Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART5)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART5)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART5

…CERITADEWASA…

.

.

Pagi itu, Aryo menggandeng

tangan Kinan dengan lembut,

membawanya menuju rumah

Pak Kyai kenalan asisten Aryo.

Meski hatinya dipenuhi debar,

ia merasa tenang berada di sisi

Aryo. Mereka memasuki rumah

sederhana Pak Kyai, yang segera

menyambut mereka dengan

senyum hangat.

…

Assalammualaikum pak,

saya Aryo temannya David. Saya

yang hari ini ingin dinikahkan

oleh Bapak.Ucap Aryo saat

memasuki rumah Kyai yang

bernama pak Dahlan tersebut.

Pah Pak Dahlan lalu

menjawab Ucapan salam Aryo,

Waalaikumsalam Mas Aryo,

Mari masuk. Silakan kamni sudah

menunggu kedatangan Mas

Aryo dari tadi. Oh ya!! Ini calon

istrinya ya Mas?Tanya Pak

Dahlan ramah.

Aryo pun mengiyakan

ucapan Pak Kyai tersebut.

Mereka lalu langsung diarahkan

untuk ke ruang tengah, di sana

sudah ada dua orang tetangga

pak Dahlan, yang siap jadi saksi.

Karena Kinan seorang anak

tunggal dan bapaknya sudah

meninggal, serta tidak

mengetahui di mana

keberadaan keluarga bapaknya,

jadi wali nikah diwakili oleh Pak

Kyai tersebut.

…

Proses ijab qobul

berlangsung khidmat dan penuh

haru. Saat Aryo mengucapkan

janji suci itu, Kinan merasakan

perasaan campur aduk antara

bahagia dan sedih. Tak lama

setelah prosesi selesai, Aryo

langsung mengajalknya pulang

ke apartemennya.

Setibanya di apartemen,

Aryo mengeluarkan sebuah

kartu ATM dan ponsel, lalu

menyodorkannya kepada Kinan.

…

Ini untuk kamu, ucap

Aryo dengan suara lembut,

Kalau kamu ingin belanja

apapun, kamu bisa pakai kartu

ini. Ponsel ini juga untuk kamu

pakai, supaya kita lebih mudah

berkomunikasi.

Kinan tertegun menerima

pemberian itu, matanya

berkaca-kaca. Terima kasih,

Tuan Aryo, bisiknya penuh

rasa syukur. la tahu, kehidupan

barunya bersama Aryo baru saja

dimulai, dan ia bertekad untuk

menjalaninya dengan penuh

keikhlasan.

Jangan panggil aku tuan,

panggil aku Mas. Kita sudah

menikah Kinan, aku suamimu

bukan majikanmu. Seru Aryo

lembut.

…

Sudah tiga hari berlalu sejak

pernikahannya dengan Aryo,

dan selama itu pula Aryo tak

pernah lagi datang ke

apartemen, bahkan tidak

menghubunginya. Kinan mulai

merasakan kesepian, merasa

asing di apartemen mewah itu.

la mulai jenuh, ingin keluar

sejenak untuk mengusir rasa

bosan. Tapi di sisi lain, ia

merasa takut dan ragu untuk

meminta izin dari Aryo.

Pagi itu, Kinan duduk

termenung di ruang tamu,

sesekali melirik ponsel yang tak

kunjung memberi kabar dari

Aryo. Mbok Sumi, pembantu

setia di apartemen itu, melihat

wajah gelisah Kinan dan

mendekat dengan tatapan

lembut.

…

Kenapa, Non? Ada

masalah, kok kelihatannya

gelisah begitu? tanya Mbok

Sumi dengan nada penuh

perhatian.

Kinan menoleh, sejenak

terdiam sebelum menjawab,

Sudah tiga hari Mas Aryo nggak

ada kabar, Mbok. Aku bosan di

apartemen terus. Rasanya ingin

jalan-jalan sebentar, tapi aku

nggak berani minta izin.

Mbok Sumi tersenyum

penuh pengertian, mencoba

menenangkan Kinan. Coba saja

kirim pesan, Non. Siapa tahu

Tuan Aryo mengizinkan.

Lagipula, hanya jalan-jalan

sebentar, kan?

Kinan terdiam, menimbang

saran dari Mbolk Sumi.

Akhirnya, ia mengangguk,

meski masih ragu. Dengan

tangan sedikit gemetar, Kinan

mulai mengetik pesan kepada

Aryo, meminta izin untuk

keluar sejenak dari apartemen.

….

Setelah mengirim pesan, ia

menatap layar ponsel dengan

harap-harap cemas, menunggu

balasan yang mungkin akan

membebaskannya dari rasa

jenuh yang sudah lama

menumpuk.

Tak lanma setelah pesan

terkirim, ponsel Kinan bergetar.

Pesan dari Aryo masuk,

membuat jantungnya sedikit

berdebar. Dengan cepat, Kinan

membulka pesannya

…

Pergilah, hati-hati. Aku

masih di luar negeri, mungkin

lusa baru pulang.

Rasa lega dan senyum kecil

muncul di wajahnya. Akhirnya

ada kabar juga, pikirnya. Segera

ia mengetik balasan, Terima

kasih, Mas Aryo, sebelum

bergegas bersiap-siap untuk

keluar.

Kinan segera menata

penampilannya, memilih

pakaian sederhana namun rapi.

Meski berasal dari desa, ia

punya cukup keberanian untuk

beradaptasi dengan suasana

kota besar. Selain itu, ia cukup

paham cara menggunakan

ponsel dan aplikasi yang

memudahkan aktivitasnya di

kota.

…

Setelah siap, Kinan turun

dan memanggil taksi menuju

mall terdekat. Duduk di dalam

taksi, ia memandangi

pemandangan kota yang ramai.

Ada rasa antusias di dalam

hatinya, karena ini adalah kali

pertama ia berjalan-jalan sendiri

di kota besar. Tentu saja ia

merasa sedikit gugup, namun

rasa penasaran pada dirinya

lebih besar.

Kinan berjalan santai

mengelilingi mall, menikmati

suasana baru yang penuh warna

dan ramai. Meski banyak barang

menarik yang terpajang di

etalase, ia hanya melihat-lihat

tanpa niat untuk membeli. Bagi

Kinan, harga barang-barang di

mall terasa mahal, dan ia tak

ingin menghamburkan uang

hanya untuk sesuatu yang tidak

perlu.

…

Setelah cukup lama

berkeliling, ia memutuskan

mampir ke food court. la

membeli cemilan dan minuman

ringan, lalu mencari tempat

duduk yang nyaman. Sambil

menikmati cemilannya, Kinan

memperhatikan orang-orang

yang berlalu-lalang. Ada

sekelompok teman yang tertawa

bersama, ada keluarga dengan

anak-anak kecil, dan juga

pasangan yang berjalan sambil

bergandengan tangan. Semua

tampak asyik dengan aktivitas

masing-masing, membuat

Kinan merasa seperti bagian

dari keramaian kota.

Di tengah lamunannya,

suara familiar terdengar

memanggil namanya. Kinan

menoleh, dan betapa

terkejutnya ia saat melihat dua

wajah yang sangat dikenalnya.

….

Kinan? Ini kamnu, kan?

ujar salah satu dari mereka

dengan senyum lebar.

Di depannya berdiri Fuji

dan Sally, teman-teman

SMA-nya di kampung dulu.

Keduanya tampak berbeda

dengan gaya yang lebih modern,

tapi senyum mereka tetap sama

hangatnya.

Fuji! Sally! Kinan

tersenyum lebar, tak percaya

bisa bertemu mereka di sini. Ya

ampun, aku nggak nyangka bisa

ketemu kalian di sini!

Kami juga nggak nyangka!

Kita pikir kamu masih di

kampung, kata Fuji sambil

tertawa. Ternyata sekarang

kamu sudah jadi anak kota juga,

ya!

Sally ikut duduk di

sebelahnya. Jadi, sekarang

kamu tinggal di sini, Kin?

Kinan mengangguk sambil

tersenyum malu, merasa senang

sekaligus terkejut dengan

pertemuan tak terduga ini.

Mereka pun mulai bercerita

panjang lebar, mengenang

masa-masa SMA dan bertukar

kabar tentang kehidupan

masing-masing di kota.

…

Di tengah obrolan mereka

Fuji bertanya pada Kinan,’

kamu di sini tinggal di mana

Kin? tanya Fuji penasaran.

Sambil tersenyum malu,

Kinan berkata, Aku sekarang

kerja di kota ini, jadi pembantu.

Ucap Kinan berbohong, dia

tidak mungkin menceritakan

kalau dia di sini karena dijual

oleh ayah tirinya. Kemudian

dinikahi oleh laki-laki, yang

sudah mempunyai istri.

Fuji dan Sally salingmelirik,

lalu mengangguk penuh

pengertian. Mereka tidak

memandang rendah Kinan

justru mereka senang melihat

sahabatnya bisa berada di kota

dan mandiri.

Oh iya, gimana kuliah

kalian? tanya Kinan, mencoba

mengalihkan obrolan dengan

rasa penasaran.

….

Fuji langsung bercerita

tentang keseruan hidupnya

sebagai mahasiswa, dari

dosen-dosen yang tampan

sampai kegiatan kampus yang

sibuk. Sally tak mau kalah, ia

berbagi cerita tentang organisasi

yang diikutinya dan betapa

menyenangkan bisa kenal

banyak orang baru.

Eh, aku sekarangpunya

pacar, lho! Dia kalkak senior

semester enam, Sally

menambahkan dengan pipi

merona. Orangnya perhatian

banget. Kami sering belajar

bareng, dan dia suka bantuin

aku kalau ada tugas yang susah.

Lalu Fuji juga berkata, Aku

sebenarnya naksir Iho, sama pak

dosen yang ganteng disana!! tapi

sayangnya dia dingin dan jutek.

…..

Seketika Sally menoyor

kepala Fuji sambil berkata, Dia

udah punya bini ege,lo mau

dicap sebagai pelakor? jawab

Celine memperingatkan.

Lalu dengan cemberut Fuji

menjawab, Ya biarin lah,siapa

tahu aku bisa dijadiin bini muda.

Dia itu ganteng, kaya lagi, pasti

hidupku bakal terjamin ya kan!

Kinan mendengarkan

dengan tertawa, sesekali

mengangguk dan tersenyum. la

merasakan sedikit iri di dalam

htinya, membayangkan

bagaimana rasanya menjalani

kehidupan kampus yang penuh

warna seperti mereka. Dalam

hati, ada keinginan yang tak ia

ucapkan ia pun ingin kuliah,

menimba ilmu, dan merasakan

keceriaan yang sama.

Namun, ia sadar bahwa

jalannya mungkin berbeda.

Meski begitu, melihat semangat

teman-temannya membuatnya

merasa senang dan termotivasi

untuk tetap kuat menjalani

kehidupannya di kota.

….

Setelah cukup lama berbagi

cerita dan tertawa bersama,

Kinan akhirnya berpamitan

kepada Fuji dan Sally.

Aku harus pulang,

majikanku mungkin sebentar

lagi pulang, ujar Kinan dengan

senyum yang sedikit

dipaksakan.

Oh, iya, Kin. Hati-hati ya.

Kita ketemu lagi kapan-kapan,

kata Fuji sambil memeluknya.

Sally mengangguk. Jangan

sungkan kalau butuh teman

hubungi kami, ya. Sini

nomermu,biar aku simpan.

Lalu Kinan pun

mengeluarkan ponselnya dari

dalam tas. seketika Fuji dan

Selly terkejut, karena ponsel

yang dibawa oleh Kinan adalah

ponsel dengan merek terbaru.

Ponsel seharga puluhan juta,

dengan logo apel tergigit itu,

menjadi barang yang sangat

diidamkan oleh mereka berdua.

Seketika Seli berteriak,Gila

loh Kin!!! ponsel lo Keren

banget. Lo kerja apaan di sini?

baru sebentar, udah bisa beli

ponsel canggih kayak gini.

Dengan panik Kinan

langsung menjawab, Anu…ini

ponsel dikasih sama bosku,

karena aku kemarin ke sini tidak

punya ponsel. Jadi bosku yang

membelikannya untukku Nanti

dipotong gaji katanya.

Mendengar jawaban Kinan,

mereka berdua hanya ber oh ria.

Mereka bertiga pun

berpamitan, dan Kinan

melangkah keluar dari mall.

Saat berjalan menyusuri trotoar

untuk mencari taksi, pikirannya

melayang. Dalam heningnya, ia

merasa ada sebersit rasa iri dan

penyesalan yang tak bisa

dihindari. Kinan

membayangkan betapa

beruntungnya Fuji dan Sally

bisa melanjutkan kuliah,

mengejar impian mereka, dan

menikmati kebebasan khas anak

muda. Sementara dirinya…

terjebak dalam pernikahan yang

tak pernah ia rencanakan, harus

menyesuaikan hidup di kota

sebagai seorang istri muda.

Dengan hati yang sedikit

berat, Kinan melanjutkan

langkahnya. Namun, di dalam

hati ia bertekad untuk tetap

kuat dan mencarijalan terbaik

bagi dirinya. Meskipun jalan

hidupnya berbeda, ia masih

berharap bisa menemukan

kebahagiaan dan kebebasan

seperti teman-temannya suatu

hari nanti.

….

Malam berikutnya, Kinan

tengah berbaring di kamarnya,

rasa kantuk segera

menyergapnya. Saat baru mau

terlelap, tiba-tiba suara pintu

kamarnya terbuka,

membuatnya terperanjat. Aryo

berdiri di ambang pintu,

menatapnya dengan tatapan

tenang. Kinan segera bangkit

dan duduk di atas kasur,

menyapa Aryo dengan suara

sedikit gugup.

Mas…kapan pulang? Ucap

Kinan gugup.

Tanpa menjawab, Aryo

berjalan masuk dan duduk di

ujung ranjang, memandangi

Kinan dengan serius. Setelah

hening beberapa saat, ia berkata,

Aku baru saja pulang,langsung

menuju kemari. Besok pagi, aku

akan ajak kamu ke tempat

temanku seorang dokter

kandungan. Aku ingin

memastikan kondisimu siap

untuk hamil.

Kinan mengangguk pelan,

menerima kabar itu tanpa

banyak kata. Ia tak tahu harus

merespons bagaimana, hanya

menyimpan kegelisahannya di

dalam hati.

….

Aryo kemudian bergeser

lebih dekat, membuat Kinan

menegang. Dengan lembut,

Aryo mengangkat dagu Kinan,

membuatnya menatap tepat ke

matanya. Sentuhan lembut itu

terasa asing bagi Kinan,

membuat dadanya berdegup

lebih kencang. Ia tak

menyangka Aryo akan

bertindak sedekat ini. Tak ada

kata yang terucap, hanya

tatapan intens yang mereka bagi

di tengah kesunyian. Dalam

hatinya, Kinan merasa bingung

sekaligus terjebak oleh perasaan

yang sulit dijelaskan.

Dengan lembut, Aryo

mendekatkan wajahnya hingga

canggung bercampur dengan

sesuatu yang lain, yang belum

pernah ia rasakan sebelumnya.

Namun tak lama, Aryo

kembali memgut bbir Kinan.

Aryo semakin memperdalam

ciman mereka,seolah bbir

Kinan menjadi candunya. Kinan

hanya bisa psrah, mengikuti

irama yang Aryo tentukan. Di

saat itu, ia merasakan sensasi

yang aneh dalam dirinya.

Jantung berdegup kencang.

…

Kamu sudah siap? Tanya

Aryo serak, saat sudah melepas

cimannya.

Kinan merasakan wajahnya

memanas karena malu,

mendengar ucapan Aryo, lalu

dengan pelan dia berkata Maaf

Mas,tapi Malam ini…. aku

sedang halngan

Aryo pun lalu menghilang

nafas kasar, kemudian dia

berkata, Baiklah, kalau begitu

Istirahatlah, aku akan mandi

dulu. Ucap Aryo kemudian

beranjak menuju kamar mndi.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

Ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

selingkuh

foto

fotoai

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART6)
Next Post: JANGAN OM (PART4)

Related Posts

Tetangga idaman (PART33) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART6) Kisah Menarik
Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART34). Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART43) Kisah Menarik
***ENNY ARROW *** Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme