Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART41)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART41)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART41

…

..

.

Ketika mengetahui bahwa

ibu mertuanya menerima

kedatangan Kinan dengan

senang hati, amarah Bu Kartika

memuncak. Begitu suaminya,

Pak Bambang, pulang dari

kantor, ia langsung

melontarkan keluh kesahnya.

Pak, aku tidak terima kalau

ibumu menerima pelakor itu di

sini. Ibu malu, kalau sampai

orang-orang tahu Aryo punya

dua istri. Pokoknya menantu

kita hanya Siska! kata Bu

Kartika dengan nada tajam.

…

Pak Bambang, yang

sebenarnya sudah mendengar

kabar pernikahan kedua Aryo

dari istrinya sebelumnya,

mencoba meredakan suasana. Ia

menarik napas panjang sebelum

menjawab, Sudahlah, Bu.

Biarkan saja. Laki-laki kan

memang diperbolehkan untuk

memiliki istri lebih dari satu.

Toh, Aryo juga mampu. Lalu

salahnya di mana? Kenapa Ibu

harus malu? Justru Ibu

seharusnya malu kalau Aryo itu

suka selingkuh dan

berganti-ganti wanita di luar

sana. Tapi, kan, ini tidak. Aryo

memilih menikahi wanita lain,

pasti ada alasannya.

…

Penjelasan Pak Bambang

rupanya tidak membuat Bu

Kartika puas. Ia melipat

tangannya di dada,

pandangannya tajam menusuk

suaminya. Tapi, Pak, di

keluarga kita tidak ada laki-laki

yang punya istri lebih dari satu.

Lagi pula, apa Bapak tahu

bagaimana latar belakang istri

barunya Aryo? Dia itu seorang

pelacur, Pak! Aryo membelinya

dari seorang mucikari! Apa

Bapak terima punya menantu

seperti itu? tuduh Bu Kartika

dengan emosi yang meluap.

Pak Bambang seketika

terdiam. Pertanyaan istrinya

kali ini benar-benar sulit

dijawab. Dalam hatinya, ia

merasa bingung dan cemas.

Melihat suaminya terdiam,

Bu Kartika melanjutkan,

Pokoknya aku nggak mau tahu,

Pak. Kamu harus bilang sama

Ibu kalau kita tidak setuju Aryo

menikah lagi dengan Kinan!

ujar Bu Kartika tegas,

meninggalkan suaminya yang

masih terpaku di tempat.

Malam itu, seluruh anggota

keluarga berkumpul di rumah

karena permintaan nenek Lasmi

untuk makan malam bersama.

Setelah selesai makan malam,

mereka pindah ke ruang tengah.

Nenek Lasmi, yang duduk di

kursi utama, memulai

pembicaraan dengan tenang.

Malam ini, aku

mengumpulkan kalian semua

untuk memberitahukan sesuatu.

Aku sudah diberitahu oleh Aryo

mengenai Kinan, ucap Nenek

Lasmi tenang, namun tegas. Ia

melirik ke arah semua orang

yang hadir, terutama ke arah

Aryo, Siska, dan Kinan. Dan

aku setuju menerima Kinan

sebagai cucu menantuku. Kamu,

Siska, ia melanjutkan sambil

memandang istri pertama Aryo,

Nenek harap kamu juga bisa

menerima kehadiran Kinan.

Nenek ingin kalian berdua bisa

hidup rukun.

Siska tidak merespons. la

hanya menatap Kinan dengan

pandangan dingin dan penuh

ketegangan. Kata-kata nenek

Lasmi tak sedikit pun

membuatnya melunak. Kinan,

di sisi lain, terlihat gugup,

namun tetap berusaha

menampilkan wajah tenang.

Di sisi lain ruangan, Bu

Kartika, yang duduk di samping

Pak Bambang, merasa darahnya

mendidih. Ia melirik suaminya,

kemudian diam-diam mencubit

pinggangnya agar segera

berbicara. Pak Bambang

menghela napas berat, lalu

akhirnya membuka suara.

Maaf, Bu, ujar Pak

Bambang pelan, namun jelas.

Tapi saya dan Kartika tidak

setuju kalau Aryo menikah lagi.

Bagaimana kalau sampai

keluarga besar kita dan

orang-orang di luar sana tahu

kalau Aryo memiliki dua istri?

Apakah itu tidak akan menjadi

aib bagi keluarga kita? Karena di

keluarga besar kita, tidak ada

laki-laki y.ang berpoligami.

Pak Bambang kemudian

menatap Aryo dengan serius.

….

Bapak harap kamu

mempertimbangkan lagi

keputusanmu ini, Aryo. Bapak

tidak ingin kamu dicap buruk di

luar sana. Ingat, kamu adalah

seorang dosen dan juga seorang

pebisnis. Nama baikmu bisa saja

tercoreng.

Aryo mendengarkan

ayahnya dengan wajah datar,

tidak menunjukkan emosi apa

pun. Namun suasana di ruang

tengah itu semakin panas.

Semua mata tertuju kepada

Aryo, menunggu jawabannya,

sementara Kinan hanya bisa

menunduk, merasa terasing di

antara keluarga besar itu. Nenek

Lasmi tetap tenang, tetapi sorot

matanya jelas memperlihatkan

ketegasan, tak sedikit pun

berubah meskipun Pak

Bambang menyatakan

ketidaksetujuannya.

Aryo, yang sejak tadi diam,

akhirnya angkat bicara.

Suaranya tegas dan penuh

emosi. Pak, aku tidak akan

pernah melepaskan Kinan.

Kami tidak berselingkuh, dia

adalah istriku sah secara agama,

ucapnya, menatap ayahnya

langsung. Lagi pula, kampus itu

adalah milik keluarga kita.

Kalau pun para dekan dan

pemegang saham lain tidak

berkenan dengan keputusanku,

maka aku siap untuk

melepaskan profesiku sebagai

dosen di sana.

Pernyataan Aryo itu sontak

membuat semua orang di

ruangan itu terkejut. Mereka

tahu betapa Aryo mencintai

profesinya sebagai dosen. Sejak

kecil, cita-citanya adalah

mengabdikan hidupnya untuk

dunia pendidikan. Bahkan

ketika ayahnya, Pak Bambang,

memintanya untuk meneruskan

usaha keluarga, Aryo tetap

kukuh memilih menjadi dosen.

Nak, cita-citamu sejak kecil

adalah menjadi seorang dosen.

…

Apa kamu rela melepaskannya

hanya demi pelcur ini? ujar Bu

Kartika, matanya menatap

tajam ke arah Kinan.

Wanita yang Ibu bilang

pelacur ini adalah istriku, Bu,

tegas Aryo, menahan

amarahnya.

Suasarna semakin memanas.

Bu Kartika terlihat tersentak

oleh balasan Aryo, sementara

Kinan menundukkan kepala,

merasa tersudut oleh

pandangan dan kata-kata tajam

yang dilontarkan keluarga Aryo.

Pak Bambang hanya bisa

menghela napas panjang, tak

tahu harus berkata apa.

Aryo melanjutkan,

suaranya semakin tegas. Kalau

kalian semua tidak menyetujui

pernikahanku, tidak masalah.

Maka aku akan pergi membawa

Kinan jauh dari kota ini!

ancamnya, memecah

keheningan di ruangan itu.

Ancaman itu membuat semua

orang terdiam. Bahkan Bu

Kartika yang biasanya tak

pernah kehabisan kata-kata

tampak tak mampu berkata

apa-apa.

Nenek Lasmi memandang

Bu Kartika dengan tajam setelah

mendengar ketegangan yang

terus memuncak. Ia

memutuskan untuk bertanya

langsung, Kenapa kamu tidak

mau menerima Kinan sebagai

menantumu? Dan kenapa kamu

tega menyebutnya seorang

pelacur?

Bu Kartika segera menjawab

dengan nada penuh emosi,

Apakah Ibu tahu dari mana Aryo

mengenal wanita itu? Ia

melirik Kinan yang duduk

menunduk di sudut ruangan.

Wanita ini, Aryo beli dari

sebuah klub malam. Dia bekerja

untuk seorang mucikari. Lalu

Aryo membelinya untuk

dijadikan istri dan memintanya

mengandung anaknya! Apakah

Ibu rela keluarga kita

mempunyai keturunan dari

seorang wanita seperti dia?

ucap Bu Kartika, suaranya

tajam, menusuk keheningan.

Nenek Lasmi terkejut

mendengar penjelasan itu. Ia

segera menatap Aryo, meminta

kejelasan. Namun sebelum Aryo

sempat membuka mulut, Kinan

memberanikan diri berbicara.

Suaranya pelan, tapi penuh

keberanian. Boleh kah aku

menjelaskan semuanya, Nek?

tanyanya sambil menatap

Nenek Lasmi.

…..

Nenek Lasmi mengangguk

pelan. Silakan bicara, katanya.

Semua mata kini tertuju pada

Kinan.

Maafkan aku sebelumnya,

karena kedatangaku

menimbulkan kegaduhan.

Terima kasih, Nek, karena

sudah menerima dengan baik

kedatanganku, ujar Kinan

sambil menatap nenek Lasmi

dengan mata berkaca-kaca. Lalu

ia melanjutkan, Memang benar

apa yang dikatakan oleh ibunya

Mas Aryo, bahwa Mas Aryo

membeliku dari seorang

mucikari. Tapi aku bukan

seperti yang Ibu Kartika

tuduhkan. Aku tidak pernah

memilih jalan itu. Aku dijual

oleh ayah tiriku, untuk

membayar hutangnya kepada

seorang rentenir, lalu dibawa ke

kota ini. Di kota ini, aku dilelang

dalam sebuah acara oleh

seorang mucikari. Saat itulah

Mas Aryo membeliku. Tapi, Ibu

,ucapnya, menatap langsung

ke arah Bu Kartika, aku masih

perawan ketika Mas Aryo

membeliku. Aku bukan seorang

pelacur seperti yang Ibu

tuduhkan.

Kinan menegaskan

kalimatnya dengan penuh

keberanian, meski hatinya

terasa berat. Ia tahu bahwa

dirinya harus meluruskan

kebenaran meskipun penuh

risiko.

….

Aryo yang duduk di

sampingnya langsung

menggenggam tangannya

erat-erat, memberikan

dukungan. Sudah cukup, Bu,

Aryo akhirnya bersuara. Dari

kemarin, Ibu terus menghina

Kinan. Tidak ada satu pun dari

tuduhan Ibu yang benar. Kinan

adalah istriku. Dan aku tidak

akan membiarkan siapa pun,

termasuk Ibu, terus

memperlakukannya seperti ini.

Ruangan menjadi hening.

Bahkan Bu Kartika yang

biasanya terus berbicara kini

tidak mampu membalas.

Sementara itu, Nenek Lasmi

hanya bisa menghela napas

panjang, terlihat sedang

mencerna semua yang baru saja

diungkapkan. Pandangannya

melembut saat menatap Kinan.

Di dalam hati, ia mulai melihat

sosok cucu menantunya ini

dengan cara yang berbeda.

Siska, yang sejak tadi hanya

diam memperhatikan

pertengkaran itu dari tempat

duduknya, akhirnya membuka

suara. Suaranya tajam, penuh

emosi yang selama ini ia tahan.

Tapi aku tetap tidak setuju kalau

Mas Aryo menikah lagi,

ucapnya, menatap Aryo dengan

tatapan kecewa. Aku malu

kalau sampai orang-orang di

luar sana, terutama

teman-temanku, tahu kalau

suamiku punya istri lagi. Aku

lebih baik menjadi janda. Kalau

Mas Aryo masih bersikeras

mempertahankan wanita ini,

maka ceraikan aku, Mas,

ancamnya dengan suara lantang.

Ancaman itu membuat

ruangan kembali sunyi. Semua

orang tahu, hubungan keluarga

Aryo dan keluarga Siska sangat

erat. Orang tua mereka adalah

sahabat dekat dan bekerja sama

dalam banyak urusan bisnis.

Aryo menceraikan Siska adalah

hal yang hampir mustahil, dan

Siska tahu itu.

….

Mendengar pernyataan

Siska, Bu Kartika langsung

memberikan pembelaannya.

Ibu tidak setuju, Siska, kalau

kamu sampai berpisah dengan

Aryo. Kamu menantu

satu-satunya Ibu dan tidak akan

tergantikan oleh wanita mana

pun, termasuk oleh Kinan.

katanya tajam, pandangannya

beralih ke Kinan seolah

menegaskan bahwa ia tidak

akan pernah menerima

kehadirannya.

Siska tersenyum puas

mendengar dukungan dari ibu

mertuanya. Namun reaksi Aryo

sangat berbeda. la justru

tersenyum dingin, senyuman

yang membuat Siska merasa

tidak nyaman. Aryo

menatapnya dengan mata tajam

sebelum berkata, Kamu yakin

ingin bercerai dariku, Siska?

Siska menegang mendengar

pertanyaan itu, tetapi Aryo

melanjutkan dengan nada

dingin. Bukankah selama ini

kamu takut kehilanganku?

Karena kalau sampai kita

bercerai, karirmu akan redup.

Dan ingat, Siska, semua

kartumu ada padaku. Aku tahu

semua keburukanmu dan

keluargamu. Aku bisa saja

menghancurkanmu dan

keluargamu kalau aku mau.

Ancaman Aryo membuat

Siska terdiam. Wajahnya yang

tadinya penuh percaya diri

berubah menjadi pucat. Ia tahu

ancaman Aryo bukan sekadar

omong kosong. Selama ini,

rahasia kelam dirinya dan

keluarganya memang berada di

tangan Aryo, yang selama ini

masih memilih diam demi

menghargai hubungan

keluarganya dengan orang tua

Siska.

….

Aryo kemudian menatap

Siska dengan tatapan semakin

dingin. Suaranya datar, tetapi

tegas, memecah keheningan

yang mencekam. Tapi kalau

kamu tetap tidak mau menerima

Kinan, tidak apa-apa. Aku

mengerti, karena egomu terlalu

tinggi, Siska. Kita menikahjuga

bukan atas dasar cinta, tapi

karena perjodohan yang diatur

oleh orang tua kita.

la berhenti sejenak,

menatap Siska yang terlihat

mulai gelisah. Lagipula, tidak

ada lagi yang perlu

dipertahankan. Kalau kamu

ingin cerai dariku, maka akan

aku kabulkan, lanjutnya tanpa

ragu.

Ucapan Aryo membuat

semua orang di ruangan itu

terbelalak kaget. Bu Kartika

memandang Aryo dengan mata

membesar, tidak percaya

anaknya bisa mengatakan hal

seperti itu. Siska sendiri tampak

terpukul, wajahnya memucat,

sementara Nenek Lasmi hanya

menghela napas panjang,

terlihat semakin lelah dengan

situasi yang tidak kunjung

mereda.

Aryo, apa yang kamu

katakan?! seru Bu Kartika

akhirnya, suaranya meninggi.

Kamu tidak boleh menceraikan

Siska! Dia satu-satunya

menantu yang pantas untuk

keluarga kita!

Sementara Siska yang tadi

terlihat berapi-api meminta

cerai, kini terlihat bimbang.

Ucapan Aryo benar-benar

menghantamnya. Ia tahu bahwa

Aryo tidak sedang bercanda.

Terlebih lagi, hubungan

keluarga mereka yang selama ini

menjadi sandaran Siska justru

terasa rapuh di hadapan

ancaman Aryo. Ia hanya bisa

menunduk, tanpa mampu

memberikan jawaban.

 

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART42)
Next Post: JANGAN OM (PART,40)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART26) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART17) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART47) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART69) Kisah Menarik
PEMBANTUKU ( PART 02 ) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART14) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme