JANGAN OM (PART4)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART4
…Ceritadewasa…
.
.
.
Aryo mengangguk dan
melangkah masuk, menuju
kamar Kinan. Saat pintu kamar
terbuka, Kinan yang sedang
duduk di atas ranjang sambil
membaca buku terkejut,
matanya melebar saat melihat
sosok Aryo di ambang pintu.
Jantungnya berdegup kencang,
rasa gugup menyeruak seketika.
la tak menyangka Tuan Aryo
akan datang tepat waktu.
…
Aryo menatapnya sejenak,
lalu tersenyum tipis. Selamat
malam, Kinan. Saya harap tidak
mengganggu waktu
istirahatmu?
Kinan segera turun dari
ranjang dan berdiri dengan
sapanya pelan sambil
gugup.Selamat malam, Tuan,
menunduk. Rasa takut
menyelimutinya saat melihat
Tuan Aryo berdiri di
hadapannya.
Aryo yang melihat
ketakutan di mata Kinan
memberi isyarat agar ia duduk.
Duduklah di sofa. Aku ingin
bicara denganmu, katanya
tenang.
Kinan menurut, duduk di
sofa yang ada dikamarnya,
.
sementara Aryo duduk di
depannya dengan tatapan serius.
Besok kita akan menikah,
Kinan, ujar Aryo tanpa
basa-basi.
Kinan terkejut, menatap
Aryo dengan ragu. Besok?…
Maaf tuan… apakah saya boleh
bertanya?.
Bicaralah, tanyakan apa
yang ingin kamu tanyakan
padaku.Jawab Aryo tegas.
Apa….Tuan sudah punya
istri? tanyanya pelan.
Aryo terdiam sejenak
mengamati ketakutan diwajah
Kinan,lalu sesaat kemudian dia
mengangguk. Ya, aku sudah
menikah. Istriku bernama Siska
Hati Kinan sedikit sakit,
mendengarnya. Ternyata dia
akan menjadi seorang pelakor.
Apakah… tidak apa-apa jika kita
menikah? Kinan bertanya
hati-hati. Bagaimana jika
Nyonya Siska tahu?
Aryo hanya tersenyum tipis,
tak terganggu oleh
kekhawatiran Kinan. Itu
urusanku. Kamu tidak perlu
khawatir tentang Siska,tugasmu
hanya menurut padaku Kinan,
jawabnya datar.
Kemudian, ia melanjutkan
dengan nada lebih serius.
Alasan aku ingin menikahimu
adalah karena aku ingin
Mauk
memiliki anak darimu, Kinan.
Aku dan Siska sudah lama
menikah, tapi kami tidak punya
anak.
Kinan mendengar
penjelasan itu dengan hati yang
berdebar. Situasi yang ia hadapi
kini lebih rumit dari yang
pernah ia bayangkan, dan
kata-kata Aryo membuatnya
diam dalam kebingungan.
Kinan menatap Aryo
dengan ragu, lalu berkata,
Tuan Aryo.. saya masih muda,
saya baru 18 tahun. Apakah
tidak apa-apa kalau saya hmil
di usia seperti ini?
Aryo tertegun mendengar
pengakuan Kinan. Dalam
pikirannya, ia mengira Kinan
sudah berusia di atas 20 tahun
karena tbuhnya yang terlihat
matang dan proporsional.
…
Penampilannya yang bongsor,
serta badannya yang berisi
dibeberapa tempat yang.
seharusnya, sempat membuat
Aryo mengira Kinan lebih
dewasa dari usianya. la
menghela napas sejenak,
terkejut bahwa gadis yang ada di
hadapannya ternyata masih
begitu muda.
Setelah berpikir sejenak,
Aryo menenangkan diri dan
berkata, Kalau begitu, aku akan
berkonsultasi dengan temanku,
yang berprofesi sebagai dokter
kandungan. Dia bisa memberi
tahu apakah ini aman atau tidak
untukmu.
Kinan hanya mengangguk
pelan, merasa campur aduk di
dalam hatinya. Aryo kemudian
meyakinkannya, Kamu tidak
perlu khawatir. Aku akan
memastikan semuanya aman
untukmu.
Aryo memandang Kinan
dengan serius, lalu bertanya,
Bagaimana kamu bisa sampai ke
tempat Madame Sonia? Disana
ada tempat pelacran,
bagaimana bisa gadis seusiamu
masuk kedalam sana?
Kinan menunduk, suaranya
terdengar lemah saat menjawab,
Ayah tiri saya menjual saya,
Tuan… untuk membayar
hutangnya pada seorang
rentenir. Saya pun tidak tahu
bahwa saya akan dilelang di
Kinan, Aryo terdiam. la tahu
reputasi Madame Sonia sebagai
seorang mucikari yang sering
memperdagangkan gadis-gadis
muda kepada pria-pria kaya.
Namun, mendengar bahwa
Kinan dijual oleh ayah tirinya
sendiri membuatnya merasa iba.
Setelah beberapa saat, Aryo
berkata, Sebenarnya, ini juga
pertama kali aku mengunjungi
tempat Madame Sonia. Aku ke
sana karena ingin mencari
wanita yang perawan… yang
bisa saya nikahi dan menjadi ibu
dari anakku. Aku tidak ingin,
anakku dilahirkan oleh wanita
yang bekerja sebagai wanita
penghibur,
…
Kinan hanya bisa
mengangguk pelan. Ia
merasakan keseriusan Aryo
dalam kata-katanya, meskipun
situasi ini terasa begitu sulit
baginya.
Dengan suara pelan dan
takut-talkut, Kinan
memberanikan diri bertanya,
Tuan… apakah kita akan
melakukannya? Maksudku..
apakah saya harus melayani
Tuan sekarang? Wajahnya
memerah, dan matanya
menunduk, memperlihatkan
ketakutan yang tulus.
Saya..
saya takut, Tuan… untuk
melakukan itu…
Aryo tersenyum kecil
mendengar kata-kata Kinan,
mencoba menenangkan gadis di
hadapannya. Tenang saja,
Kinan. Kita memang akan
menikah secepatnya, tapi aku
tidak akan menuntut apa pun
darimu. Aku akan menunggu
sampai kamu benar-benar siap
untuk itu. Aku tidak ingin
dianggap sebagai pemerk’sa.
Kinan menatap Aryo
dengan rasa lega yang terpancar
di wajahnya. Terima kasih,
Tuan, ucapnya pelan, merasa
sedikit tenang dengan kata-kata
Aryo yang penuh kesabaran.
…
Setelah mengatakan itu,
Aryo berdiri dan bersiap untuk
pergi. Namun, sebelum
melangkah keluar, ia
memandang Kinan dengan
tatapan tegas. Ingat ini, Kinan
, ujarnya pelan namun penuh
peringatan. Aku bisa berbaik
hati padamu selama kau
menurut dan tidak membuat
masalah. Tapi jika kau mencoba
kabur atau melanggar
perjanjian ini, aku bisa berubah
kejam. Jangan coba-coba
menantangku.
Kinan hanya bisa
mengangguk pelan, merasakan
ketegangan yang disertai
ancaman dalam nada bicara
Aryo. Setelah itu, Aryo berbalik
dan meninggalkan kamar,
menutup pintu di belakangnya.
…
Kinan menarik napas panjang
sedikit lega. Setidaknya untuk
malam ini dan malam-malam
berikutnya, ia masih bisa
bernapas tenang tanpa harus
memenuhi tuntutan Aryo.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts