Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART63)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART63)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART63

…

..

.

Setelah seminggu libur

untuk masa berkabung atas

meninggalnya nenek Lasmi,

Aryo dan Kinan akhirnya

kembali berangkat ke kampus.

Saat mobil mereka berhenti di

parkiran, Aryo menoleh ke

Kinan dengan wajah serius.

Kinan, kamu harus terus

bersama Tyas. Kalau ada

apa-apa, segera hubungi aku,

ucap Aryo tegas, menatap

istrinya dengan penuh

perhatian, saat mereka sudah

keluar dari mobil.

…

Kinan tersenyumn tipis dan

menjawab, Iya, Mas. Aku bakal

hati-hati kok.

Aryo lalu mengalihkan

pandangannya pada Tyas yang

berdiri di sisi lain mobil. Tyas,

aku titip istriku. Jaga dia

baik-baik, katanya dengan nada

tegas, hampir seperti perintah.

Baik, Tuan, jawab Tyas

tanpa ragu, suaranya lugas dan

penuh keyakinan.

Setelah itu, mereka

berpisah menuju ruangan

masing-masing. Aryo pun

berjalan cepat ke ruang

kerjanya. Setibanya di sana, dia

segera menghubungi bagian

administrasi untuk meminta

laporan keuangan kampus

selama sepuluh tahun terakhir,

tepat sejak omnya, David, mulai

bekerja di sana.

Tak butuh waktu lama, file

laporan itu dikirimkan ke

komputernya. Aryo membuka

file tersebut dengan penuh

konsentrasi. Dia memindai

dokumen-dokumen itu satu per

satu, mencari bukti

penyelewengan dana yang

selama ini dia curigai dilakukan

oleh David. Sebetulnya, Aryo

sudah lama mengetahui

kelakuan omnya tersebut, tetapi

karena hubungan keluarga, dia

memilih diam. Namun, setelah

menyadari keterlibatan David

dalam kecelakaan yang

menewaskan neneknya, Aryo

memutuskan untuk tidak lagi

tinggal diam.

….

Selama beberapa jam, Aryo

berkutat dengan komputer,

memeriksa angka-angka dan

mencocokkannya dengan

catatan lain yang dia miliki.

Hingga akhirnya, senyumnya

mengembang. Akhirnya dapat,

gumamnya, puas.

Dia segera menyimpan file

tersebut ke dalam flashdisk, lalu

mengirimkan salinannya ke

sebuah email rahasia. Selesai

dengan tugasnya, Aryo

menyandarkan tubuhnya ke

kursi, mengambil napas

panjang, bersiap untuk langkah

selanjutnya. Ini baru

permulaan, pikirnya.

Ditempat lain, di ruangan

kerjanya, David tengah

bersantai dengan secangkir kopi.

Suasana tenang itu tiba-tiba

pecah oleh suara ketukan di

pintu. Dengan nada malas, ia

berkata, Masuk.

Seorang pegawai

administrasi kampus masuk

dengan wajah tegang. Pak, ini

gawat, katanya terbata-bata.

Pak Aryo tadi meminta seluruh

catatan administrasi kampus

dari sepuluh tahun terakhir.

Sepertinya beliau sedang

menyelidiki sesuatu.

….

David, yang awalnya

tampak santai, tiba-tiba duduk

tegak di kursinya. Apa?

tanyanya terkejut, matanya

menyipit tajam. Sialan anak itu!

Apa saja yang dia minta?

Pegawai itu tampak semakin

gugup.Seluruh laporan

keuangan dan administrasi

kampus, Pak. Bahkan catatan

biaya renovasi kampus lima

tahun lalu juga diminta.

Sepertinya Pak Aryo mencurigai

Anda.

David mengusap wajahnya

dengan kasar, amarahnya jelas

terlihat. Brengsek! Aryo

benar-benar berniat

menjatuhkanku. Tapi aku tidak

akan tinggal diam, geramnya.

Aku yang akan lebih dulu

menyingkirkannya.

la melambaikan tangan,

memberi isyarat agar pegawai

itu keluar. Setelah pintu

tertutup, David meraih

ponselnya dan segera

menelepon seseorang.

…

Halo, Mbak. Ini gawat.

Aryo sudah mulai menyelidiki

aku, katanya dengan nada

mendesak. Aku tidak mau

kejahatanku terbongkar. Kita

harus segera menyingkirkan

Aryo juga.

Setelah mengatakan itu,

David memutus panggilan dan

menyandarkan tubuhnya ke

kursi. Matanya menyala penuh

kemarahan, pikirannya sudah

merencanakan langkah keji

yang akan dijalankan

berikutnya.

 

Di kampus, Kinan mencoba

menjalani hari-harinya seperti

biasa meski masih ada beberapa

mahasiswi yang

membicarakannya. Dengan

kehadiran Tyas dan

teman-temannya, Kinan merasa

lebih percaya diri dan memilih

mengabaikan gosip-gosip itu.

Siang itu, usai mata kuliah

selesai, Kinan berniat menuju

kantin. Namun, langkahnya

terhenti ketika Rossa

memanggilnya.

Kinan, kamu mau ke mana

? tanya Rossa dengan senyum

tipis.

Kayak biasa, aku mau ke

kantin. Kamu mau ikut? jawab

Kinan santai sambil

melanjutkan langkahnya.

….

Rossa mengangguk dan

berjalan di sampingnya,

sementara Tyas mengikuti di

belakang mereka. Setelah

beberapa langkah, Rossa

mendekatkan diri ke Kinan dan

berbisik, Kinan, kamu kenapa

mau-mau saja dekat sama

mahasiswi baru itu? Kamu

nggak takut kalau dia orang

jahat? Kamu baru kenal berapa

hari sama dia, tapi kok dia selalu

nempel terus?

Kinan tersenyum kecil

mendengar pertanyaan itu.

Tyas anaknya baik kok. Aku

udah kenal dia lama, jawab

Kinan, meski dalam hati ia tahu

itu kebohongan kecil yang ia

buat agar Rossa tidak bertanya

lebih jauh.

Rossa memandangnya

dengan alis terangkat, lalu

tersenyum tipis. Oh, begitu.

Aku kira kalian baru kenal

beberapa hari. Soalnya dia

kelihatan sedikit aneh. Terlalu

pendiam dan misterius.

Tyas, yang mendengar

pembicaraan itu, memilih diam

tanpa menanggapi. la hanya

mengikuti majikannya dengan

tenang.

Tapi aku peringatkan

kamu, Kinan, Rossa

melanjutkan dengan nada

serius. Jangan terlalu delkat

sama Runa. Aku takut dia akan

menyakiti kamu. Kamu tahu

sendiri kan, dari dulu Runa

nggak pernah dekat sama kamu.

Tapi kenapa semenjak kasus ini,

dia tiba-tiba mendekatimu? Aku

curiga dia ada niat jahat padamu

Kinan terdiam sesaat.

…

Memang benar, ia baru

beberapa hari dekat dengan

Runa, tapi ia merasa Runa

adalah teman yang baik. Ceria

dan sering menghiburnya di

tengah situasi sulit belakangan

ini.

Aku cuma nggak mau dia

memanfaatkan situasi ini dan

menyakiti kamu, lanjut Rossa.

Sebagai teman yang sudah lama

mengenalmu, aku hanya ingin

kamu hati-hati sama teman

yang baru.

Kinan tersenyum kecil dan

menepuk pundak Rossa.

Makasih ya, Ros, sudah peduli

sama aku.

Mereka akhirnya tiba di

kantin, lalu Kinan memilih

duduk didekat jendela yang

mengarah ke parkiran. Dia

memesan makan dan minum

sembari menunggu kedatangan

Fuji dan Sally. Tak berselang

lama teman-temannya itu pun

datang. Seperti biasa, mereka

mulai mengobrol, membahas

pelajaran, dan tak lupa

membicarakan gosip terbaru

tentang artis-artis yang sedang

ramai diperbincangkan.

Suasana pun kembali cair,

meskipun di benak Kinan,

ucapan Rossa tentang Runa

terus terngiang-ngiang.

….

Saat sedang asyik

mengobrol di kantin bersama

Fuji, Sally, dan teman-teman

lainnya, perhatian Kinan

tiba-tiba teralihkan ke arah

parkiran. Dari jendela kantin, ia

melihat Aryo berjalan

tergesa-gesa menuju mobilnya.

Tidak seperti biasanya, Aryo

tampak terburu-buru. Beberapa

detik kemudian, mobilnya

meninggalkan area kampus

dengan cepat.

Rasa penasaran

menyelimuti Kinan. Ia segera

meraih ponselnya dan mengetik

pesan untuk Aryo. Mas Aryo

mau ke mana? Kenapa

buru-buru? tulisnya. Namun,

hingga beberapa menit berlalu,

tidak ada balasan dari Aryo.

Kinan menduga Aryo mungkin

sedang sibuk menyetir dan

belum sempat membaca

pesannya.

.

….

Menghela napas pelan,

Kinan memutuskan untuk tidak

terlalu memikirkannya. Ia

kembali berusaha fokus pada

obrolan teman-temannya,

mencoba melupakan rasa ingin

tahunya soal Aryo.

Sementara itu, Aryo

melajukan mobilnya dengan

cepat. Siang itu, ia menerima

telepon penting dari Juan.

Dalam percakapan singkat tadi,

Juan mengatakan bahwa ia

telah menemukan bukti penting,

terkait penyelidikan yang

dilakukan kepada bu Kartika,

dan meminta Aryo datang ke

rumahnya segera.

Begitu tiba di rumah Juan,

Aryo langsung dipersilakan

masuk. Juan, yang sudah

menunggunya di ruang kerja,

menyambutnya dengan

anggukan singkat dan raut

wajah serius.

Masuk, Yo. Kita perlu

bicara, kata Juan sambil

menunjuk kursi di depan

mejanya. Aryo, yang sudah

merasakan intensitas dari

pembicaraan ini, segera duduk

tanpa basa-basi.

….

Apa yang kamu temukan,

Juan? tanya Aryo, nadanya

penuh ketegangan.

Juan mnembuka salah satu

laci di mejanya dan

menyodorkan sebuah flashdisk

kepada Aryo. Ini dia. Aku yakin

ini bisa menguatkan dugaan

kita. Tapi kamu harus lihat

sendiri untuk memastikannya.

Aryo mengambil flashdisk

itu, matanya langsung terpaku

pada Juan. Kemudian Aryo

meminta juan untuk memutar

isi flashdisk tersebut.

Aryo mengamati dengan

seksama video yang

ditunjukkan oleh Juan. Dalam

rekaman CCTV dari sebuah

restoran, terlihat jelas ibunya,

Kartika, bertemu dengan

omnya, David, beberapa hari

sebelum kecelakaan yang

menimpa nenek Lasmi.

Restoran itu, kebetulan, adalah

milik teman Juan, sehingga

rekaman CCTV tersebut mudah

didapatkan.

Jadi, ibuku dan David

sempat bertemu sebelum nenek

kecelakaan? gumam Aryo,

matanya masih terpaku pada

layar.

Juan mengangguk. Iya,

Aryo. Sepertinya ibumu dan

ommu bekerja sama untuk

mencelakakan nenekmu.

Aryo menggelengkan

kepala, menolak

mentah-mentah kemungkinan

itu. Tidak mungkin, Juan.

Untuk apa ibu ingin

menyingkirkan nenek? Selamainiini, ibulah yang merawat nenek.

Dia selalu perhatian dan peduli

pada kesehatan nenek.

Juan menghela napas berat.

Menurutku, motifnya adalah

warisan.

Aryo tertegun. Kata

warisan itu seakan menusuk

telinganya. Warisan?

Maksudmu apa? tanyanya,

bingung sekaligus terkejut.

Juan menatap Aryo serius.

Warisan nenekmu. Seluruhnya

akan jatuh ke tanganmu bukan?

Tapi, ada kemungkinan mereka

tidak akan membiarkan warisan

itu sampai ke kamu dengan cara

apa pun. Atau setidaknya,

memastikan ibumu

mendapatkan bagian yang lebih

besar.

..

Aryo menggeleng lagi,

mencoba mencerna

kemungkinan itu. Tidak masuk

akal, Juan. Semua warisan

nenek memang akan jatuh ke

tanganku. Lagipula, ibu tidak

akan mendapatkan apa-apa.

Bapakku hanya menikmatinya

sebagai kepala keluarga, tapi dia

tidak punya hak waris dari

nenek. Karena memang seluruh

kekayaan yang dimiliki keluarga

Hermawan, akan diturunkan

padaku, ucap Aryo, mencoba

meyakinkan dirinya sendiri.

Lalu, apa kamu tahu alasan

neneknu mewariskan seluruh

kekayaannya padamu, bukan ke

Bapakmu? Pasti dia punya

alasan bukan?tanya Juan.

Aryo hanya terdiam, dia

memang selama ini merasa

heran akan keputusan neneknya

itu. Namun dia hanya berfikir,

mungkin neneknya terlalu

menyayangi dirinya. Padahal,

hal yang sebenarnya terjadi,

tidak sesederhana itu.

Juan menatapnya dengan

prihatin. Aryo, itu semua

masih dugaan. Tapi jika

perkiraanku benar, setelah

nenekmu, kemungkinan besar

kamu adalah target berikutnya.

Ucapan itu membuat Aryo

terdiam. Wajahnya berubah

pucat, pikirannya kacau. Tapi,

ibu dari dulu selalu

menyayangiku. Dia

memperlakukanku seperti anak

kandungnya sendiri. Aku tidak

yakin dia tega

menyingkirkanku, katanya

dengan suara pelan, lebih

kepada dirinya sendiri.

Juan talk langsung

menjawab. Dia mengambil

laptopnya dan memutar video

lain. Dalam rekaman itu,

terlihat jelas Kartika masuk ke

sebuah vila bersama Pak Heri,

mertua Aryo.

…

Aryo melotot, matanya

nyaris tak berkedip. Apa lagi

ini, Juan?! serunya tak percaya.

Juan menatapnya tajam.

Anak buahku menemukan

informasi bahwa vila ini dibeli

oleh Pak Heri sepuluh tahun

lalu.Bu Kartika dan Pak Heri

sering terlihat datang bersama

ke tempat ini. Dari yang aku

lihat, hubungan mereka sudah

lama terjadi, bahkan sebelum

kamu menikah dengan Siska.

Aryo terduduk lemas,

pikirannya bercampur aduk

antara amarah, pengkhianatan,

dan ketidakpercayaan. Tidak

mungkin… Ini tidak

mungkin,’

bisiknya, suaranya hampir

Hilang

Juan meletakkan tangannya

di pundak Aryo. Aryo, aku tahu

ini sulit diterima. Tapi semakin

dalam kita menyelidiki,

semakin banyak hal yang

mencurigakan. Kamu harus

tetap waspada. Kalau mereka

benar-benar berniat buruk,

kamu tidak boleh lengah.

Masuk

Aryo hanya diam. Dunia

yang ia kenal seakan runtuh di

hadapannya. Setelah

menenangkan pikirannya, Aryo

menatap Juan dengan tegas

Simpan semua bukti ini, Juan.

Ini belum cukup untuk

mengungkap kejahatan mereka,

ucapnya sambil

mengembalikan flashdisk dan

laptop kepada Juan.

Juan mengerutkan dahi.

Lalu, apa rencanamu sekarang,

Aryo? tanyanya, penasaran

sekaligus khawatir.

…

Aryo menarik napas dalam,

matanya memancarkan tekad

yang kuat. Kalau target mereka

selanjutnya adalah aku, maka

biarkan rencana mereka

berhasil. Aku ingin tahu, apa

langkah mereka selanjutnya.

Juan langsung menatapnya

dengan serius, hampir tak

percaya dengan apa yang baru

saja ia dengar. Tapi, Aryo, itu

akan sangat berbahaya!

Bagaimana kalau nyawamnu

menjadi taruhannya? Juan

bertanya dengan nada tajam,

mencoba memperingatkan.

Aryo tersenyum tipis, tetapi

sorot matanya tetap penuh

keyakinan. Kalau itu terjadi,

maka kamu yang harus

melanjutkan. Ungkap semua

kejahatan mereka dan pastikan

mereka semua masuk ke penjara

. Suaranya penuh ketegasan.

Juan menatap Aryo dengan

cemas. Jangan gila Aryo, apa

kamu nggak mikirin bagaimana

nasib Kinan dan anakmu kelak?

Lindungi mereka, jawab

Aryo tanpa ragu. Apapun yang

terjadi, pastikan mereka tidak

terlibat dan tetap aman. Setelah

aku pergi, maka otomatis

seluruh hartaku akan jatuh ke

anak yang dikandung Kinan.

….

Juan hanya bisa terdiam. Ia

tahu sepupunya ini keras kepala

dan sering bertindak di luar

nalar. Tetapi, di sisi lain, ia juga

mengenal Aryo sebagai

seseorang yang tidak pernah

bertindak tanpa rencana. Juan

mengangguk perlahan,

meskipun hatinya masih berat

menerima keputusan itu.

Baiklah, Aryo, katanya

akhirnya. Tapi ingat, kalau

rencanamu ini mulai tidak

terkendali, aku tidak akan diam

saja.

Aryo tersenyum kecil, lalu

berdiri dari kursinya. Itu

sebabnya aku mempercayakan

semuanya padamu, Juan.

Pastikan mereka mendapatkan

balasannya.

Juan menatap Aryo yang

berjalan pergi, merasa bimbang

antara salut pada keberanian

Aryo dan kecemasan akan

konsekuensi yang mungkin

harus ia hadapi.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART64)
Next Post: JANGAN OM (PART62)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART13) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART52) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART32) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART 37) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART28) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART37) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme