Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART7)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART7)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART7

…CERITA DEWASA…

.

.

.

Flasback beberapa hari yang

Saat itu, di kamar sempit

dan dingin yang penuh

pernak-pernik riasan, Kinan

terduduk sambil menangis

terisak. Wajahnya yang baru

saja didandani tampak

berantakan oleh air mata yang

tak bisa ia tahan. Tolong, Mbak

Susi… Aku nggak mau dijual ke

laki-laki hidung belang, ucap

Kinan sambil memohon. Bantu

aku kabur dari sini…

Susi, anak buah Madam

Sonia yang terkenal seorang

waria yang bertugas memake

over semua wanita yang akan

bekerja dan dijual sebagai

wanita bayaran. Meskipun

bekerja yang dipandang tidak

baik oleh orang luar, tapi

hatinya bak malaikat. Dia sering

merasa iba melihat

wanita-wanita muda yang polos,

dijual oleh Madam Sonia,

termasuk Kinan. Rasa kasihan

terlihat di wajahnya yang tebal

dengan make-up, dan ia pun

menarik napas panjang, lalu

membelai lembut pundak Kinan.

…

Kinan, dengarkan Mbak Susi,

ya. Mbak Susi juga pengen

nolong kamu, tapi keadaan kita

nggak gampang. Anak buah

Madam Sonia itu banyak, dan

mereka nggak main-main. Kalau

kamu tertangkap lagi,

hukumannya bakal lebih parah.

Kita bisa sama-sama celaka.

Kinan menunduk, air

matanya semakin deras. Susi

melanjutkan dengan nada yang

lebih serius. Dengerin Mbak,

ya. Kamu harus pura-pura patuh

dulu. Ikuti kemauan Madam

Sonia dan tunjukkan kalau

kamu menurut. Begitu kamu

dijual ke pembeli nanti, cari

kesempatan buat kabur. Di

rumah orang itu mungkin kamu

bisa menemukan celah buat lari,

jauh dari orang-orang Madam

Sonia.

…

Meski merasa takut, Kinan

mengangguk pelan. Dalam hati

ia tahu rencana ini berisiko, tapi

ini mungkin satu-satunya

harapan yang dimilikinya. Susi

menggenggam tangan Kinan

erat, menatapnya dengan penuh

harapan dan keberanian.

Jangan putus asa,ya. Kamu

masih punya kesempatan. Ingat,

cari momen yang pas. Mbak

Susi bakal doain kamu supaya

bisa lepas dari semua ini..

Dengan air mata yang

belum berhenti mengalir, Kinan

mencoba menguatkan dirinya,

berjanji dalam hati bahwa ia

akan melakukan apa pun yang

diperlukan untuk bisa bebas

dari cengkeraman Madam Sonia.

Selama ini, Kinan memang

sengaja berpura-pura patuh

pada Madam Sonia dan Aryo,

menunjukkan sikap penurut

demi mengelabui mereka. Ia

menahan setiap perasaan takut

dan benci dalam dirinya,

menyembunyikannya di balik

senyum tipis dan kepatuhan

yang hanya akting belaka.

Dalam hatinya, Kinan tahu

bahwa bersikap patuh adalah

satu-satunya cara agar tidak

dicurigai dan bisa menyusun

rencana untuk kabur.

…

Kemarin, ketika Aryo

mengizinkannya jalan-jalan ke

mall, Kinan memanfaatkan

momen itu untuk memikirkan

cara keluar dari apartemen yang

terasa seperti penjara baginya.

Tak disangka, saat itulah ia

bertemu dengan dua temannya

dari kampung, Fuji dan Sally.

Pertemuan tersebut seakan

memberi harapan baru bagi

Kinan, dan ia segera tahu bahwa

ini adalah kesempatan yang

mungkin tidak akan datang dua

kali.

Siang ini, setelah Aryo pergi,

Kinan langsung menghubungi

Sally dengan penuh harap.

Dengan suara yang bergetar dan

hati-hati, ia berkata, Sally,

tolong jemput aku di alamat

yang aku kirim tadi. Majikan

tempat aku kerja ini jahat sekali,

sering marah-marah tanpa

alasan. Aku nggak betah, Sal.

Aku cuma pengen pergi dari sini

 

Sally yang mendengar

permintaan Kinan tidak merasa

curiga sedikit pun. Dia tidak

tahu situasi sebenarnya, namun

merasakan ketulusan di balik

suara Kinan yang memohon

bantuan. Iya, Kin. Aku akan

segera ke sana. Kamu tunggu,

ya, jawab Sally dengan cepat,

memastikan bahwa Kinan tahu

ia akan datang secepat mungkin.

Begitu panggilan berakhir,

Kinan merasakan secercah

kebebasan sudah berada dalam

jangkauan. Ia menunggu

dengan hati berdebar, berharap

rencananya untuk kabur kali ini

benar-benar bisa berhasil.

…

Setelah sampai di kosan

tempat Sally tinggal, Kinan

memasuki ruangan dengan

perasaan campur aduk. Dia

berdiri di sana sejenak,

merasakan ketegangan dan

ketakutan, sebelum akhirnya

mengumpulkan keberanian

untuk menceritakan segalanya

kepada Sally dan Fuji.

Sally, Fuji… aku harus

memberitahu kalian tentang

yang sebenarnya terjadi padaku

ujar Kinan, suaranya bergetar.

Sebenarnya, aku dijual oleh

ayah tiriku kepada seorang

mucikari. Aku dilelang dan

akhirnya dijul kepada seorang

om-om yang sudah berumur 35

tahun lebih. Dia punya istri, dan

aku dijadikan istri mudanya. Dia

berharap aku bisa hamil karena

istri pertamanya tidak mau

hmil.

Sally dan Fuji tertegun

mendengar pengakuan Kinan.

Raut wajah mereka berubah

menjadi serius, dan mereka

mendekat, memberi suport pada

Kinan.

Aku berpura-pura baik

pada dia, lanjut Kinan,

menahan air mata. Semua ini

hanya agar aku bisa

mendapatkan kesempatan

untuk melarikan diri. Aku takut,

Sall. Ketika aku bertemu dengan

kalian kemarin, itu seperti

menemukan harapan untuk

kabur dari sana.

…

Kinan menunduk, merasa

bersalah. Aku minta maaf,

Sally. Aku tidak jujur padamu

karena aku takut kalau kamu

tidak akan mau membantuku.

Tapi sekarang aku sangat

membutuhkan bantuan kalian.

Sally mendekati Kinan dan

memeluknya erat. Jangan

minta maaf, Kinan. Kita adalah

teman. Kami akan membantu

kamu keluar dari situasi ini.

Kami tidak akan

membiarkanmu menghadapi

semua ini sendirian, ujarnya

dengan tegas.

Fuji juga ikut bergabung

dalam pelukan itu,

menambahkan, Kita akan

mencari cara untuk

membantumu kabur. Kita tidak

bisa membiarkan orang itu

menemukan dan

menangkapmu. Kamu berhak

untuk bebas dan mendapatkan

kehidupan yang lebih baik.

Kinan merasa lega saat

mendengar kata-kata mereka.

Dalam pelukan itu, dia

merasakan dukungan dan cinta

yang tulus, sesuatu yang sangat

ia butuhkan di tengah

kekacauan yang sedang

dihadapinya. Kini, dia tahu

bahwa dia tidak sendirian dan

memiliki teman yang siap

berjuang bersamanya untuk

meraih kebebasan.

…

Sally dan Fuji saling

bertukar pandang, lalu Sally

bertanya, Jadi, Kinan, apa

rencanamu setelah ini? Kemana

kamu akan pergi?

Kinan menggelengkan

kepala, bingung. Aku… aku

tidak tahu. Aku hanya

membawa uang sekitar tiga juta

yang

tuan Aryo berikan padaku.

Itu tidak akan cukup untuk

memulai hidup baru di sini.

Fuji berpikir sejenak

sebelum memberikan saran.

Bagaimana kalau kamu ikut

tantenya bekerja di toko

sembako miliknya? Tanteku

tinggal di daerah S, tidak terlalu

jauh dari sini. Kamu bisa mulai

dari situ dan perlahan-lahan

mencari cara untuk hidup lebih

baik.

Kinan merasa sedikit lega

mendengar usul itu. Itu

terdengar bagus. Aku hanya

ingin pergi dari sini secepat

mungkin. Selama Aryo tidak

mengetahui keberadaanku, aku

merasa lebih aman.

….

Sally tersenyum,

memberikan semangat. Kami

akan membantumu pergi ke

sana. Yang penting adalah kamu

bisa memulai hidup baru dan

menjauh dari semua ini.

Terima kasih, Sally, Fuji.

Aku benar-benar menghargai

bantuan kalian, ucap Kinan

dengan penuh haru.

Dengan senyum bahagia,

Kinan bersiap untuk memulai

babak baru dalam hidupnya,

menjauh dari semua

ketidakpastian dan rasa sakit

yang selama ini mengikutinya.

Keputusan untuk mengikuti

tante Fuji menjadi titik awal

harapannya untuk meraih

kebebasan.

…

Keesokan harinya, Kinan

bersiap-siap untuk pergi ke

tempat tantenya Fuji. Dengan

semangat baru, dia berupaya

untuk bebas. Setelah Fuji siap,

mereka berdua langsung

menuju terminal bus.

Di dalam bus, Kinan merasa

sedikit tegang, namun juga

excited. Perjalanan memakan

waktu sekitar satu jam. Ketika

mereka tiba di daerah tempat

Tantenya Fuji tinggal, Kinan

melihat toko kelontong yang

cukup besar. Toko itu ramai

dengan pelanggan yang datang

dan pergi.

Setelah turun dari bus, Fuji

menarik lengan Kinan menuju

pintu toko. Assalamualaikum,

Tante Erni, kata Fuji sambil

mengangguk ke arah wanita

paruh baya yang sedang

menyusun barang di rak.

Tante Erni, yang memiliki

senyum ramah, segera

mendekati mereka. Wa’

alaikumsalam! Akhirnya kalian

sampai juga. Gimana

perjalanannya? Oh..ya, kamu

pasti Kinan ya? Fuji sudah cerita

tadi malam tentangmu,

ucapnya dengan lembut.

Kinan mengangguk, sedikit

kikuk. Iya, Tante. Saya Kinan,

yang berencana melamar kerja

di sini.

Fuji menambahkan, Tante,

Kinan datang dari kampung

yang sama kayak Fuji, dan tidak

punya keluarga di sini. Dia

dijual oleh bapaknya untuk

melunasi hutang kepada

rentenir.

Mendengar itu, wajah Tante

Erni tampak prihatin. Oh,

kasihan sekali. Jangan khawatir,

Kinan. Kamu bisa tinggal di sini

dan bekerja di toko ini. Kami

akan jadi keluargamu di sini.

Kinan merasa haru

mendengar kata-kata itu.

Terima kasih, Tante. Aku

berjanji akan bekerja dengan

baik dan rajin.

…

Setelah beberapa jam

beristirahat dan membantu

Tante Erni menata

barang-barang, Fuji meminta

pamit. Aku harus kembali ke

kosan sekarang, Kinan. Besok

aku ada kuliah. Semangat ya,

kerja di sini!

Kinan tersenyum. Terima

kasih, Fuji. Tanpamu, aku tidak

tahu bagaimana bisa sampai di

sini.

Semoga semuanya berjalan

lancar untukmu, jawab Fuji

sebelum berpamitan kepada

Tante Erni dan kemudian

melangkah pergi.

Kinan melihat Fuji pergi,

dan untuk pertama kalinya

dalam waktu yang lama, dia

merasa ada harapan baru dalam

hidupnya. Dia siap menghadapi

tantangan baru di depan,

bertekad untuk membangun

kehidupannya kembali.

Di tempat lain, setelah

hampir seminggu kepergiannya

Kinan, Aryo mendapat telepon

dari Samsul, anak buah yang

disuruh untuk mencari Kinan.

…

Bos..kami sudah

menemukan dimana gadis itu

berada. Dia sekarang di kota S,

dan bekerja disebuah toko

kelontong. Apa kami harus

segera membawanya kesana?

Aryo terdiam sejenak

sebelum menjawab, bawa gadis

itu kemari aku akan

mentransfer sisa

pembayarannya kalau Gadis itu

sudah sampai di alamat rumah

yang aku berikan, ucap Aryo

tegas.

Anak buah Aryo pun

mengamati Kinan dari kejauhan.

Saat suasana sepi, dan Kinan

sedang berada di toko kelontong

itu sendirian, para anak buah

Aryo berpura-pura datang

sebagai pembeli.

…

Setelah

memastikan keadaan sekitar

aman, mereka pun langsung

membekap mulut Kinan dan

membawanya masuk ke dalam

mobil. Kinan meronta-ronta di

dalam mobil,berteriak dan

mencoba melarikan diri.

Namun Kinan kalah kuat. Salah

satu anak buah Aryo itu pun

memberikannya obat bius, yang

akhirnya membuat Kinan

kehilangan kesadarannya.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

Ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

selingkuh

foto

fotoai

gambar

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART8)
Next Post: JANGAN OM (PART6)

Related Posts

TERDIAM DALAM TAKDIR (PART30) Kisah Menarik
BELIAU ADALAH IBU MERTUA KU ( PART 96 Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART17) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART1) Kisah Menarik
TETANGGA MENGGODA (PART26) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART55) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme