JANGAN OM (PART57)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART57
…
..
.
Bagaimana? Apa kamu
sudah menjalankan rencanaku
? Siska bertanya kepada Niko
melalui telepon, suaranya
terdengar tenang namun penuh
rasa ingin tahu.
Sudah, Siska, jawab Niko
dengan nada hati-hati. Aku
sudah melaksanakan semua
yang kamu minta. Sekarang,
seluruh mahasiswa dan
mahasiswi membicarakan gosip
tentang hubungan Pak Aryo dan
Kinan. Bahkan, banyak yang
terang-terangan menyindir
Kinan, memanggilnya pelakor.
Tadi siang, sempat terjadi
keributan di kantin antara
Kinan dan teman-temannya
dengan beberapa mahasiswi.
Mereka menyebut anak yang
dikandung Kinan sebagai anak
haram.
…
Mendengar laporan itu,
Siska tersenyum puas. Kerja
bagus, Niko, katanya. Terus
sebarkan fitnah itu. Aku ingin
Kinan hancur.
Namun, suara Niko
terdengar ragu. Tapi, Siska,
sepertinya Pak Aryo sekarang
sedang berusaha mencari tahu
siapa yang menyebarkan gosip
itu. Dia mencoba melacaknya.
Aku takut kalau sampai
ketahuan, aku bisa di-DO dari
kampus ini.
Siska malah tertawa kecil,
santai seolah semuanya sudah
ada dalam kendalinya. Tenang
saja. Identitasmu aman. Aku
sudah meminta temanku,
seorang ahli IT, untuk
menyamarkan semuanya. Aryo
memang pintar, tapi dia tidak
begitu handal dalam urusan IT.
Kurasa dia tidak akan pernah
bisa menemukan siapa yang
menyebarkan gosip itu.
Niko terdengar menghela
napas lega. Baiklah, Siska. Aku
pegang ucapanmu. Tapi ingat,
kalau sampai ketahuan, kamu
harus tanggung jawab. Jangan
sampai aku dikeluarkan dari
kampus.
Tenang saja, balas Siska
dengan nada dingin namun
menenangkan. Aku akan
membantumu. Kamu tidak
perlu khawatir.
….
Percakapan berakhir,
meninggalkan Siska dengan
senyum licik di wajahnya,
sementara Niko hanya bisa
berharap agar semua berjalan
sesuai rencana tanpa bencana.
Sementara itu, Aryo sedang
bertemu dengan seseorang di
sebuah restoran. la menatap
pria muda yang duduk di
depannya dengan tatapan
campuran antara rindu dan
kesal. Kapan kamu pulang ke
Indonesia, Juan? Kenapa nggak
memberi kabar? tanyanya
dengan nada sedikit tajam.
Juan tersenyum tipis. Aku
ingin memberi kejutan, tapi
sepertinya gagal, jawabnya
ringan.
Aryo berdecih sambil
menyandarkan tubuhnya di
kursi. Jangan banyak alasan.
Aku tahu kamu kemana saja
selama beberapa hari ini.
Juan tertawa lepas
mendengar ucapan Aryo.
Kamu memang seorang
penguntit yang handal, Aryo.
Aku tahu kamu terlalu
menyayangiku, tapi aku nggak
nyangka sampai segitunya
memantau keberadaanku,
balas Juan dengan nada
bercanda. Aku seminggu ini
cuma ingin menikmati hidup,
keliling Indonesia dulu sebelum
kembali menjalani rutinitas
yang membosankan di sini.
Aryo mendesah, matanya
tetap fokus pada Juan. Oh ya?
Aryo menyipitkan mata. Jadi
itu alasanmu?
Juan tersenyum lebih lebih
lebar.Tentu saja, apalagi? Aku
terbiasa hidup bebas di London,
dan sekarang aku harus pulang
karena permintaan konyol
ibuku. Apa kamu fikir aku tidak
tertekan?
Mereka terdiam sejenak,
hanya terdengar suara denting
sendok dari meja lain. Juan
akhirnya bertanya dengan
serius. Jadi, ada apa sampai
kamu mencariku dan buru-buru
menyuruhku ke sini?
Masuk
Aryo menyeruput kopi di
depannya perlahan, seakan
mengulur waktu sebelum
akhirnya menjawab. Aku
butuh bantuanmu, Juan.
Banyak masalah yang sedang
aku hadapi, katanya, suaranya
lebih berat dari biasanya.
Juan menatap Aryo dengan
ekspresi serius. Katakan, apa
masalahmu? Aku akan bantu
sebisa.
…..
Setelah Aryo menceritakan
semua masalah yang sedang
dihadapinya, Juan mengangguk
dengan ekspresi serius.
Baiklah, aku akan bantu. Tapi
ini kasus yang agak rumit,
terutama karena menyangkut
masalah keluarga, katanya
sambil menghela napas.
Makanya, dari dulu aku nggak
mau nikah. Drama seperti ini
selalu bikin aku malas.
Aryo tersenyum tipis, meski
lelah terlihat jelas di wajahnya.
Juan melanjutkan,
66
Menurut cerita yang kamu
sampaikan, ada kemungkinan
berhubungan dengan istri
pertamamu. Apalagi kalau soal
gosip miring yang beredar di
kampus.
Aryo mengangguk, tampak
setuju. Aku juga merasa begitu.
Tapi aku nggak bisa menuduh
tanpa bukti. Yang aku yakini,
ada orang di dalam kampus yang
membantunya. Tidak mungkin
Siska punya akses langsung ke
dalam kampus tanpa bantuan.
Juan menatap Aryo
lekat-lekat sebelum akhirnya
menjawab, Baiklah. Aku akan
99
mencari tahu siapa yang terlibat
Juan adalah seorang ahli
dibidang IT di London. Dia
adalah sepupu Aryo dari pihak
ibu, yang selama ini memilih
tinggal di London. Setelah
menyelesaikan kuliahnya di
sana, Juan merasa nyaman
menetap di Inggris dan enggan
kembali ke Indonesia.
Namun, kepulangannya kali
ini bukan tanpa alasan. Orang
tuanya terus memaksanya
untuk pulang, karena mereka
ingin menjodohkan Juan
dengan wanita pilihan ibunya.
Setelah berbagai ancaman,
termasuk dikeluarkan dari
daftar ahli waris keluarga dan
dicoret dari daftar KK, Juan
akhirnya luluh dan setuju
kembali ke Indonesia, meski
hatinya masih enggan.
….
Aku akan segera mengatasi
masalah ini. Aku yakin, bisa
dengan mudah menemukan
tersangkanya, gumam Juan
sambil menatap serius ke arah
Aryo, menyadari bahwa
masalah sepupunya kali ini jauh
lebih besar dari sekadar gosip
biasa, ini adalah konspirasi
untuk menjatuhkan Aryo.
Setelah puas berbincang
dengan Juan, sepupunya yang
sudah lama tidak ia temui, Aryo
akhirnya pamit. Aku pulang
dulu. Istri mudaku sudah
menanyakan keberadaanku,
ucap Aryo sambil tersenyum
tipis.
Juan tertawa kecil, nada
suaranya penuh sindiran.
Sepertinya kamu benar-benar
mencintai istri mudamu.
66
Aryo tersenyum samar, lalu
menjawab, Entahlah. Aku
merasa nyaman dan bahagia
berada di dekatnya. Itu adalah
sesuatu yang selama ini tidak
pernah aku rasakan bersama
Siska, ucapnya jujur.
Wajahnya mendadak serius,
menatap Juan lekat-lekat.
Makanya, saranku, pikirkan
baik-baik kalau kamu mau
menerima perjodohan itu.
Jangan sampai kamu
mengalami nasib seperti aku.
Juan mengangguk pelan,
tapi tidak berkata apa-apa.
Hanya ada keheningan singkat
di antara mereka.
…
Setelah ini, pulanglah ke
rumah. Tante Arini sudah
meneleponku berkali-kali,
memintaku memaksa kamu
pulang, tambah Aryo sambil
berdiri dari tempat duduknya.
Juan pun tersenyum tipis
dan mengangguk. Sampaikan
salamku untuk Tante Arini dan
Om Sigit, lanjut Aryo.
Aryo lalu berjalan keluar
dari restoran menuju mobilnya.
Tanpa membuang waktu, ia
segera melajukan kendaraannya
menuju vila ttempat Kinan
tinggal, pikiran Aryo masih
dipenuhi oleh masalah yang
sedang dihadapinya. Dia harus
segera mencari pelampiasan
untuk melupakan sejenak
masalah dalam hidupny
Sesampainya di vila, Aryo
mendapati ruang tengah dalam
keadaan remang-remang.
Lampu utama dimatikan, hanya
cahaya dari televisi yang
menerangi ruangan. Di sana,
Kinan terlihat duduk di sofa
ditemani Mbok Sumi, sedang
asyik menonton film horor.
Kinan tampak menutup
sebagian wajahnya dengan
bantal, matanya sesekali
mengintip layar.
Aryo tersenyum kecil
melihat kelakuan istrinya yang
sepertinya terlalu fokus pada
film hingga tidak menyadari
kedatangannya. Tanpa suara,
Aryo berjalan mendekat, lalu
menepuk pundak Kinan sambil
memanggil, Kinan.
99
Akhhhh! Hantu! teriak
Kinan panik. Seketika dia
menutup wajahnya dengan
bantal yang dipeluknya erat.
Teriakan Kinan membuat
Mbok Sumi yang duduk di
sebelahnya ikut kaget dan
berteriak kecil. Astaga, Gusti!
Kinan, yang masih diliputi
rasa takut, berteriak lagi, Pergi!
Jangan ganggu aku! Aku nggak
akan nonton film horor lagi!
…
Aku janji, tapi jangan
menghantuiku! katanya,
suaranya bergetar sambil tetap
menutupi wajah dengan bantal.
Aryo hanya menghela napas
berat melihat tingkah Kinan.
Astaga, gumamnya, berjalan
menuju saklar lampu. Dengan
satu gerakan, ruangan itu
kembali terang.
Mbok Sumi menoleh, dan
ketika melihat Aryo, ia langsung
menepuk lengan Kinan. Kinan,
itu bukan hantu. Tapi tuan Aryo
Mendengar itu, Kinan
perlahan membuka bantal yang
menutupi wajahnya. Matanya
melebar saat mendapati Aryo
berdiri di depannya,
menatapnya tajam dengan
ekspresi datar.
Mas Aryo? Kapan datang?
tanya Kinan, mencoba
tersenyum canggung.
Dari 10 menit yang lalu,
jawab Aryo datar. Tepat saat
kamu meneriaki aku ‘hantu.
Kinan tertawa kecil,
berusaha mencairkan suasana.
la segera mendekati Aryo sambil
tersenyum lebar. Mas Aryo
darimana aja? Kok baru pulang
jam segini? Pasti capek, ya? Yuk,
ke kamar. Kinan akan siapin air
panas buat berendam, biar
rileks, katanya dengan nada
manis, mencoba meredakan
9 99
kemarahan Aryo.
….
Aryo hanya menggelengkan
kepala, menatap Kinan yang
terus saja tersenyum. Ia sudah
berulang kali melarang Kinan
menonton film horor, apalagi
sekarang Kinan sedang hanmil.
Kinan, aku sudah bilang jangan
nonton film horor. Kamu itu
penakut. Aku nggak mau
anakku jadi penakut kayak
kamu nantinya, ucap Aryo
serius, meski nadanya terdengar
sedikit jengkel.
Kinan, dengan wajah
polosnya, hanya mengangguk
kecil. Iya, Mas. Kinan janji
nggak nonton lagi. Ini yang
terakhir, sumpah, katanya
sambil meraih tangan Aryo
dengan ekspresi bersalah.
Aryo mendengus, lalu
berjalan menuju tangga.
Sudahlah. Ayo ke kamar. Lain
kali jangan sampai aku lihat
kamu begini lagi, katanya tegas,
meski ada nada lembut yang
terselip.
Iya, Mas, jawab Kinan
sambil mengikutinya, senyum
kecil kembali menghiasi
wajahnya. Meski dimarahi, ia
tahu Aryo tidak benar-benar
marah-itu caranya
menunjukkan perhatian
Sesampainya di kamar,
Kinan segera menyiapkan air
hangat di bathtub,
menambahkan sabun cair
beraroma lavender untuk
menciptakan suasana rileks.
Tak lupa, ia juga menyalakan
pewangi ruangan dengan aroma
lavender, membuat kamar
mandi dipenuhi wangi yang
menenangkan.
….
Airnya sudah siap, Mas.
Mas Aryo mau berendam
sekarang? tanya Kinan sambil
berbalik ke arah Aryo.
Aryo, yang sudah melepas
bajunya dan hanya mengenakan
handuk, mendelkati Kinan tanpa
berkata apa-apa. Sebelum Kinan
sempat bereaksi, Aryo tiba-tiba
mengangkat tubuhnya,
membuat Kinan memekik kecil.
Mas Aryo! Mau ngapain?
Kinan udah mandi, lho!
serunya, berusaha protes
namun terdengar lebih seperti
candaan.
Aryo tersenyum tipis, lalu
menurunkan tubuh Kinan di
dekat bathtub. Dengan lembut,
ia membantu Kinan membuka
bajunya. Temani aku
berendam, Kinan. Tolong pijat
punggungku, ya. Aku capek
banget, ucap Aryo dengan nada
manja, sesuatu yang jarang ia
lakukan pada siapapun, kecuali
Kinan.
Kinan memandang
suaminya dengan senyum kecil,
menyadari betapa lelahnya Aryo
beberapa hari terakhir. Baik,
Mas. Tapi cuma pijat biasa aja ya
nggak ada plus-plus nya,
jawabnya sambil tertawa kecil,
mencoba mencairkan suasana.
Namun hanya tertawa kecil
mendengar celetukan Kinan.
Bagi Aryo, Kinan adalah
satu-satunya tempat ia bisa
merasa tenang dan melupakan
sejenak segala masalah yang
membebaninya. Di tengah
tekanan pekerjaan dan konflik
yang tak kunjung usai, Kinan
adalah pelipur lara yang
membuatnya merasa hidup
kembali.
…
Aryo membantu Kinan
masuk ke dalam bathtub dengan
hati-hati, memastikan ia merasa
nyaman. Setelah itu, Aryo
duduk di depan Kinan,
menegakkan tubuhnya, dan
memejamkan mata. Kinan
mulai memijat pundaknya
dengan lembut, membuat Aryo
perlahan merasa rileks.
Mas Aryo belakangan ini
banyak kerjaan, ya? tanya
Kinan dengan nada lembut.
Aryo hanya mengangguk
pelan, masih menikmati
sentuhan Kinan yang
menenangkan.
Sepertinya Mas Aryo harus
piknik deh, biar nggak stres
kerja. Takutnya nanti Mas Aryo
terlalu stres, terus jadi stroke
dan meninggal. Kan kasihan
Kinan harus nerima warisan
Mas Aryo dan jadi janda kaya
raya, lanjut Kinan dengan nada
bercanda. Kalau udah gitu,
nanti banyak brondong yang
naksir Kinan. Repot, kan?
sambungnya sambil memasang
wajah pura-pura sedih.
Aryo membuka nmatanya
perlahan, menatap Kinan tajam.
Jangan harap kamu bisa hidup
tenang dengan laki-laki lain,
Kinan, ucapnya dengan nada
serius. Aku akan
menghantuimu dan laki-laki itu
99
Mendengar ancaman yang
disampaikan dengan serius,
Kinan tidak bisa menahan
tawanya. Ia terbahak-bahak,
merasa berhasil memancing
emosi Aryo.
Aryo, yang gemas melihat
tingkah istrinya, segera
mendekat. Ia menarik tubuh
Kinan dengan lembut,
mendekatkan wajah mereka,
lalu tanpa berkata apa-apa lagi,
ia meraih tengkuk Kinan dan
mencium istrinya dengan penuh
kasih.
…
Kinan, yang awalnya
terkejut, membalas ciuman
Aryo sambil tertawa kecil di
sela-sela kehangatan itu. Di
tengah tekanan dan konflik
yang sedang dihadapi Aryo,
momen sederhana seperti ini
adalah pengingat bahwa ia
masih memiliki seseorang yang
dicintainya tanpa syarat.
Setelah mengguyur tubuh
mereka berdua di bawah aliran
shower yang hangat, Aryo
memeluk Kinan dengan lembut,
memastikan setiap gerakan tak
menyakiti istrinya. la
mengambil handuk,
mengeringkan tubuh mereka
perlahan, lalu menggendong
Kinan ke ranjang. Gerakannya
hati-hati, penuh perhatian, ia
memperlakukan Kinan
selembut mungkin takut
menyakiti anak didalam
perutnya.
la menatap wajah Kinan
lekat sebelum bertanya. Apa
nggak apa-apa Kinan, kalau aku
melalukannya sekarang?
tanyanya lembut, suaranya
serak tapi penuh perhatian.
Kinan menatap Aryo dan
mengangguk perlahan. Aku
rasa akan baik-baik saja, Mas,
jawabnya dengan suara pelan,
hampir seperti bisikan. Sorot
matanya berbicara lebih dari
sekadar kata-kata,
menggambarkan rasa nyaman
dan gairah yang ia rasakan
dalam dekapan Aryo.
Aryo mengusap rambut
Kinan yang basah,
menyingkirkannya dari
wajahnya. Lalu ia membuka
handuk yang membalut tubuh
mereka, menyisakan hanya
kehangatan di antara mereka.
Dengan hati-hati, ia mulai
menelusuri tubuh Kinan dengan
ciuman pelan diperut Kinan
yang mulai membuncit.
NoteL..i .k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts