Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART23)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART23)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART23

…Ceritadewasa…

.

.

.

Sesampainya di kota, Pak

Danang membawa Kinan dan

keluarganya ke sebuah rumah

yang telah disediakan oleh Aryo.

Rumah itu cukup besar, terletak

di kompleks padat penduduk

yang suasananya ramai.

Wah, rumah ini bagus

sekali, Nak. Ini rumah siapa?

tanya Bu Yati kepada Kinan,

matanya memandang sekeliling

dengan kagum.

Kinan mengangkat bahu.

Kinan juga nggak tahu, Bu.

Mungkin rumah Mas Aryo,

jawabnya pelan.

…

Sebelumnya, Kinan sudah

menceritakan segalanya tentang

Aryo kepada Bu Yati. Awalnya,

Bu Yati merasa sedih karena

Kinan, yang masih muda, harus

menikah dengan laki-laki yang

sudah beristri. Namun, mau

bagaimana lagi, semuanya

sudah terjadi. Dan

kenyataannya, Aryo adalah

laki-laki yang baik.

Sampaikan terima kasih

ibu kepada suamimu, ya, Nak.

Ibu sangat bersyukur akhirnya

kita bisa lepas dari bapak tirimu

,ucap Bu Yati dengan mata

yang mulai berkaca-kaca.

Iya, Bu. Nanti Kinan

sampaikan ke Mas Aryo, jawab

Kinan sambil tersenyum kecil.

Bu Yati pun memandang Kinan

dengan penuh rasa syukur.

Yang penting kalian

hati-hati ya tinggal di sini,

pesan Kinan lembut.

Pandangannya kemudian

beralih ke Dimas, adik

laki-lakinya. Kamu harus jaga

ibu ya, Dimas. Kalau ada

apa-apa, langsung hubungi

Mbak, ya.

Kinan lalu menyerahkan

sebuah ponsel yang baru saja

dibelinya di jalan tadi kepada

Dimas. Ini, biar Mbak mudah

menghubungi kamu nanti,

ucapnya sambil tersenyum.

Dimas menerima ponsel itu

dengan wajah berseri-seri

karena bahagia. Wahh…

makasih ya mbak, Dimas udah

lama pengen punya HP. Dimas

janji, akan jaga ibu dengan baik.

jawabnya mantap.

…

Kinan memandang mereka

dengan haru. Di tengah keadaan

sulit, keluarganya tetap menjadi

prioritas utamanya.

Setelah beberapa saat di

rumah ibunya, Kinan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke

vila tempat ia tinggal.

Untungnya, vila tersebut tidak

terlalu jauh dari rumah ibunya,

sehingga Kinan bisa mampir

kapan saja untuk memastikan

kondisi ibu dan adiknya.

Begitu sampai di vila, tubuh

Kinan terasa sangat lelah. Ia

memutuskan untuk berendam

di bathtub, membiarkan

kehangatan air dan aroma sabun

lavender membantunya rileks.

Suasana begitu tenang, hingga

tiba-tiba Kinan mendengar

suara langkah kaki mendekat ke

kamarnya. Awalnya, ia berpikir

itu Mbok Sumi, pembantu

rumah tangga yang biasa

mengurus Kinan, tetapi langkah

itu terasa lebih berat dan

langsung menuju kamar mandi.

Kinan membuka matanya

perlahan, dan betapa

terkejutnya ia ketika melihat

Aryo sudah berdiri di depannya.

…

Mas Aryo? Kapan datang?

tanyanya dengan nada terkejut.

Aryo tersenyum kecil. Baru

saja. Mbok Sumi yang kasih

kabar kalau kamu sudah pulang

jawabnya sambil melangkah

mendekat.

Iya, Mas. Aku juga baru

saja sampai. Maafya, belum

sempat kasih kabar, ujar Kinan,

masih setengah terkejut namun

senang melihat kehadiran

suaminya.

Tanpa banyak bicara lagi,

Aryo mulai melepas pakaiannya

dan bergabung dengan Kinan di

bathtub. Kehangatan air

bercampur dengan

kebersamaan mereka,

menghadirkan momen yang tak

hanya intim tetapi juga penuh

kenyamanan. Bagi Kinan,

kehadiran Aryo di sisinya

seperti pelindung di tengah

segala keruwetan hidup yang

harus ia jalani.

Aryo mencium bahu Kinan

dengan lembut, membiarkan

kehangatan mengalir di antara

mereka. Bagaimana kondisi

ibumu? Apa dia sudah sehat?

tanyanya dengan nada penuh

perhatian.

Iya, Mas. Alhamdulillah,

ibu sudah sehat. Semua ini

berkat bantuan Mas Aryo.

Terima kasih ya, Mas, ucap

Kinan tulus, memnandang

suaminya dengan mata yang

penuh rasa syukur.

….

Aryo tersenyum dan

membalas dengan kecupan

lembut di tengkuk Kinan,

membuat tubuhnya meremang.

Keintiman itu membuat suasana

di antara mereka semakin

hangat. Arya lalu menangkap

dua gundukan kenyal milik

Kinan dan meremasnya

Massss ….ucap Kinan

dengan suara parau.

Hmmm…Aku

menginginkanmu Kinan, jawab

Aryo dengan suara seraknya.

Aryo pun segera turun dari

bathtub dan menggendong

tubuh Kenan, membawanya ke

bawah shower untuk segera

mandi. Setelah selesai mandi

bersama, Aryo menggendong

Kinan dengan hati-hati menuju

kamar. la menempatkan Kinan

di ranjang dengan lembut,

memastikan kenyamanan

istrinya.

Aryo lalu mencium bibir

Kinan, serta tangannya

meremas pelan gundukan milik

Aryo dengan suara seraknya.

Aryo pun segera turun dari

bathtub dan menggendong

tubuh Kenan, membawanya ke

bawah shower untuk segera

mandi. Setelah selesai mandi

bersama, Aryo menggendong

Kinan dengan hati-hati menuju

kamar. Ia menempatkan Kinan

di ranjang dengan lembut,

memastikan kenyamanan

istrinya.

Aryo lalu mencium bibir

Kinan, serta tangannya

meremas pelan gundukan milik

Kinan. Tubuhmu bakai candu

untukku Kinan. Berapa hari aku

tidak bertemu denganmu,

rasanya aku menjadi gila, ucap

Aryo pelan.

Kemudian, Aryo pun

memulai kegiatan panas mereka

dengan pelan. Dia memasukkan

miliknya dengan perlahan,

Kinan pun berteriak kecil.

Walaupun sudah sering

melakukannya, namun tetap

saja milik Aryo begitu besar,

gga membuatnya sedikit

kaget.

…

Seperti biasanya, hari ini

Kinan berangkat ke kampus

bersama Aryo. Mereka melaju

dengan tenang, diringi dengan

obrolan ringan. Ketika mobil

berhenti di halte dekat kampus,

Kinan membuka pintu dan

melangkah keluar. Namun, tak

disangka, Fujitemannya-

berdiri tak jauh dari sana.

Setelah mobil Ariel berjalan

memasuki kampus tiba-tiba Fuji

menepuk pundak Kinan. Sontak

saja Kinan kaget,Ia langsung

merasa jantungnya berdegup

kencang. Apa Fuji melihatku

keluar dari mobil Mas Aryo?

batinnya cemas. Kinan mencoba

bersikap tenang, tetapi

gerak-geriknya sedikit gugup.

Fuji, yang memang dikenal

sebagai orang yang jeli,

memperhatikan semuanya

dengan diam.

Hei, Kinan! kapan datang

dari kampung? Yuk… bareng

masuk kampus? ajak Fuji

dengan senyum yang ramah,

seperti biasa.

Kinan terkejut sejenak, lalu

mengangguk pelan. Ehmmm…

kemarin,aku datangnya.

Yaudah yuk masuk!! jawabnya

dengan nada hati-hati, mencoba

menutupi kegelisahannya.

Sambil berjalan, Fuji

menyembunyikan rasa

penasarannya. Ada banyak hal

yang ingin dia tanyakan,

terutamna soal Kinan yang keluar

dari mobil Pak Karyo tadi.

Namun, dia memilih menahan

diri untuk sementara waktu.

Fuji tahu, pertanyaan yang

salah di saat yang tidak tepat

bisa membuat Kinan merasa

tidak nyaman.

….

Selama perjalanan ke dala

kampus, Kinan berusaha

menjaga ekspresi wajahnya

tetap santai, meski di dalam hati

dia terus merasa cemas. Semoga

Fuji tidak melihatku keluar dari

mobil Mas Aryo… pikirnya

sambil mencuri pandang ke arah

Fuji yang tampak tenang.

Setelah jam kuliah selesai,

Kinan dan Fuji memutuskan

untuk makan di kantin.

Kebetulan hari ini jadwal

mereka cukup longgar, jadi

tidak terburu-buru. Fuji

langsung mengarahkan Kinan

untuk duduk di sudut yang agak

sepi, jauh dari keramaian

mahasiswa lain.

Setelah memastikan

suasana cukup tenang, Fuji

menatap Kinan dengan serius.

Kinan, boleh aku bertanya

sesuatu? Tapi tolong Kamu

jangan marah ya!!! Jawab

pertanyaanku dengan jujur,

ujarnya tiba-tiba. Kenapa tadi

pagi aku melihatmu keluar dari

mobil Pak Aryo?

Pertanyaan itu membuat

Kinan terdiam sejenak. Matanya

melebar, dan hatinya berdegup

kencang. Bagaimana aku harus

menjelaskannya? pikirny

panik.

..

Itu… aku.. aku.. Kinan

tergagap, mencoba mencari

kata-kata yang tepat, tetapi rasa

gugupnya justru membuatnya

semakin bingung.

Melihat reaksi Kinan, Fuji

tersenyum kecil, mencoba

menenangkan. Tidak apa-apa,

Kinan. Aku temanmu. Kamu

tidak perlu berbohong atau

merasa takut. Aku hanya ingin

tahu apa yang sebenarnya

terjadi, kata Fuji lembut.

Akhirnya, Kinan menarik

napas panjang dan

memberanikan diri untuk

berkata jujur. Kamu ingat kan?

dulu waktu aku bercerita, kalau

aku dijual oleh bapak tiriku

kepada seorang mucikari, dan

dibeli oleh seorang laki-laki

yang sudah mempunyai istri?

Laki-laki yang membeliku itu

adalah Pak Aryo, ucap Kinan

pelan, hampir seperti bisikan.

Fuji terkejut, tapi ia tidak

memotong pembicaraan Kinan.

Dan sekarang… aku tinggal

bersama Pak Aryo karena… aku

sudah menikah dengannya,

lanjut Kinan, suaranya bergetar.

Saking kagetnya Fuji sampai

berteriak,HAHHH KAMU

SERIUS KINAN?? teriak Fuji

karena syok dengan berita yang

baru didengarnya itu.

Mendengar teriakan Fuji

yang begitu mengejutkan,

Kinan dengan cepat membekap

mulut Fuji untuk

menghentikannya. Fuji, tolong!

Jangan teriak! bisik Kinan

dengan panik. Fuji, yang masih

terkejut mendengar pengakuan

Kinan, hanya bisa

membelalakkan mata.

…

Namun, teriakan itu sudah

terlanjur menarik perhatian

beberapa mahasiswa di kantin.

Beberapa dari mereka menoleh

ke arah Fuji dan Kinan dengan

rasa penasaran. Kinan segera

melepaskan tangannya dari

mulut Fuji, tersenyum kecil

untuk meredakan situasi, dan

berkata, Maaf ya,temenku

terlalu berisik, mencoba

menenangkan suasana.

Setelah cukup tenang, Fuji

menatap Kinan dengan ekspresi

yang sulit ditebak. Ada rasa

kaget, bingung, tapi juga iba.

Kamu menikah dengan Pak

Aryo? tanyanya untuk

memastikan.

Kinan mengangguk pelan.

Iya.. aku tidak punya pilihan

waktu itu. Tapi… seiring

berjalannya waktu, aku

sekarang sudah bisa

menerimanya. Pak Aryo orang

yang baik, tambahnya,

mencoba menjelaskan.

Fuji menghela napas

panjang, lalu menatap Kinan

dengan penuh perhatian. Aku

nggak tahu harus bilang apa,

Kinan. Tapi kalau kamu butuh

seseorang untuk mendengarkan

atau mendukungmu, aku di sini,

ya, katanya tulus.

Mendengar itu, Kinan

merasa sedikit lega. Walaupun

masih ada rasa cemas,

setidaknya kini ia tahu bahwa

Fuji adalah teman yang bisa ia

andalkan. Terima kasih, Fuji,

jawab Kinan dengan senyum

kecil.

…

Tak lama kemudian, Sally,

teman sekelas mereka, datang

menghampiri. Kalian ngapain

sih? Heboh banget! Sampai

terdengar dari luar, tanya Sally

sambil menatap mereka

bergantian dengan rasa

penasaran.

Fuji, yang masih sedikit

syok, hanya duduk terdiam

menatap Sally. Kinan mencoba

mengganti topik, tetapi sebelum

sempat melakukannya, Fuji

akhirnya membuka suara. Sally

.. kamu nggak bakal percaya ini

ucap Fuji pelan, suaranya

bergetar.

Sally mengernyitkan dahi.

Ada apa sih? tanyanya, merasa

semakin penasaran.

Dengan perlahan, Fuji

akhirnya mengungkapkan

semuanya. Kinan… ternyata…

sudah menikah. Dan tahu nggak

siapa suaminya? Pak Aryo! Pak

Aryo, dosen kita! Dan dia… dia

itu laki-laki yang beli Kinan

waktu acara pelelangan itu!

kata Fuji dengan suara pelan,

tetapi cukup jelas untuk

membuat Sally terkejut.

Sally terdiam sejenak,

mencoba mencerna apa yang

baru saja didengarnya. Tunggu

.. apa? Pak Aryo? dosen killer

kita itu? tanyanya dengan na

tidak percaya.

…

Kinan mengangguk pelan,

merasa tak ada lagi yang bisa

disembunyikan. Iya… itu

semua benar, jawabnya lirih.

Sally menatap Kinan

dengan campuran emosikaget,

bingung, dan mungkin sedikit

tidak percaya. Kinan… aku

nggak tahu harus bilang

Tapi, bagaimana kamu bisa

menikah dengannya? Maksudku

… ini semua terlalu sulit

dimengerti, katanya akhirnya.

Kinan hanya bisa

menunduk, merasa berat

menjelaskan situasinya lebih

jauh. Ia tahu bahwa penjelasan

apa pun tidak akan mudah

diterima. Namun, di balik

semua itu, ia hanya berharap

bahwa Fuji dan Sally bisa

memahami keadaan tanpa

terlalu banyak menghakimi.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADUK IPAR PELIPUR LARA (PART4)
Next Post: JANGAN OM (PART22)

Related Posts

Tetangga menggoda ( part 2 ) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART17) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART31) Kisah Menarik
Perkenalkan namaku Rio , aku seorang mahasiswa baru Kisah Menarik
JANGAN OM (PART,40) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART03) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme