia tahu rencana ini berisiko, tapi
ini mungkin satu-satunya
harapan yang dimilikinya. Susi
menggenggam tangan Kinan
erat, menatapnya dengan penuh
harapan dan keberanian.
Jangan putus asa,ya. Kamu
masih punya kesempatan. Ingat,
cari momen yang pas. Mbak
Susi bakal doain kamu supaya
bisa lepas dari semua ini..
Dengan air mata yang
belum berhenti mengalir, Kinan
mencoba menguatkan dirinya,
berjanji dalam hati bahwa ia
akan melakukan apa pun yang
diperlukan untuk bisa bebas
dari cengkeraman Madam Sonia.
Selama ini, Kinan memang
sengaja berpura-pura patuh
pada Madam Sonia dan Aryo,
menunjukkan sikap penurut
demi mengelabui mereka. Ia
menahan setiap perasaan takut
dan benci dalam dirinya,
menyembunyikannya di balik
senyum tipis dan kepatuhan
yang hanya akting belaka.
Dalam hatinya, Kinan tahu
bahwa bersikap patuh adalah
satu-satunya cara agar tidak
dicurigai dan bisa menyusun
rencana untuk kabur.
…
Kemarin, ketika Aryo
mengizinkannya jalan-jalan ke
mall, Kinan memanfaatkan
momen itu untuk memikirkan
cara keluar dari apartemen yang
terasa seperti penjara baginya.
Tak disangka, saat itulah ia
bertemu dengan dua temannya
dari kampung, Fuji dan Sally.
Pertemuan tersebut seakan
memberi harapan baru bagi
Kinan, dan ia segera tahu bahwa
ini adalah kesempatan yang
mungkin tidak akan datang dua
kali.
Siang ini, setelah Aryo pergi,
Kinan langsung menghubungi
Sally dengan penuh harap.
Dengan suara yang bergetar dan
hati-hati, ia berkata, Sally,
tolong jemput aku di alamat
yang aku kirim tadi. Majikan
tempat aku kerja ini jahat sekali,
sering marah-marah tanpa
alasan. Aku nggak betah, Sal.
Aku cuma pengen pergi dari sini
Sally yang mendengar
permintaan Kinan tidak merasa
curiga sedikit pun. Dia tidak
tahu situasi sebenarnya, namun
merasakan ketulusan di balik
suara Kinan yang memohon
bantuan. Iya, Kin. Aku akan
segera ke sana. Kamu tunggu,
ya, jawab Sally dengan cepat,
memastikan bahwa Kinan tahu
ia akan datang secepat mungkin.
Begitu panggilan berakhir,
Kinan merasakan secercah
kebebasan sudah berada dalam
jangkauan. Ia menunggu
dengan hati berdebar, berharap
rencananya untuk kabur kali ini
benar-benar bisa berhasil.
…
Setelah sampai di kosan
tempat Sally tinggal, Kinan
memasuki ruangan dengan
perasaan campur aduk. Dia
berdiri di sana sejenak,
merasakan ketegangan dan
ketakutan, sebelum akhirnya
mengumpulkan keberanian
untuk menceritakan segalanya
kepada Sally dan Fuji.
Sally, Fuji… aku harus
memberitahu kalian tentang
yang sebenarnya terjadi padaku
ujar Kinan, suaranya bergetar.
Sebenarnya, aku dijual oleh
ayah tiriku kepada seorang
mucikari. Aku dilelang dan
akhirnya dijul kepada seorang
om-om yang sudah berumur 35
tahun lebih. Dia punya istri, dan
aku dijadikan istri mudanya. Dia
berharap aku bisa hamil karena
istri pertamanya tidak mau
hmil.
Sally dan Fuji tertegun
mendengar pengakuan Kinan.
Raut wajah mereka berubah
menjadi serius, dan mereka
mendekat, memberi suport pada
Kinan.
Aku berpura-pura baik
pada dia, lanjut Kinan,
menahan air mata. Semua ini
hanya agar aku bisa
mendapatkan kesempatan
untuk melarikan diri. Aku takut,
Sall. Ketika aku bertemu dengan
kalian kemarin, itu seperti
menemukan harapan untuk
kabur dari sana.
…
Kinan menunduk, merasa
bersalah. Aku minta maaf,
Sally. Aku tidak jujur padamu
karena aku takut kalau kamu
tidak akan mau membantuku.
Tapi sekarang aku sangat
membutuhkan bantuan kalian.
Sally mendekati Kinan dan
memeluknya erat. Jangan
minta maaf, Kinan. Kita adalah
teman. Kami akan membantu
kamu keluar dari situasi ini.
Kami tidak akan
membiarkanmu menghadapi
semua ini sendirian, ujarnya
dengan tegas.
Fuji juga ikut bergabung
dalam pelukan itu,
menambahkan, Kita akan
mencari cara untuk
membantumu kabur. Kita tidak
bisa membiarkan orang itu
menemukan dan
menangkapmu. Kamu berhak
untuk bebas dan mendapatkan
kehidupan yang lebih baik.
Kinan merasa lega saat
mendengar kata-kata mereka.
Dalam pelukan itu, dia
merasakan dukungan dan cinta
yang tulus, sesuatu yang sangat
ia butuhkan di tengah
kekacauan yang sedang
dihadapinya. Kini, dia tahu
bahwa dia tidak sendirian dan
memiliki teman yang siap
berjuang bersamanya untuk
meraih kebebasan.
…
Sally dan Fuji saling
bertukar pandang, lalu Sally
bertanya, Jadi, Kinan, apa
rencanamu setelah ini? Kemana
kamu akan pergi?
Kinan menggelengkan
kepala, bingung. Aku… aku
tidak tahu. Aku hanya
membawa uang sekitar tiga juta
yang
tuan Aryo berikan padaku.
Itu tidak akan cukup untuk
memulai hidup baru di sini.
Fuji berpikir sejenak
sebelum memberikan saran.
Bagaimana kalau kamu ikut
tantenya bekerja di toko
sembako miliknya? Tanteku
tinggal di daerah S, tidak terlalu
jauh dari sini. Kamu bisa mulai
dari situ dan perlahan-lahan
mencari cara untuk hidup lebih
baik.
Kinan merasa sedikit lega
mendengar usul itu. Itu
terdengar bagus. Aku hanya
ingin pergi dari sini secepat
mungkin. Selama Aryo tidak
mengetahui keberadaanku, aku
merasa lebih aman.
….
Sally tersenyum,
memberikan semangat. Kami
akan membantumu pergi ke
sana. Yang penting adalah kamu
bisa memulai hidup baru dan
menjauh dari semua ini.
Terima kasih, Sally, Fuji.
Aku benar-benar menghargai
bantuan kalian, ucap Kinan
dengan penuh haru.
Dengan senyum bahagia,
Kinan bersiap untuk memulai
babak baru dalam hidupnya,
menjauh dari semua
ketidakpastian dan rasa sakit
yang selama ini mengikutinya.
Keputusan untuk mengikuti
tante Fuji menjadi titik awal
harapannya untuk meraih
kebebasan.
…
Keesokan harinya, Kinan
bersiap-siap untuk pergi ke
tempat tantenya Fuji. Dengan
semangat baru, dia berupaya
untuk bebas. Setelah Fuji siap,
mereka berdua langsung
menuju terminal bus.
Di dalam bus, Kinan merasa
sedikit tegang, namun juga
excited. Perjalanan memakan
waktu sekitar satu jam. Ketika
mereka tiba di daerah tempat
Tantenya Fuji tinggal, Kinan
melihat toko kelontong yang
cukup besar. Toko itu ramai
dengan pelanggan yang datang
dan pergi.
Setelah turun dari bus, Fuji
menarik lengan Kinan menuju
pintu toko. Assalamualaikum,
Tante Erni, kata Fuji sambil
mengangguk ke arah wanita
paruh baya yang sedang
menyusun barang di rak.
Tante Erni, yang memiliki
senyum ramah, segera
mendekati mereka. Wa’
alaikumsalam! Akhirnya kalian
sampai juga. Gimana
perjalanannya? Oh..ya, kamu
pasti Kinan ya? Fuji sudah cerita
tadi malam tentangmu,
ucapnya dengan lembut.
Kinan mengangguk, sedikit
kikuk. Iya, Tante. Saya Kinan,
yang berencana melamar kerja
di sini.
Fuji menambahkan, Tante,
Kinan datang dari kampung
yang sama kayak Fuji, dan tidak
punya keluarga di sini. Dia
dijual oleh bapaknya untuk
melunasi hutang kepada
rentenir.
Mendengar itu, wajah Tante
Erni tampak prihatin. Oh,
kasihan sekali. Jangan khawatir,
Kinan. Kamu bisa tinggal di sini
dan bekerja di toko ini. Kami
akan jadi keluargamu di sini.
Kinan merasa haru
mendengar kata-kata itu.
Terima kasih, Tante. Aku
berjanji akan bekerja dengan
baik dan rajin.
…
Setelah beberapa jam
beristirahat dan membantu
Tante Erni menata
barang-barang, Fuji meminta
pamit. Aku harus kembali ke
kosan sekarang, Kinan. Besok
aku ada kuliah. Semangat ya,
kerja di sini!
Kinan tersenyum. Terima
kasih, Fuji. Tanpamu, aku tidak
tahu bagaimana bisa sampai di
sini.
Semoga semuanya berjalan
lancar untukmu, jawab Fuji
sebelum berpamitan kepada
Tante Erni dan kemudian
melangkah pergi.
Kinan melihat Fuji pergi,
dan untuk pertama kalinya
dalam waktu yang lama, dia
merasa ada harapan baru dalam
hidupnya. Dia siap menghadapi
tantangan baru di depan,
bertekad untuk membangun
kehidupannya kembali.
Di tempat lain, setelah
hampir seminggu kepergiannya
Kinan, Aryo mendapat telepon
dari Samsul, anak buah yang
disuruh untuk mencari Kinan.
…
Bos..kami sudah
menemukan dimana gadis itu
berada. Dia sekarang di kota S,
dan bekerja disebuah toko
kelontong. Apa kami harus
segera membawanya kesana?
Aryo terdiam sejenak
sebelum menjawab, bawa gadis
itu kemari aku akan
mentransfer sisa
pembayarannya kalau Gadis itu
sudah sampai di alamat rumah
yang aku berikan, ucap Aryo
tegas.
Anak buah Aryo pun
mengamati Kinan dari kejauhan.
Saat suasana sepi, dan Kinan
sedang berada di toko kelontong
itu sendirian, para anak buah
Aryo berpura-pura datang
sebagai pembeli.
…
Setelah
memastikan keadaan sekitar
aman, mereka pun langsung
membekap mulut Kinan dan
membawanya masuk ke dalam
mobil. Kinan meronta-ronta di
dalam mobil,berteriak dan
mencoba melarikan diri.
Namun Kinan kalah kuat. Salah
satu anak buah Aryo itu pun
memberikannya obat bius, yang
akhirnya membuat Kinan
kehilangan kesadarannya.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Ceritadewasa
ceritanovel
mertuamenantu
menantuidaman
selingkuh
foto
fotoai
gambar
text
foryou
Related: Explore more posts