Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART18)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART18)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART18

…CERITADEWASA…

.

.

.

Aryo menatap Kinan

dengan pandangan yang masih

dipenuhi gairah setelah ciuman

panas yang baru saja mereka

bagi. Tapi harapannya tiba-tiba

sirna ketika Kinan berkata

pelan, Maaf Mas, tapi aku

belum siap.

Aryo lalu melepaskan Kinan

dan mengusap wajahnya kasar,

Sampai kapan Kinan? Ucap

Aryo frustasi.

Maaf Mas, jawab Kinan

sambil menunduk takut, seakan

mengerti kekecewaan Aryo.

Aryo hanya bisa mendsah

kecewa. Dengan enggan, dia

berbalik dan berjalan menuju

kamar mndi. Dalam hati, dia

bergumam, Sial, aku ini punya

dua istri. Kenapa masih harus

main sendiri?

..

Suara dsahan pintu kamar

mandi tertutup, membuat

Kinan merasa bersalah pada

Aryo. Tapi apa boleh buat, dia

masih trauma membayangkan

rasa sakitnya saat Aryo

memaksanya dulu.

Setelah kejadian penolakan

tadi, Aryo masih tampak

murung. Sejak sore, ia

mengurung diri di ruang

kerjanya, tenggelam dalam

diam dan ketidakpuasan.

Bahkan saat masuk jam makan

malam pun, Aryo masih

mengurung dirinya di ruang

kerjanya.

Tuan Aryo kemana?

Tumben nggak ikut makan

malam tanya Mbok Sumi

keheranan, pasalnya Aryo tidak

pernah melewatkan makan

malam sebelumnya.

lalu Kinan pun

mengarahkan pandangannya

kepada Mbok Sumi yang berada

di dapur, nggak tahu Mbok,

kayaknya masih di ruang

kerjanya.

Oh….begitu?

tumben-tumbenan Tuan Aryo

nggak makan malam. Mbak

Sumi sedikit mengkhawatirkan

Aryo.

…

Kinan, yang juga merasa

heran dengan sikap Aryo,

memutuskan membuatkan

secangkir kopi untuk suaminya,

berharap itu bisa memperbaiki

suasana.

Dengan hati-hati, Kinan

mengetuk pintu ruang kerja

Aryo. Mas, boleh aku masuk?

tanyanya lembut.

Aryo melirik kearah pintu

sekilas, lalu menjawab singkat,

Masuklah.

Kinan membuka pintu dan

melangkah masuk, lalu

meletakkan secangkir kopi di

meja kerja Aryo. Ini aku

buatkan kopi, Mas, ucapnya

sambil tersenyum, berharap

bisa mencairkan suasana. Tapi

Aryo hanya bergumam singkat

tanpa mengalihkan

pandangannya dari layar laptop.

Kinan tetap berdiri di depan

Aryo, merasa ada yang perlu

dijelaskan atau diperbaiki. Aryo

meliriknya dengan tatapan

datar, kemudian berkata, Apa

lagi?

Kinan tergagap, sedikit

canggung. Enggak… enggak ada

apa-apa, Mas, jawabnya dengan

suara pelan. Kalau begitu, aku

keluar dulu, lanjutnya.

Aryo tidak berkata apa-apa,

kembali menatap layar

komputernya, meninggalkan

Kinan yang hanya bisa

menghela napas kecil sebelum

beranjak keluar dari ruangan.

…

Sejak pagi, wajah Aryo

terlihat semakin ditekuk dan

dingin. Kinan yang biasanya

berbagi obrolan hangat dengan

suaminya hanya bisa diam, tak

berani bertanya. Sepanjang

perjalanan menuju kampus,

keheningan menyelimuti

mereka. Ketika tiba di depan

kampus, Kinan pun berpamitan,

namun Aryo hanya berdeham

pelan, tanpa sepatah kata pun

sebagai balasan.

Suasana dingin Aryo

rupanya tak berhenti di situ. Di

ruang kelas, sosok Pak Aryo

yang dikenal tegas tapi tak

sampai menakutkan, kini

terlihat tatapannya begitu tajam

dan menyeramkan, bak

Harimau yang siap menerkam

mangsanya. Tiba-tiba saja, Aryo

memberikan kuis mendadak

yang membuat mereka semakin

ketar-ketir.

….

Pak Aryo kenapa sih?

Mukanya seram banget hari ini,

bisik salah satu mahasiswa pada

temannya. Biasanya juga jutek,

tapi hari ini lebih seram dari

biasanya.

Iya, mana pagi-pagi dikasih

kuis lagi! Baru lihat mukanya aja

udah bikin jantungan, sahut

temannya dengan nada cemas.

Ada masalah hidup apa sih,

Pak Aryo? Perasaan sering

banget nyiksa kita, tambah

mahasiswa lain, setengah

bercanda namun penuh

kekhawatiran. Tanpa mereka

ketahui, bahwa masalah hidup

dosen di depannya itu adalah

teman mereka sendiri, Kinan.

Kinan, yang ikut berada di

ruangan, hanya bisa mendengar

bisikan-bisikan itu dalam diam.

Dari tempat duduknya, ia

memperhatikan suaminya yang

berdiri di depan kelas,

memberikan soal kuis sambil

menatap para mahasiswa

dengan wajah dingin, tanpa

banyak bicara. Tidak biasanya

Aryo membawa suasana hati

seperti ini ke kelas.

….

Saat waktu istirahat tiba,

Kinan menuju kantin bersama

teman-temannya, Fuji dan Sally.

Kebetulan, mereka bertiga

sudah menyelesaikan semua

kelas untuk hari itu, tapi seperti

biasa, mereka memilih untuk

bersantai dulu di kantin.

Maaf, aku telat. Soalnya

tadi pelajaran Pak Roni molor,

kata kinan sambil tersenyum

kecil.

Enggak apa-apa, sini duduk,

Kinan, jawab Sally sambil

menepuk kursi kosong di

samping Fuji. Kinan pun duduk

di sebelah mereka.

Guys, udah pada denger

gosip terbaru belum? tanya Fuji

dengan nada bersemangat.

Gosip apaan? Sally

langsung penasaran.

Itu, si Salsa sama Nina tadi

pagi dipanggil ke kantornya Pak

Aryo. Katanya mereka diskors,

bahkan si Salsa diancam bakal

dikeluarin dari kampus!

ungkap Fuji, matanya berbinar

penuh antusias.

Ah, yang bener? Kok bisa

sampai segitunya? tanya Sally

dengan nada tak percaya.

Emang mereka ngelakuin

kesalahan apa sih, sampai bisa

mau dikeluarin dari kampus?

Fuji mendekatkan suaranya

sambil berkata, Denger-denger

sih, mereka ngerjain mahasiswi

baru kemarin. Sampai dikunci

di dalam gudang. Makanya Pak

Aryo marah banget.

Wah, keterlaluan sih kalau

sampai begitu. Ngerjain

mahasiswi baru aja udah nggak

bener, apalagi sampai ngunciin

di gudang belakang kampus

kayak gitu, sahut Sally dengan

nada tak percaya.

….

Kinan, yang sejak tadi

mendengarkan percakapan itu

dengan serius, langsung

membelalakkan matanya. Jadi

mereka yang kemarin ngunciin

aku digudang, batin Kinan

Kinan berpura-pura tidak

tahu, padahal dalam hati ia

masih bingung mengapa Salsa

dan Nina bisa tega berbuat

begitu. Salsa dan Nina, kenapa

bisa sampai berbuat seperti itu?

tanyanya dengan nada

penasaran.

Nggak tahu juga sih

pastinya, jawab Fuji sambil

mengangkat bahu. Katanya sih,

Salsa tuh cemburu gara-gara si

Ketua BEM, si Niko yang

gantengnya pas-pas an itu,

ngajak ngobrol mahasiswi baru.

Dasar aneh tuh Salsa, cuma

karena diajak ngobrol doang

sampai tega ngerjain kayak gitu,

sahut Sally, geleng-geleng

kepala. Dia nggak tahu apa

kalau gudang belakang tuh

serem, banyak hantunya.

Sally kemudian menatap

Kinan. Eh, kamu sendiri

kemarin ke mana, Kin? Kok

dicari-cari nggak ada? Bahkan

Pak Aryo sampai neleponin Fuji,

katanya ponselmu ketinggalan

di ruang kelas.

…

Fuji yang mendengar itu

langsung teringat sesuatu. Loh,

bukannya kamu kemarin bilang

kalau terkunci di gudang?

Jangan-jangan, kamu yang

dikunciin sama Nina dan Salsa

di gudang kemarin?

Mendengar itu, Kinan

hanya terdiam, tapi akhirnya

menganggukkan kepala pelan.

 

Iya, kemarin aku yang dikunciin

sama Salsa dan Nina di gudang.

Padahal aku beneran nggak

kenal sama mereka. Aku juga

nggak tahu salahku apa sampai

mereka tega ngunciin aku di

situ, ucap Kinan dengan wajah

kesal. Mana gudangnya sumpek,

penuh debu… dan sumpah,

horror banget! lanjutnya,

mengingat kembali ketakutan

yang ia rasakan saat terkunci

sendirian.

Fuji dan Sally saling

pandang, terlihat terkejut

sekaligus kasihan. Wah, gila sih

mereka sampai berbuat kayak

gitu. Nggak heran Pak Aryo

marah, gumam Sally.

….

Setelah puas mengobrol

dengan, Kinan pun

memutuskan untuk pamit

pulang kepada Fuji dan Sally. Ia

segera menghubungi sopirnya,

Pak Danang, untuk

menjemputnya di kampus

karena merasa malas bertemu

dengan Aryo. Begitu tiba di

rumah, Kinan langsung menuju

kamar, mndi, dan merebahkan

tbuhnya di kasur. Tak butuh

waktu lama, ia pun terlelap.

Dalam tidurnya, Kinan

merasakan ada sesuatu yang

menindih tbuhnya. Saat ia

menoleh ke belakang,

dilihatnya Aryo sudah tertidur

pulas sambil memeluknya.

Kinan membangunkan Aryo

pelan karena melihat langit di

luar sudah gelap. Mas, bangun,

udah malam. Mandi dulu gih,

ucapnya, menyadari Aryo masih

mengenakan pakaian yang ia

pakai ke kampus tadi pagi.

Dengan suara berat, Aryo

bertanya pelan, Jam berapa

sekarang?

Kinan mengambil

ponselnya yang terletak di meja

samping tempat tidur. Udah

jam setengah tujuh, Mas.

Bangun dulu, mandi. Nanti

kemalaman lho.

Aryo membuka matanya

sedikit. Malas ah, nggak mau

mandi, gumamnya, setengah

bercanda.

Mas Aryo bau, tau, canda

Kinan sambil menutup

hidungnya. Padahal, Aryo

sangat wangi, bahkan parfum

yang dipakainya dari pagi pun,

masih melekat di pakaiannya.

Aryo mengangkat alisnya,

tersenyum tipis. Yaudah,

mandiin kalo gitu.

Emang Mas Aryo bayi,

minta dimandiin? sungut

Kinan.

Ya nggak apa-apa kan,

sekali-kali. Lagian kamu istriku,

jawab Aryo sambil

mengedipkan mata.

Kinan tertawa kecil.

Yaudah, aku siapin air mandi aja

ya, buat Mas Aryo berendam.

Biar badannya rileks, nggak

marah-marah terus.

Emang kapan aku marah?

tanya Aryo, terlihat penasaran.

Dari tadi pagi, Mas Aryo

cemberut terus. Mahasiswa di

kampus pada takut, tahu, lihat

Mas yang mukanya serem

begitu.

Biarin aja, Aryo hanya

menjawab singkat.

Kinan menggelengkan

kepala sambil mendengus pelan,

malas menanggapi Aryo yang

tampak cuek. Ia pun bergegas ke

kamar mandi, menyiapkan air

hangat untuk berendam

suaminya, berharap suasana

hati Aryo bisa lebih baik setelah

berendam.

…

Saat Aryo masuk ke kamar

mandi dan mulai membuka

pakaiannya, Kinan yang masih

menuangkan sabun ke bathtub

sedikit terkejut dengar

kehadirannya. Udah siap, Mas,

airnya kalau mau berendam,

ucap Kinan sambil menoleh.

Namun, tanpa peringatan,

Aryo menarik tangannya dan

membawanya masuk ke dalam

bathtub bersamanya. Kinan

menjerit kecil, tubuhnya

langsung basah terkena air

hangat. Mas Aryo! Apa-apaan

sih? Aku kan udah mndi! seru

Kinan marah dan protes kepada,

Aryo.

Aryo hanya tersenyum jahil.

Temani aku berendam,

sebentar aja, ucapnya lembut.

Kinan menghela napas

psrah, namun tak bisa

menahan senyumnya. Ia pun

akhirnya melepaskan pakaian

yang tersisa dan bergabung

dengan Aryo di dalam bathtub.

Di sana, mereka berdua duduk

berendam dalam kehangatan air,

menikmati momen

kebersamaan yang intim ini.

…

Mas, Kinan boleh nanya

nggak? tanya kinan dengan

nada ragu.

Nanya apa? jawab Aryo,

matanya masih terpejam

menikmati air hangat.

Tapi… jangan marah ya,

Mas! cicit Kinan sambil

mengintip reaksi Aryo.

Hmm, gumam Aryo,

memberi isyarat agar Kinan

melanjutkan pertanyaannya.

Kinan menggigit bbirnya

sebentar, lalu berkata pelan,

Mas Aryo di sini terus, emang

istrinya nggak marah?

Istri?? Bukankah kamu

istriku? tanya Aryo, menggoda

Kinan.

Kinan yang sebel sama Aryo

pun, lalu mencbit pinggang

Arya pelan.Maksudku istri

pertamanya Mas Aryo.

Aryo membuka matanya,

lalu menghela napas pendek.

Enggak, jawabnya singkat.

Masa sih? Kinan semakin

penasaran.

Melihat tatapan Kinan,

Aryo akhirnya memutuskan

untuk menjelaskan. Istriku

sekarang ada di luar negeri.

Kami dulu menikah hanya

karena kesepakatan bisnis.

Kami pun nggak saling

mencintai, jadi kami menjalani

hidup masing-masing, tanpa

mencampuri urusan satu sama

lain.

Kinan mengangguk pelan,

mulai mengerti. Jadi… Mas dan

istri Mas memang dari awal

nggak ada hubungan yang

dekat?

Aryo mengangguk. Ya.

Kami hanya menjalani peran

masing-masing, tanpa ada

ikatan emosi. Makanya, kalau

aku di sini pun, dia nggak

keberatan.

…

Mendengar itu, Kinan

merasa lega tapi juga tak bisa

menyembunyikan sedikit rasa

simpati. Hubungan yang

dijalani Aryo selama ini tampak

jauh dari kata bahagia. Ia pun

sekarang mengerti, betapa

kesepiannya Aryo selama ini.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART1)
Next Post: JANGAN OM (PART17)

Related Posts

***ENNY ARROW *** Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART27) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART10) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART73) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART23) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART16) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme