Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART17)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART17)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART17

…Ceritadewasa…

.

.

.

Saat tiba di ruang CCTV,

Aryo langsung mengambil alih

dan mulai memeriksa rekaman

CCTV pada jam pelajaran

pertama Kinan. Tepat pukul 10

pagi, terlihat Kinan keluar dari

ruang kelasnya dan berjalan

menyusuri lorong. Tak lama

kemudian, pada CCTV di

koridor, terlihat seorang

perempuan menghampirinya

dan mengajak Kinan berjalan ke

arah belakang. Namun,

sayangnya, akan memeriksa

CCTV di wilayah belakang

kampus cctv-nya mati.

…

Apakah, di area belakang

kampus memang tidak ada

CCTV yang aktif? Aryo

bertanya, kepada petugas

keamanan yang berada di sana.

Maaf, Pak, jawab satpam,

CCTV di bagian belakang sudah

lama rusak. Kami sudah

melaporkannya ke pihak

manajemen kampus, tapi

 

sampai sekarang belum ada

penggantian.

Kalau begitu, bilang ke

manajemen bahwa ini perintah

dari saya. Ganti semua CCTV

yang rusak, ujar Aryo dengan

nada tegas.

Satpam itu segera

mengangguk dan bergegas

menjalankan perintah Aryo.

Sekarang, Aryo masih tidak bisa

memastikan ke mana perginya

Kinan, karena rekaman CCTV di

area belakang tidak tersedia.

Aryo memutuskan, untuk

mengajak salah satu satpam,

untuk menemaninya mencari

Kinan ke area belakang kampus.

Setibanya di sana, Aryo

memberikan instruksi,

Telusuri semua ruangan di

sebelah kiri, aku akan mencari

di sebelah kanan.

Baik, Pak, jawab satpam

itu sambil mengangguk.

Aryo pun mulai berjalan,

menyusuri area tersebut

sembari memanggil nama Kinan

dengan suara lantang. Di dalam

gudang, Kinan yang masih

menangis mendengar suara

Aryo. Dengan cepat, dia mulai

menggedor-gedor pintu dan

berteriak, Om Aryo….! Tolong.

..Aku di sini!

…

Suara gedoran dan teriakan

itu segera ditangkap oleh Aryo.

Dia bergegas menuju gudang

dan mencoba membuka pintu,

namun pintu itu terkunci rapat.

Setelah berusaha sekuat tenaga,

Aryo akhirnya berhasil

mendobrak pintu tersebut.

Setelah pintu berhasil

dibuka, Aryo melihat Kinan

berdiri di belakang pintu,

menangis dan gemetar. Begitu

melihat Aryo, Kinan langsung

memluknya erat. Aku takut di

sini om… Di sini ada hantu,

ucapnya dengan suara gemetar.

Aryo menenangkan Kinan

dengan mengusap lembut

punggungnya. Tenang, Kinan.

Kita keluar dari sini, ya?

ucapnya sambil menggiring

Kinan keluar dari gudang.

Setelah berada di luar, Aryo

memanggil satpam yang tadi

membantunya. Cari tahu siapa

wanita yang mengajak Kinan ke

gudang ini, dan laporkan

hasilnya besok pagi,

instruksinya.

…

Satpam itu mengangguk

patuh dan berjanji akan segera

menyelidiki. Aryo pun

mengajak Kinan pulang,

meninggalkan kampus dengan

harapan kejadian ini tak akan

terulang lagi.

Di dalam mobil, Aryo

menoleh ke kinan dan berkata,

Sebaiknya hubungi temanmu,

Fuji. Beritahu dia kalau kamu

sudah pulang. Dia tadi juga ikut

mencarimu.

Kinan mengangguk dan

segera menelepon Fuji. Setelah

beberapa nada sambung, Fuji

mengangkat telepon, terdengar

lega, Kinan! Kamu di mana?

Aku dan Sally dari tadi

mencarimu, ke semua ruang

kelas tapi tidak ketemu

Kinan menjawab singkat,

Aku tadi terkunci di gudang

belakang kampus.

Fuji terkejut mendengar itu.

Hah…. terkunci di gudang?

Bagaimana bisa kamu sampai

terkunci di sana? tanyanya,

penasaran.

Besok saja kalau kita

ketemu, akan aku jelaskan

semuanya, kata Kinan, tidak

ingin membahasnya lebih lanjut

saat itu.

Baiklah, hati-hati ya,lain

kali jawab Fuji, sebelum

akhirnya memutuskan

panggilan.

….

Sesampainya di rumah,

Aryo melihat Kinan masih

tampak lelah dan ketakutan.

Tanpa banyak bicara, dia

menggendong Kinan masuk,

lalu dengan lembut

menurunkannya diruang

makan, memintanya untuk

makan dan beristirahat. Aryo

memutuskan tidak menanyakan

apapun tentang kejadian di

gudang, menyadari bahwa

Kinan masih terlihat syok. Dia

masih bisa melihat sisa

ketakutan di wajahnya, dan

napasnya pun belum

sepenuhnya tenang.

Kamu pasti lelah dan lapar,

Kinan. Makan dulu, supaya

kamu tidak lemas. Setelah itu

istirahat saja, ucap Aryo

dengan nada lembut dan penuh

perhatian.

Kinan hanya mengangguk

pelan, menerima saran itu tanpa

kata-kata. Bi Sumi lalu

menyiapkan makanan

untuknya, memastikan Kinan

makan sampai kenyang,

sebelum mememani ke kamar

untuk beristirahat, sesuai

instruksi Aryo.

….

Malam harinya, Aryo

memutuskan untuk menemui

Kinan di kamarnya. Setelah

melihat bahwa Kinan sudah

sedikit lebih tenang, Aryo pun

akhirnya memberanikan diri

untuk bertanya.

Sebenarnya, apa yang

terjadi tadi siang, Kinan?

Bagaimana bisa kamu sampai

terkunci di gudang? tanyanya

dengan nada lembut namun

penuh rasa ingin tahu.

Kinan menunduk sejenak,

lalu mulai bercerita. Tadi siang,

setelah selesai mata kuliah

pertama, ada seorang

perempuan yang menghampiri

aku, Om. Aku tidak mengenal

dia, tapi dia bilang disuruh Bu

Susi untuk mengambil barang di

gudang. Dia minta tolong

padaku menemaninya, karena

katanya dia takut.

Kinan menghela napas,

mencoba menenangkan diri

sebelum melanjutkan. Aku

nggak curiga sama sekali, jadi

aku setuju saja. Tapi setelah

sampai di gudang, perempuan

itu mengunciku dari luar dan

meninggalkan aku sendirian.

Aku dengar suara tawa dari

beberapa perempuan di luar

gudang, sepertinya mereka

sengaja mengerjaiku. Salah satu

dari mereka bilang, agar aku

jangan macam-macam sebagai

siswa baru dan jangan

kecentilan.

Apa yang kamu lakukan,

sehingga mereka sampai

mengancammu agar tidak

kecentilan? tanya Aryo dengan

penasaran.

….

Kinan pun lalu mendengus

kesal, aku nggak pernah

ngapa-ngapain O. Aku ke

kampus hanya untuk belajar, itu

saja. Bahkan aku tidak pernah

mempunyai teman cowok.

Mendengar cerita itu, Aryo

menatap Kinan dengan prihatin.

Sudahlah Jangan dipikirkan

lagi, besok lebih baik kamu tidak

usah berangkat ke kampus dulu.

Besok pagi, aku akan mencari

tahu siapa pelaku di balik

kejadian ini, ucap Aryo dengan

tegas, memastikan Kinan

merasa terlindungi.

Kinan mengangguk pelan,

sedikit merasa lega mendengar

kata-kata Aryo. Terima kasih,

Om Aryo, katanya dengan

suara lemah namun penuh rasa.

syukur.

Aryo tersenyum dan

mengusap pundak Kinan

dengan lembut. Tidurlah,

Kinan. Aku akan menemanimu

di sini malam ini. Kinan pun

lalu merebahkan badannya dan

mulai menutup matanya.

Malam ini, untuk pertama

kalinya Kinan merasa senang,

karena Aryo menemaninya.

…

Keesokan harinya, Aryo

menerima laporan dari satpam,

yang sebelumnya dia tugaskan

untuk mencari tahu, siapa

pelaku yang mengurung Kinan

di gudang. Satpam itu

melaporkan bahwa pelaku

utama adalah seorang

mahasiswa bernama Nina, dari

jurusan Ekonomi, semester lima.

Mendengar informasi

tersebut, Aryo segera

memberikan instruksi. Cari

Nina dan minta dia untuk segera

menghadap ke ruanganku, kata

Aryo dengan nada tegas,

menunjukkan keseriusannya

dalam menangani kasus ini.

Satpam tersebut

mengangguk dan pamit, lalu

segera keluar dari ruangan Aryo

untuk mencari Nina di area

kampus. Aryo duduk di

kursinya sambil memijit

pelipisnya pelan, mencoba

menghilangkan rasa pening di

kepalanya. Semalaman, dia

tidak bisa tertiur dengan

nyenyak, karena harus

menahan keinginannya saat

tidur bersama Kinan.

…

Sekitar lima belas menit

kemudian, terdengar ketukan di

pintu ruangan Aryo. Masuk,

jawab Aryo dengan nada tegas.

Seorang perempuan masuk

dengan wajah gugup dan

kebingungan. Itu adalah Nina,

mahasiswi yang diduga

membawa kinan ke gudang

kemarin. Dengan suara

hati-hati, Nina menyapa,

Selamat siang, Pak. Kata Pak

Hengki, Bapak mencari saya.

Duduklah, jawab Aryo

dengan nada dingin, tatapan

matanya tajam mengarah pada

Nina.

Merasakan tatapan Aryo

yang serius, Nina semakin

gugup. Dia duduk di kursi di

depan Aryo, menunduk dan

sesekali mencuri pandang ke

arah dosennya itu.

Katakan, siapa yang

menyuruhmu? tanya Aryo

langsung, tanpa basa-basi.

Nina tampak bingung, dan

dengan suara pelan, dia

bertanya, Maksud Bapak apa

ya?

Siapa yang menyuruhmu

mengunci Kinan di gudang

kemarin? Aryo bertanya lagi,

tatapannya tak beralih dari

wajah Nina.

Dengan nada penuh

ketakutan, Nina mencoba

menyangkal, Saya tidak pernah

mengunci Kinan di gudang, Pak

Aryo mendsah

dalam-dalam, menahan

kesabarannya. Benarkah?

Jangan berbohong, Nina. Aku

sudah punya bukti rekaman

CCTV. Jika kamu masih

mengelak, aku bisa langsung

mengambil tindakan, untuk

mengeluarkanmu dari kampus

ini sekarang juga, ancam Aryo,

tegas.

…

Merasa terpojok, Nina

akhirnya mengaku, meski

dengan suara bergetar, Salsa,

Pak… Salsa yang menyuruh saya

untuk mengajak Kinan ke

gudang. Tapi, saya bukan yang

menguncinya di sana. Sungguh,

Pak, Salsa yang melakukannya.

Aryo memperhatikan Nina

sejenak, mengamati wajahnya

untuk melihat apakah dia jujur

atau hanya berusaha

menyelamatkan dirinya sendiri.

Baik, kata Aryo akhirnya.

Kalau begitu, besok jam 9 pagi,

aku ingin kamu dan Salsa

datang ke ruangan ini untuk

memberikan penjelasan.

Setelah selesai mengajar di

kampus hari itu, Aryo

memutuskan untuk pulang ke

rumahnya terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah, suasana

sepi seperti biasa

menyambutnya. Rumah itu

terasa hampa, tanpa ada

kehidupan di dalamnya. Aryo

pun memanggil pembantu yang

sedang bersih-bersih di ruang

tamu.

…

Kemana Nyonya? tanya

Aryo, suaranya datar namun

penuh rasa penasaran.

Pembantu itu berhenti

sejenak dan menjawab, Nyonya

tidak ada di rumah, Tuan.

Sudah tiga hari ini beliau pergi

dan belum pulang.

Pergi kemana dia? tanya

Aryo lagi, menambah

ketegangan dalam percakapan.

Nyonya berkata kalau dia

pergi ke luar negeri, Tuan. Tapi,

Nyonya tidak mengatakan

berapa hari dia akan berada di

luar negeri, jawab pembantu

itu dengan suara pelan.

Aryo menarik napas berat,

merasa lelah dengan keadaan

yang terus seperti ini Baiklah,

terima kasih, katanya singkat,

lalu melangkah pergi dan

menuju kamarnya

Sesampainya di kamar,

Aryo berdiri di depan meja,

memandang foto

pernikahannya dengan Siska.

Wajah mereka tersenyum di

foto itu, namun tak ada

kebahagiaan yang benar-benar

terpancar di mata mereka. Aryo

bergumam dengan hati yang

penuh kekecewaan, Sampai

kapan, Siska? Sampai kapan

kamu akan seperti ini? Sudah

bertahun-tahun kita menikah,

dan kamu selalu saja tidak

pernah berubah. Kamu tidak

pernah menghargaiku sebagai

suami…

Pandangannya semakin

tajam, menatap foto itu dengan

rasa frustrasi yang mendalam.

 

Semakin lama, kesabaranku bisa

habis, Siska, gumam Aryo

pelan.

Dia memandangi wajah

Siska di foto itu, seolah mencari

tanda-tanda kebahagiaan yang

pernah ada di masa lalu. Namun

yang ia temui hanya kehampaan.

Tanpa terasa, Aryo merasakan

semakin berat untuk

melanjutkan kehidupannya

dalam rumah yang terasa seperti

neraka itu-rumah yang tidak

pernah memberikan

kehangatan atau keharmonisan,

hanya suasana dingin dan sepi.

Akhirnya, Aryo

memutuskan untuk pergi dari

rumah itu. Tanpa banyak

berpikir, ia mengambil jas dan

kunci mobilnya, lalu

meninggalkan rumahnya. Dia

menuju villa tempat Kinan

tinggal, berharap bisa

menemukan ketenangan dan

pelarian dari kekosongan yang

telah lama mengisi hidupnya.

…

Saat sampai di villa suasana

sepi, Aryo lalu bergegas menuju

kamar Kinan, dia membuka

pelan pintu kamar Kinan yang

tidak terkunci. Saat pintu

terbuka, Arya terpesona dengan

pemandangan yang ada di

depannya. Kinan dengan tubuh

polosnya karena habis mandi,

berdiri didepan meja rias sedang

mengoleskan lotion keseluruh

tubuhnya, sambil menonton

video tutorial make up di

youtube.

Dengan pelan, Aryo

mendekatinya dan

segera

memeluknya dar belakang, yang

reflek membuat Kinan menjerit

.Kenapa Om masuk ke

kamarku? Teriak kinan, sambil

berusaha melepas tangan Aryo

yang sudah mulai meremas

miliknya pelan.

Jangan panggil aku Om,

Kinan. Aku merasa seperti pedf

1 kalau kamu memanggilku Om.

Panggil aku Mas, atau aku akan

memberikan hukuman yang

nikmat padamu. Bisik Aryo

ditelinga Kinan.

Kinan pun hanya bisa

mengangguk menuruti

keinginan Aryo, Baik Mas.

Kalau begitu… bisakah kamu

lepaskan tanganmu sekarang?

Tidak….karena aku

menginginkanmu.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART18)
Next Post: JANGAN OM (PART16)

Related Posts

Tetangga menggoda ( part3 ) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART6) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART31) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART55) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART15) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART51) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme