Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART33)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART33)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART33

.

.

.

Siang ini Aryo duduk

termenung di ruang tamu villa.

Tatapan matanya kosong

namun penuh dengan gejolak.

Sudah dua minggu ini dia

mencari Kinan, namun belum

menemukan titik terang.

Keputusasaannya mencari

keberadaan Kinan telah

membawanya ke titik ini. Anak

buahnya telah dikerahkan ke

segala penjuru, namun sejauh

ini hasilnya nihil. Pikiran Aryo

dipenuhi tanda tanya, terutama

mengenai siapa yang membantu

Kinan melarikan diri dan

menutupi jejaknya dengan

begitu rapi.

Kemudian dia meraih

ponselnya dan menghubungi

Joni, bodyguard Kinan yang

selama ini setia mengawal

istrinya. Tak lama berselang,

Joni tiba di villa dan berdiri di

hadapannya, wajahnya tampak

cemas. Aryo melambaikan

tangannya, memberi isyarat

agar Joni duduk di kursi di

depannya.

….

Joni, Aryo memulai,

suaranya tegasS namun

mengandung ketegangan yang

tak tersembunyi, katakan

padaku secara detail, apa yang

kamu ketahui sebelum Kinan

pergi? Apakah dia sempat

bertemnu seseorang atau ada

sesuatu yang aneh darinya

sebelum dia menghilang? Tidak

mungkin Kinan tiba-tiba

menghilang begitu. Sebelumnya

kami masih baik-baik saja.

Joni terdiam sejenak. Ia

terlihat gelisah, berjuang antara

keinginan untuk jujur atau tetap

menyimpan rahasia yang

selama ini ia pendam. Melihat

wajah tuannya yang penuh

keputusasaan, Joni akhirnya

mengambil napas dalam-dalam,

memantapkan hatinya untuk

berbicara.

Tuan, katanya ragu,

sebenarnya sebelum Nona

Kinan pergi, dia sempat

bertemu seseorang. Tapi saya

selama ini tidak berani bilang

pada Anda. Saya takut Anda

salah paham… atau marah.

Aryo mengerutkan

keningnya. Rasa penasaran

memuncak, bercampur dengan

ketegangan. Bertemu siapa?

Katakan, Joni, siapa yang dia

temui sebelum pergi? desaknya,

nada suaranya mulai meninggi.

Joni menunduk sesaat,

menatap lantai sebelum

memberanikan diri untuk

bertatap mata dengan Aryo. Dia

bertemu dengan Nyonya Siska,

Tuan, ungkapnya akhirnya. Di

sebuah kafe.

Sejenak suasana di ruangan

itu terasa hening. Aryo

memandang Joni dengan

tatapan tajam, mnencoba

mencerna informasi tersebut.

Nama Siska bergema di

pikirannya, membawa

serangkaian pertanyaan baru

yang menuntut jawaban.

Aryo menggumamkan

nama itu pelan, seolah mencoba

mencernanya dengan sisa

kesabarannya. Siska…istriku

pikirnya keras, penuh

kecurigaan. Ia lalu menatap

Joni dengan tajam.

…

Apa yang mereka

bicarakan? tanyanya dingin.

Joni menggeleng, wajahnya

tampak gugup. Iya tuan,

nyonya Siska istri pertama

Anda. Saya tidak tahu, Tuan.

Tapi… Nona Kinan sempat

menangis saat berbicara dengan

Nyonya Siska. Dari apa yang

saya lihat, Nyonya Siska tampak

seperti membujuknya. Tapi saya

tidak bisa mendengar apa yang

mereka bicarakan.

Aryo mengepalkan tangan.

Amarah yang berusaha ia tahan

akhirnya pecah. Sialan!

umpatnya sambil menatap Joni

dengan tajam. Kenapa kau

tidak bilang dari dulu?

Joni menunduk, tubuhnya

sedikit gemetar. Maafkan saya,

Tuan. Saya tidak berani bilang

karena saya takut Anda salabh

paham.. dan menuduh Nyonya

Siska yang menyuruh Nona

Kinan pergi. Saya tidak punya

bukti, Tuan. Itu sebabnya saya

diam.

Aryo memejamkan mata,

mencoba menenangkan

pikirannya. Setelah beberapa

saat, ia mengangguk kecil dan

melambaikan tangan,

menyuruh Joni keluar dari

ruangan. Joni menunduk

hormat, lalu bergegas pergi.

Saat pintu tertutup, Aryo

bergumam sendiri. Siska… Jadi

dia yang membuat Kinan pergi

dariku. Kurang ajar! Kalau

sampai benar dia yang

menyuruh Kinan pergi, aku

akan buat hidupnya hancur.

Dengan tekad membara,

Aryo segera meraih ponselnya

dan menekan nomor Siska. Ia

menunggu dengan sabar hingga

akhirnya panggilan terhubung.

Halo? Ada apa, Mas? suara

Siska terdengar lembut di ujung

sana.

Aryo menahan emosinya.

Dimana kamu sekarang, Siska?

Di rumah, jawab Siska

tenang, meskipun nada

suaranya sedikit bingung.

Tanpa membuang waktu,

Aryo memutuskan panggilan

dan segera bergegas. la tahu apa

yang harus ia lakukan

mendatangi Siska dan

mendapatkan jawaban yang ia

cari. Dengan langkah cepat,

Aryo meninggalkan villa,

amarah dan rasa ingin tahu

bercampur menjadi satu di

benaknya.

….

Aryo memacu mobilnya

dengan kecepatan tinggi,

pikirannya penuh dengan

bayangan Kinan dan

pertemuannya dengan Siska.

Nama Siska terus bergema di

benaknya, seperti jerat yang

mengikat emosinya semakin

dalam. Apa alasan Siska

menemui Kinan? Apakah benar

dia yang mendorong Kinan

untuk meninggalkannya? Aryo

bertekad untuk mendapatkan

jawaban langsung dari wanita

itu.

Setibanya di rumahnya,

Aryo keluar dari mobil tanpa

menunggu. la langsung masuk

ke dalam rumah dan berteriak

memanggil istrinya. Mendengar

teriakan Aryo yang memanggil

namanya, Siska yang berada di

kamarnya pun segera keluar,

untuk menemui Aryo.

Wajahnya terlihat kaget,

melihat Aryo berdiri di ruang

tamu dengan ekspresi penuh

amarah.

Mas Aryo? Ada apa?

tanyanya, mencoba terdengar

tenang, meskipun jelas ia

merasa kaget dengan

kedatangan Aryo yang langsung

berteriak memanggilnya dengan

wajah yang sedingin es.

Tanpa basa-basi, Aryo

melangkah kearahnya yang

membuat Siska reflek ketakutan

Kita harus bicara, sekarang,

ucap Aryo tajam.

Siska menatap Aryo dengan

kebingungan, namun akhirnya

dia menurut dan duduk didepan

Aryo.Mas, ada apa sebenarnya?

Kenapa kelihatan marah begini

?

Aryo menatapnya tajam,

tanpa menyembunyikan

kecurigaannya. Kinan. Kamu

bertemu dengannya sebelum dia

pergi, bukan? Apa yang kalian

bicarakan?

Siska tampak terkejut.

Kinan siapa dia Mas? tanya

Siska pura-pura tidak mengenal

Kinan.

Jangan berpura-pura di

depanku Siska!! aku tahu kamu

sudah mengetahui soal Kinan,

ucap Arya menahan emnosi.

Siska tampak begitu gugup

namun dia masih berusaha

untuk bersikap tenang, Mas

Aryo, kenapa berkata seperti

itu? aku benar-benar tidak.

la mencoba mengelak, tapi Aryo

memotongnya.

Jangan berbohong, Siska!

suaranya meninggi. Joni

melihat kalian di kafe. Aku tahu

kau menemui Kinan sebelum

dia menghilang. Apa yang kau

katakan padanya? Apa kau

menyuruh dia pergi dariku?

Siska menarik napas

panjang, berusaha

menenangkan dirinya. Mas,

aku memang bertemu Kinan,

tapi aku tidak menyuruh dia

pergi, katanya, suaranya penuh

dengan ketegasan. Dia yang

menghubungiku lebih dulu. Dia

minta bertemu, jadi aku datang.

Untuk apa? Aryo

mendesak.

…

Siska menunduk, seolah

ragu ingin mengatakan sesuatu.

Dia hanya jujur padaku mas,

kalau dia selama ini menjadi

istri mudamu. Dia juga meminta

maaf padaku dan dia berkata

kalau dia sedang tertekan, Mas.

Kinan tidak tahan dengan

sikapmu. Dia merasa dikekang,

dia merasa kehilangan dirinya

sendiri, ujar Siska akhirnya,

menatap Aryo dengan

pandangan yang serius. ILalu

dia meminta tolong padaku,

untuk membantunya pergi dari

kehidupanmu Mas.

Aryo terdiam. Kata-kata

Siska menusuknya, membuat

amarahnya sedikit mereda,

digantikan oleh rasa bingung

dan frustrasi. Kinan tidak

mungkin berbicara seperti itu!!

ucap Aryo lebih pelan.

Siska mendengus pelanMas

Aryo, Aku tidak bohong Kinan

sendiri yang menemuiku,

meminta maaf padaku dan

minta tolong untuk dibantu

pergi dari Mas Aryo. Aku tidak

bohong Mas. Kinan bilang… dia

ingin pergi bersama kekasihnya

Aryo merasa kaget dengan

penjelasan Siska.

Kemarahannya kian membara,

dan tanpa berpikir panjang, ia

mendekat ke arah Siska,

tatapannya penuh amarah.

Kamu bohong! Tidak

mungkin Kinan mempunyai

kekasih dibelakangku, bentak

Aryo, tangannya tiba-tiba

mencekik leher Siska. Katakan

yang sebenarnya! Di mana

Kinan sekarang? Di mana kamu

menyembunyikannya?

Siska terkejut, kedua

tangannya mencengkeram

pergelangan Aryo, berusaha

melepaskan diri. Nafasnya

tersengal, matanya membelalak

karena tekanan di lehernya

semakin kuat. Dalam keadaan

terdesak, Siska akhirnya

berteriak terbata-bata.

…

Ba-baik! Aku akan bilang!

ucapnya dengan suara serak.

Kinan ada di Bandung. Aku dulu

mengirimnya ke kota itu!

Aryo langsung melepaskan

cengkeramannya, membuat

Siska tersungkur dan

terbatuk-batuk, berusaha

mengatur nafasnya. la menatap

Aryo dengan ketakutan, sadar

bahwa suaminya kini sudah

kehilangan kendali.

Apa Aku bisa percaya

ucapanmu kali ini? tanya Aryo

dingin, tatapannya menusuk.

Siska, dengan suara lemah,

mengangguk cepat. Aku tidak

berbohong, Mas. Aku

bersumpah… aku menyuruh

Kinan pergi ke kota itu. Aku

bahkan sudah membelikan

rumah untuknya di sana.

Aryo berdiri tegak, melipat

tangannya di dada. Berikan aku

alamatnya. Sekarang.

Wajah Siska pucat, namun

ia tidak punya pilihan. Dalam

ketakutan, ia mengambil

selembar kertas dan menuliskan

alamat sebuah rumah. Ini

alamatnya, Mas. Tempat itu aku

beli untuk Kinan. Namun aku

tidak tahu, sekarang dia masih

di sana atau tidak. Tangannya

gemetar saat menyerahkan

kertas itu kepada Aryo.

Aryo mengambilnya tanpa

sepatah kata. Ia memandang

Siska dengan tatapan dingin,

lalu berbalik dan berjalan

keluar. Jika kau berbohong lagi,

Siska, aku pastikan ini akan jadi

kesalahan terakhirmu, ucapnya

sebelum menutup pintu dengan

keras.

…

Dengan alamat di tangan,

Aryo langsung masuk ke mobil

dan melaju kencang menuju

tujuan baru itu. Dalam

benaknya, ia tidak hanya ingin

menemukan Kinan, tetapi juga

memastikan bahwa tidak ada

seorang pun yang bisa

memisahkan dirinya dari

wanita itu lagi.

Sementara itu dirumahnya,

setelah kepergian Aryo Siska

pun lalu mengamuk dan

memecahkan berapa barang di

sekitarnya. Aryo sialan,

brengsek. Gara-gara kamu

Kinan, Aryo hampir saja

membunuhku. Awas aja kalau

sampai kamu datang ke kota ini

lagi, aku juga akan

membunuhmu.

Setelah mendapatkan

alamat dari Siska, Aryo segera

mengatur rencananya. la

memerintahkan anak buahnya

untuk memesankan tiket

pesawat ke Bandung saat itu

juga, mnemastikan semuanya

berjalan cepat dan tanpa

hambatan. Tidak ingin

membuang waktu, Aryo

membawa beberapa anak

buahnya untuk ikut serta, untuk

membantunya mengurusi

masalah di sana nantinya.

Selama penerbangan,

pikiran Aryo dipenuhi oleh

bayangan Kinan. Amarah,

rindu, dan penasaran

bercampur menjadi satu. Ia

tidak sabar untuk segera

menemui wanita itu dan

mendapatkan penjelasan

langsung mengenai alasan

kepergiannya.

Setelah beberapa jam

perjalanan, akhirnya pesawat

mendarat di Bandara Kota

Bandung. Seorang sopir yang

sudah dipesankan oleh anak

buahnya menunggu di luar

bandara, siap mengantar Aryo

ke alamat yang diberikan oleh

Siska.

Sementara itu, di Cafe

tempat Kinan bekerja, dia

sedang sibuk dengan

pekerjaannya. Pelanggan yang

ramai membuatnya hampir

tidak punya waktu untuk

beristirahat. Ia merasa

tubuhnya mulai lelah, dan rasa

tidak nyaman di perutnya

semakin terasa. Meski mencoba

bertahan hingga akhir jam kerja,

rasa itu terus mengganggunya.

Setelah memastikan semua

tugas selesai, Kinan

menghampiri Bu Susi, pemilik

kafe, untuk berpamitan. Bu,

saya izin pulang dulu ya!! Perut

saya agak tidak enak, katanya

dengan suara lemah.

Bu Susi, yang memahami

kondisi Kinan, segera

mengangguk. Iya, Kinan. Kamu

pulang saja dulu, biar sisanya

dibereskan yang lain. Istirahat

ya sampai rumah!

….

Kinan mengangguk,

mengucapkan terima kasih, lalu

bergegas pulang. la berjalan

menuju tempat parkiran untuk

mengambil motornya. Namun

rasa sakit di perutnya, membuat

Kinan sedikit meringis dan

segera memegangi perutnya,

wajahnya semakin pucat. Lalu

ada seseorang yang memanggil

namanya, Kinan.

Kinan pun lalu

mengalihkan pandangannya ke

orang tersebut.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART35)
Next Post: JANGAN OM (PART32)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART23) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART68) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART37) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART2) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART63) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART9) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme