Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART58)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART58)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART58

…

..

.

Diranjang kamarnya, Kinan

memluk Aryo ert. Tbuh

lelaki itu terasa hangat,

napsnya teratur, meskipun

terlihat lelah setelah aktivitas

panas yang baru saja mereka

lalui. Mata Aryo terpejam,

sementara Kinan memainkan

jemrinya di dda lelaki itu.

Mas… suara Kinan

terdengar lembut, hampir

seperti bisikan.

…

Hmm, ada apa? Tdurlah

Kinan, ini sudah malam, Aryo

menjawab singkat tanpa

membuka matanya.

Aku belum ngantuk,

lanjut Kinan sambil

mengeratkan pelkannya. Aku

boleh cerita nggak, Mas?

Bicaralah, jawab Aryo

dengan nada datar.

Kinan menarik napas

panjang sebelum akhirnya

berkata, Tadi siang, di kantin

kampus, aku berantem sama

salah satu mahasiswi. Aku… aku

jambak rambutnya. Suaranya

terdengar ragu, tapi ada amarah

yang tersirat di dalamnya. Dia

bilang anak yang aku kandung

itu anak haram.

Mata Aryo langsung terbuka

mendengar pengakuan itu. la

menatap Kinan dengan tatapan

tajam. Kenapa kamu

menjambaknya, Kinan?

tanyanya, nada suaranya penuh

tekanan.

Kinan menunduk, merasa

takut pada reaksi Aryo. Maaf,

Mas. Aku terlalu emosi waktu

itu. Aku terima kalau mereka

bilang aku pelakor atau wanita

murahan, tapi aku nggak

Terimalahkalau mereka bilang

anakku anak haram. Air

matanya mulai mengalir,

membuat tubuhnya bergetar

dalam pelukan Aryo.

…

Aryo mendsah panjang,

lalu tiba-tiba memluk Kinan

lebih erat. Harusnya kamu

nggak cuma jambak rambutnya,

Kinan. Kalau aku di posisi kamu,

mungkin aku sudah menampar

atau memukulnya.

Kinan terdiam, terkejut

mendengar ucapan Aryo. Mas

Aryo nggak marah sama aku

karena berantem? tanyanya

dengan nada bingung, matanya

masih dipenuhi air mata.

Aryo tersenyum kecil, kali

ini tatapannya jauh lebih

lembut. Aku nggak marah,

Kinan. Selama kamu benar, aku

nggak akan marah. Tapi kamu

harus tetap hati-hati. Aku takut

kalau kamu kenapa-napa karena

berantem.

Mendengar itu, Kinan

merasa lega. Ia menyandarkan

kepalanya kembali ke dada Aryo,

merasa lebih tenang. Meski

hatinya masih marah dengan

apa yang terjadi siang tadi,

pelukan Aryo membuatnya

merasa lebih baik.

Di ruang tamu yang luas dan

mewah, Juan duduk di kursi

berlapis kulit, menatap tajam ke

arah wanita yang duduk di

depannya. Wanita itu, Aruna,

terlihat cantik dengan rambut

hitam panjang yang tergerai.

Namun, senyum cerah di

wajahnya membuat Juan sedikit

terganggu. Wanita itu terlalu

bahagia akhirnya bisa bertemu

dengan Juan, laki-laki yang

diam-diam disukainya selama

ini.

…

Begitu Juan tiba di rumah

tadi,n ibunya langsung meminta

dia menemui Aruna, wanita

yang katanya akan dijodohkan

dengannya. Kini, mereka duduk

berhadapan, dalam suasana

yang canggung.

Jadi, kamu yang mau

dinikahkan denganku, bocah?

Juan bertanya dingin,

tatapannya seperti menusuk.

Aruna, yang tampaknya tak

terpengaruh, malah tersenyum

lebar. Iya, Mas, jawabnya ceria

sambil mengangguk.

Juan menghela napas, lalu

bersandar ke kursinya. Berapa

umurmu sekarang? Bukankah

seharusnya kamu baru masuk

kuliah tahun ini? Kenapa mau

disuruh menikah denganku?

Nada bicaranya lebih terdengar

seperti interogasi dibanding

pertanyaan biasa.

Aruna tidak langsung

menjawab. Ia tampak berpikir

sejenak, kemudian berkata

dengan nada santai, Runa

sekarang sudah 20 tahun, Mas.

Tapi iya, baru mulai kuliah

tahun ini. Tahun lalu sempat

cuti karena sakit.

Juan mengangkat alis,

sedikit tertarik. Di mana kamu

kuliah sekarang?

Aruna menyebutkan nama

kampus yang familiar. Juan

langsung mengenalinya

kampus milik Aryo, sepupunya.

la mengangguk pelan, tanpa

berkata apa-apa.

Jadi, Juan melanjutkan,

nada suaranya masih dingin,

apa alasanmu setuju dijodohkan

denganku?

…

Aruna terdiam sejenak.

Wajahnya menunjukkan bahwa

ia sedang berpikir keras. Tapi

beberapa detik kemudian, ia

tersenyum lagi dan menjawab

dengan polos, Karena Mas Juan

ganteng dan hot. Mirip aktor

Hollywood.

Jawaban itu membuat Juan

tertegun sejenak. Ia

memandang Aruna dengan

tatapan tak percaya. Ganteng

dan hot? ulangnya, seolah

memastikan ia tidak salah

dengar.

Aruna mnengangguk,

ekspresi wajahnya tetap polos.

Iya. Mas Juan itu kayak aktor

film-film Hollywood. Tinggi,

putih, dan ganteng. Makanya

Aruna suka.

Juan menghela napas,

memijat pelipisnya. la tahu

dirinya tampan–ibunya sering

memujinya sejak kecil. Ayahnya

yang berdarah Amerika dan

ibunya yang orang Jawa

memberi wajah tampan yang

banyak dikagumi orang. Namun,

mendengar pujian blak-blakan

seperti itu dari calon istri yang

bahkan tak menunjukkan rasa

malu sedikit pun benar-benar

membuatnya bingung.

Runa, ujar Juan akhirnya,

suaranya terdengar lebih pelan,

itu alasan terbodoh yang pernah

aku dengar untuk menikah.

Tapi itu jujur, Mas, balas

Aruna ringan. Ia masih

tersenyum, tak terpengaruh

oleh komentar Juan yang tajam.

Juan hanya bisa menghela

napas panjang. la tahu

hubungan ini mungkin tak akan

mudah, tapi ia tak bisa

mengabaikan bahwa ada sesuatu

tentang Arunaentah

senyumnya, polosnya, atau

keberaniannya yang

membuatnya menarik dari dulu.

Juan menghela napas

panjang sambil menatap Aruna

yang masih tersenyum di

depannya. Oke… kita nggak

usah bahas soal perjodohan

dulu, ya. Aku nggak mau

buru-buru nikah, dan kamu juga

masih sangat muda sekali. Kita

jalani pendekatan dulu, Nada

suaranya sedikit lebih lembut

dibanding sebelumnya.

Aruna mengangguk cepat,

tapi matanya tetap berbinar,

menatap Juan penuh antusias.

Ok, Mas, jawabnya.

Oh, ya, Juan melanjutkan,

kini menatap Aruna dengan

lebih serius. Kamu bilang kamu

kuliah di universitas X. Kamu

kenal Kinan?

Ekspresi Aruna berubah, ia

mengangguk lalu menggeleng

cepat. Hal itu membuat Juan

bingung. Apa mnaksudmu?

tanyanya.

…

Aku tahu Kinan, Mas. Tapi

aku nggak kenal dia secara

pribadi, jawab Aruna. Kami

satu angkatan, bahkan satu

kelas. Tapi Kinan itu orangnya

tertutup. Jadi aku nggak dekat

dengannya.

Juan mengangguk perlahan,

mencerna penjelasan Aruna.

Namun, sebelum ia sempat

berbicara lagi, Aruna

melanjutkan, Tapi beberapa

hari belakangan, nama Kinan

bikin gempar di seluruh kampus.

Ternyata dia itu istri muda dari

Pak Aryo, dosen yang terkenal

killer dikampus! Ya, walaupun

gantengnya mirip Mas Juan,

tapi dia itu galak kayak monster

99

Juan terdiam sejenak, lalu

tertawa mendengar deskripsi

Aruna. Monster galak itu

adalah sepupuku, Runa. Jadi

kalau kita jadi menikah, dia juga

bakal jadi sepupumu.

99

Aruna terkejut, matanya

membesar. Sepupu? Jadi pak

Aryo sepupu mas Juan? Kok

Runa nggak pernah lihat Pak

Aryo main ke sini dari dulu?

tanya Aruna, penasaran. Tapi

ya, kalau diperhatikan sih

emang agak mirip, Mas Juan

sama Pak Aryo.

…

Juan tersenyum kecil. Mas

Aryo ikut keluarga dari

bapaknya. Ibunya Mas Aryo,

yaitu tanteku, meninggal waktu

dia masih bayi. Om Bambang,

ayahnya Mas Aryo, udah

menikah lagi. Jadi, Mas Aryo

jarang banget datang ke sini.

Oh, pantes, gumam

Aruna, sambil mengangguk

kecil.

Juan mencondongkan

tubuhnya sedikit ke depan,

tatapannya kini lebih serius.

Aku bisa minta bantuan kamu,

Runa? Apa kamu bisa dipercaya

?

Aruna langsung

mengangguk. Bantuan apa,

Mas? tanyanya penasaran.

Bantu aku ngavwasin Kinan

di kampus, jawab Juan dengan

nada penuh keyakinan.

Sepertinya dia sedang diincar

oleh seseorang. Kamu kan jago

karate, tapi aku mau kamu

jangan terlalu mencolok. Aku

sedang menyelidiki gosip yang

menyebar di kampus dan

mencari pelakunya.

Aruna menatap Juan,

matanya berbinar karena

merasa dipercaya. Ia langsung

mengangguk. Baiklah, Runa

bakal bantu Mas Juan.

Tapi… Aruna tersenyum

nakal. Runa mau bantu kalau

Mas Juan setuju dengan

perjodohan ini.

Juan mendengus pelan,

jelas ia tidak terkejut dengan

permintaan itu. la

menyandarkan punggung ke

kursi sambil berkata dengan

nada menyindir, Emang aku

bisa nolak kemauan Kanjeng

Ratu Diah Ayu Rahmawati?

Dari ujung matanya, Juan

melirik ke arah pintu. Ila tahu

betul ibunya sedang menguping

pembicaraan mereka dari balik

tembok.

….

Pagi itu, saat Aryo tiba di

kampus, ponselnya bergetar.

Sebuah pesan masuk dari Juan.

Aryo segera menekan tombol

panggil, menghubungi

sepupunya. Suara Juan

terdengar santai, tapi tetap

serius di seberang sana.

Halo, Juan. Bagaimana?

Apa kamu sudah mendapatkan

petunjuk siapa penyebar gosip

itu? tanya Aryo langsung ke

inti pembicaraan.

Sudah, Mas, jawab Juan.

Sepertinya pelaku penyebar

gosip itu adalah salah satu

mahasiswa di kampusmu. Aku

menemukan bahwa dia

mengirim dan menyebarkan

berita itu melalui komputer di

kampus. Artinya, dia punya

akses langsung ke fasilitas di

sana.

Aryo mengernyit. Lalu,

apa kamu sudah tahu siapa

orangnya?

Sudah, jawab Juan lagi.

Aku sudah melacak email

pengirim yang menyebarkan

gosip itu. Tapi menurutku, ini

bukan saatnya langsung

menangkapnya. Aku yakin

kalau dia tidak bekerja

sendirian. Orang ini terlihat

pintar dan cukup berpengaruh

di kampus, jadi aku ragu apa

motif orang ini menyebarkan

gosip tersebut. Tidak mungkin

seorang ketua BEM, nekat

menyebarkan gosip murahan

hanya punya masalah pribadi

denganmu atau istri mudamu,

Kinan,

…

Aryo terdiam sejenak,

mempertimbangkan kata-kata

Juan.Jadi ini ulah ketua BEM?

Bagaimana kamu yakin kalau

dia bekerjasama dengan orang

lain?

Melihat cara dia

menyebarkan gosip ini, rasanya

terlalu terorganisir untuk hanya

sekadar serangan emosional.

Aku menduga ada rencana lebih

besar di balik ini, mungkin

sesuatu yang melibatkan

kehancuran nama baikmu dan

Kinan sebagai awal dari skema

yang lebih besar. Dan dia juga

dibantu seorang ahli IT untuk

menutupi identitasnya,

menurutku ini terlalu janggal

kalau seorang mahasiswa

menyewa ahli IT untuk

melindungi aksi kejahatannya.

Kenapa dia tidak langsung

menyuruh alhi IT itu yang

membobol sistem dikampusmu

dan menyebarkan gosip itu.

Kenapa harus dia sendiri yang

melakukannya, pasti dia juga

korban kambing hitam dari

dalang dibalik rencana ini.

Aryo mengangguk kecil,

meskipun Juan tak bisa

melihatnya. Sejak awal aku

juga mencurigaihal yang sama.

Gosip ini mulai beredar setelah

aku berniat menceraikan Siska.

Aku sempat menduga dia

terlibat, tapi aku belum punya

bukti.

Kalau begitu, aku bisa

membantu mencari bukti dan

mengungkap siapa pelaku

sebenarnya, kata Juan. Tapi,

saranku lebih baik sekarang mas

Aryo ikuti permainan mereka.

Aku yakin, mereka punya

rencana lebih besar di balik

gosip ini. Ini bukan sekadar

upaya untuk merusak nama

baikmu,

…

Aryo menghela napas

panjang. Kekhawatiran tentang

Kinan menghantui pikirannya.

Aku mengerti, tapi bagaimana

dengan Kinan? Bukankah ini

akan semakin

membahayakannya kalau aku

membiarkan mereka

melanjutkan rencana mereka?

Kinan juga sekarang sedang

hamil.

Juan tertawa kecil,

mencoba menenangkan Aryo.

Tenang, Mas. Aku sudah

menyuruh wanita yang akan

dijodohkan denganku, untuk

mengawasi Kinan di kampus.

Dia juga mahasiswi di sana, dan

kebetulan dia ahli bela diri. Aku

yakin dia bisa menjaga Kinan

dengan baik tanpa menarik

perhatian.

Aryo menghela napas lagi,

kali ini sedikit lebih lega.

66

Baiklah, kalau begitu. Untuk

sementara, kita ikuti permainan

mereka. Aku juga penasaran

sampai sejauh mana mereka

akan bertindak dan apa tujuan

sebenarnya di balik semua ini.

Aku juga akan menempatkan

pengawal disisi Kinan dikampus

mulai sekarang.

Juan tersenyum puas. Itu

langkah yang tepat, Mas.

Jangan khawatir, aku akan tetap

memantau dari sisi luar, dan

Runa akan memnastikan Kinan

aman,

Percakapan pun berakhir,

tapi pikiran Aryo nmasih berat. la

tahu gosip ini bukanlah akhir

dari segalanya, melainkan

permulaan dari sebuah

konspirasi yang lebih besar.

Namun, ia tidak akan tinggal

diam. Jika musuhnya ingin

bermain, Aryo akan

memastikan ia yang akan

memenangkan permainan ini.

Di ruang kelas yang

dipenuhi dengan suara

bisik-bisik dan tatapan tajam,

Kinan berjalan masuk dengan

langkah tenang. Ia tahu, gosip

yang beredar masih menjadi

bahan pembicaraan, tapi ia

memilih untuk tetap tenang dan

tidak peduli. Dengan kepala

tegak, ia langsung menuju

tempat duduknya yang biasa.

Tiba-tiba, seorang gadis

ceria dengan senyyuman lebar

menghampirinya. Hai,

sapanya dengan nada ramah. Itu

adalah Runa, salah satu

mahasiswi di kelas yang selama

ini tidak terlalu akrab

dengannya.

….

Kinan tersenyum kecil.

Hai, jawabnya singkat.

Aku boleh duduk di sini?

tanya Runa sambil menunjuk

kursi kosong di sebelah Kinan.

Silakan, jawab Kinan,

tetap dengan nada ramah.

Runa langsung duduk di

kursi tersebut dan mengulurkan

tangannya. Kenalin, aku Runa

, katanya penuh semangat.

Kinan menjabat tangan

Runa. Aku Kinan, balasnya

singkat.

Kita udah beberapa bulan

satu kelas, tapi kita nggak saling

kenal ya? tanya Runa sambil

tersenyum kecil. Ada sedikit

tawa dalam nada suaranya.

Kinan mengangguk pelan.

Iya, mungkin karena kita jarang

ngobrol, jawabnya.

Runa terkekeh. Sepertinya

begitu, baiklah mulai sekarang

kita harus sering ngobrol biar

akrab? Aku mau jadi temanmu,

ucapnya penuh keyakinan.

Kinan terdiam sejenak.

Tatapannya tertuju pada wajah

Runa yang tampak tulus dan

ceria. Akhirnya, ia mengangguk.

Oke, katanya singkat.

Ada sesuatu dari Runa yang

membuat Kinan merasa

nyaman. Selama beberapa hari

terakhir, saat gosip buruk

tentangnya beredar, Kinan

menyadari bahwa Runa tidak

pernah terlihat ikut bergosip

atau membicarakannya. Gadis

itu selalu terlihat ceria dan

ramah, sementara Kinan sendiri

terlalu tertutup selama ini,

sehingga mereka tidak pernah

benar-benar mengenal satu

sama lain.

….

Saat jam kuliah usai, Kinan

membereskan

barang-barangnya dan bersiap

menuju kantin seperti biasa.

Namun, sebelum ia melangkah,

Runa kembali bertanya, Kamu

mau ke mana?

Aku mau ke kantin.

Biasanya aku ketemu

teman-temanku di sana, jawab

Kinan.

Oh, boleh aku ikut?

Kebetulan aku juga lapar, kata

Runa dengan nada ceria.

Kinan mengangguk. Boleh,

kalau kamu mau. Kita bisa ke

sana bareng.

99

Runa tersenyum lebar.

Terima kasih, Kinan, ucapnya

tulus.

Mereka berdua berjalan

keluar kelas, menuju kantin.

Sepanjang perjalanan, mereka

berbincang ringan, kadang

tertawa kecil mendengar

lelucon sederhana. Meski baru

saja memulai percakapan, Kinan

mulai merasa bahwa mungkin

kehadiran Runa bisa membuat

harinya yang penuh tekanan

menjadi sedikit lebih ringan.

Tanpa mereka sadari, dari tadi

ada seseorang yang mengawasi

gerak gerik mereka disudut

ruangan.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART59)
Next Post: JANGAN OM (PART57)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART15) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART33) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART16) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART80) Kisah Menarik
TETANGGA MENGGODA (PART25) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART33) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme