Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART16)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART16)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART16

…CERITA DEWASA..

.

.

.

Pagi itu, Kinan terbangun

dengan perasaan ada sesuatu

yang menekan tbuhnya. Begitu

membuka mata, ia mendapati

kaki Aryo yang besar berada

tepat di atas bdannya. Kinan

meringis pelan. Pantesan berat

banget, ternyata ditindih

Kingkong, gumamnya setengah

kesal namun masih mengantuk.

Kinan mencoba

menggerakkan tbuhnya untuk

bangun, namun rasanya berat

sekali. Setelah beberapa kali

mencoba dan gagal, ia

memutuskan menyerah dan

ingin kembali memejamkan

mata. Lagipula, masih jam lima

pagi, pikirnya.

…

Namun, saat hendak

kembali tdur, Kinan merasakan

ada yang mengganjal di

belakang tbuhnya. Ia

meraba-raba dengan tangannya,

mencoba mencari tahu apa yang

mengganggu kenyamanannya.

Kinan menggumam pelan

sambil terus meraba benda yang

dirasanya aneh didalam selimut.

Ini apa ya? Kok kenyal-

kenyal keras gini? gumamnya

pelan. Dengan rasa penasaran,

ia terus meraba mencari tahu

apa itu. Aryo, yang terbangun

karena gerakan Kinan, berkata

dengan suara serak, Hentikan,

Kinan, kamu membuatnya

terganggu. Kinan masih

bingung dan bertanya, Ini apa,

Om?

Aryo menahan sesuatu yang

ingin keluar, setengah

menggoda, dia berkata, Buka

dan pegang aja sendiri kalau

penasaran. Dengan polos,

Kinan menarik selimut untuk

melihat lebih jelas, namun

begitu ia menyadari apa yang

ada di hadapannya, matanya

membelalak terkejut.

Kinan refleks menjerit kecil,

lalu segera menarik tangannya

sambil mengusap-usap telapak

tangannya dengan ekspresi

risih. Ommmm…Aryo…!

serunya, merasa malu dan

sedikit kesal pada saat yang

bersamaan.

Aryo hanya terkekeh,

tampak menikmati ekspresi

kaget Kinan. Makanya, jangan

suka penasaran dan

pegang-pegang sembarangan,

katanya sambil menutup

kembali selimut. Kinan

mendengus pelan, masih merasa

risih namun akhirnya hanya

bisa menggelengkan kepala,

berusaha melupakan kejadian

barusan. Kinan pun berusaha

melepaskan diri dari Aryo.

…

Lepasin Om. Kinan mau

pipis dulu,rengek Kinan.

Aryo pun langsung

melepaskan belitannya pada

tubuh Kinan.

setelah selesai dari kamar

mndi, Kinan pun kembali

merebahkan dirinya berniat

ingin lanjut tidur lagi.

 

Kamu harus tanggung

jawab Kinan, jangan tidur lagi,

ucap Aryo dengan suara

seraknya, khas orang bangun

tidur.

Kinan yang kebingungan

lalu membalikkan tbuhnya

dan menghadap ke arah Aryo.

Tanggung jawab apa Om?

Sambil menarik tbuh

Kinan ke arahnya, Aryo pun

berkata, tanggung jawab

karena telah membangunkan

adikku. Buat dia tertidur lagi,

bisik Aryo disela ciman

mereka.

…

Saat waktu menunjukan

pukul 7 pagi, Kinan segera

masuk ke kamar mandi dan

membersihkan diri, mencoba

untuk mengalihkan perhatian

dari kejadian sebelumnya.

Setelah selesai mndi, ia merasa

lebih segar dan siap untuk

memulai hari. Ia cepat-cepat

mengenakan pakaian dan

bersiap-siap untuk pergi ke

kampus.

Begitu keluar dari kamar

mandi, Kinan mengamati

sekeliling. Namun, ia tidak

melihat Aryo di kamar itu lagi.

Mungkin Om Aryo sudah

kembali ke kamarnya, untuk

bersiap-siap ke kampus juga,

pikir Kinan, merasa sedikit lega.

Ia melangkah keluar, lalu

duduk dimeja rias dan segera

memoleskan bedak dan lipstik

tipis.

Setelah selesai bersiap,

Kinan segera turun ke ruang

makan untuk sarapan. Di sana,

ia melihat Aryo yang sedang

duduk sambil meminum kopi

hitam, tampak tenang seperti

biasa. Sementara Kinan

menikmati sarapannya, Aryo

lebih suka melewatkan sarapan

dan hanya memilih kopi sebagai

gantinya.

…

Kamu nanti berangkat ke

kampus bareng aku, ucap Aryo

sambil menatap Kinan.

Kenapa, Om? tanya kinan,

sedikit bingung.

Nggak apa-apa, lagian kan

kita satu tujuan. Nanti

pulangnya baru minta dijemput

sopir, jawab Aryo santai.

Kinan hanya mengangguk,

lalu segera melanjutkan

sarapannya dengan cepat. Ia

tidak ingin membuat Aryo

menunggu terlalu lama.

 

Sesampainya di halte dekat

kampus, Kinan meminta Aryo

menurunkannya seperti biasa,

agar tidak ada anak kampus

yang melihatnya keluar dari

mobil Aryo. Makasih ya, Om,

ucap Kinan tulus sambil bersiap

turun.

Tunggu, ujar Aryo

tiba-tiba, membuat gerakan

Kinan terhenti.

Kenapa, Om? Ada yang

ketinggalan? tanya kinan

sambil menoleh.

Aryo mengulurkan

tangannya ke arah Kinan.

Dengan sigap, Kinan langsung

salim dan mencium punggung

tangan Aryo, seperti

kebiasaannya pada ibu dan

bapaknya dirumah.

Nih, ambil buat pegangan

kamu, kata Aryo sambil

menyerahkan sepuluh lembar

uang seratus ribuan kepada

Kinan.

Banyak banget, Om, ujar

Kinan terkejut.

Pegang aja, aku tahu kamu

sering jajan dan nongkrong di

kantin, jawab Aryo lembut.

Kinan akhirnya menerima

uang itu dengan raut gembira,

lalu segera turun dari mobil

setelah mengucapkan terima

kasih lagi kepada Aryo,

kemudian berjalan menuju

kampus dengan senyuman kecil

di wajahnya.

…

Saat Kinan memasuki

pelataran kampus, ia tak sengaja

bertemu dengan Niko, Ketua

BEM yang beberapa hari lalu

menyapanya saat ospek

mahasiswa baru. Niko pun

tersenyum dan menyapanya

dengan ramah.

Selamat pagi, Kinan, baru

datang ya? tanya Niko, masih

dengan senyumnya yang hangat.

Oh iya, Mas, baru aja

datang, jawab Kinan, sedikit

tergesa.

Kamu ada jadwal mata

kuliah apa, hari ini? tanya Niko

dengan nada ramah.

Ada kelasnya Bu Susi, Mas,

pagi ini, jawab Kinan.Kalau

gitu aku masuk dulu ya, Mas.

Takut telat, kata Kinan sambil

melangkah mundur, merasa

sedikit risih karena Niko terus

menatapnya.

Eh, iya, hati-hati ya,

semangat belajarnya, ucap

Niko sambil tersenyum,

memberi semangat.

Kinan hanya mengangguk

dan tersenyum tipis, lalu segera

berjalan menjauh dari Niko.

Di dalam hati, Niko berpikir,

cantik banget Kinan, Pokoknya

harus bisa dapetin dia.

Tanpa Kinan sadari, ada

sepasang mata yang sedari tadi

mengawasi percakapan antara

dirinya dan Niko. Salsa, wanita

yang selama ini selalu berusaha

mendekati Niko, terlihat sedang

mengerutkan kening dan

menatap tajam ke arah Kinan.

Sialan, murid baru itu,

gerutu Salsa dalam hati.

Beraninya cari gara-gara dengan

aku.

Reni, teman Salsa yang

berdiri di sebelahnya,

menanggapi dengan nada santai.

Udah kasih pelajaran aja, Sa.

Salsa menyeringai,

wajahnya tampak marah. Lihat

aja, aku bakal kasih pelajaran

tuh anak baru, biar gak berani

lagi deket-deket sama Niko,

ucapnya dengan penuh tekad,

matanya tetap terfokus pada

Kinan yang kini sedang berjalan

menjauh.

 

 

Setelah mata kuliah Bu Susi

selesai, Kinan berjalan keluar

menuju kantin karena 45menit

lagi akan ada mata kuliah dari

dosen lain. Kinan berjalan

sendirian di lorong kampus,

karena Fuji dan Sally, masih ada

di kelas untuk pelajaran

berikutnya. Ketika ia berjalan

menuju ujung lorong, tiba-tiba

ada seseorang yang memanggil

namanya.

Tunggu! seru seorang

wanita.

Kinan berhenti dan

menoleh kearah wanita itu.

Kenapa, Mbak? Kamu manggil

aku? tanya Kinan, sedikit

bingung.

…

Iya, siapa namamu? tanya

wanita itu.

Perkenalkan, nama aku

Kinan, jawab Kinan ramah

sambil mengulurkan tangan

untuk berjabat tangan.

Wanita itu tersenyum, lalu

melanjutkan, Aku tadi disuruh

Bu Susi untuk mengambil

barang di gudang.

Hah? Barang apa, Mbak?

tanya kinan penasaran.

Nanti aku kasih tahu. Tapi

bisa nggak tolongin aku?

Soalnya aku nggak berani ke

gudang sendirian, kata wanita

itu, tampak cemas.

Oh, bisa, Mbak, jawab

Kinan dengan polos.

Yaudah, ikut aku yuk,

bantuin aku ambil barang

pesanan Bu Susi, ucap wanita

itu, kemudian berjalan duluan,

dan Kinan pun mengikuti tanpa

curiga.

Sesampainya di dalam

gudang, Kinan terkejut melihat

keadaan gudang yang

berantakan dan penuh debu. Ia

memandang sekeliling dengan

hati-hati.

Sepertinya nggak ada

barang-barang yang masih

bagus yang disimpan di tempat

ini, pikir Kinan dalam hati.

Gudang itu merupakan gudang

lama, yang sudah tidak dipakai.

Kita ke sini mau nyari apa,

Mbak? tanya Kinan, merasa ada

yang aneh.

Namun, tidak ada jawaban

dari wanita itu. Kinan menoleh

ke sekitar, mencoba mencari

wanita yang tadi mengajaknya.

Ternyata, wanita itu sudah

menghilang. Kinan mulai

merasa cemas dan ketakutan. Ia

cepat-cepat berjalan menuju

pintu gudang, berharap bisa

keluar.

Namun, ketika ia mencoba

membuka pintu, ternyata pintu

itu terkunci dari luar. Panik,

Kinan mulai

mengguncang-guncang pintu

dan berteriak minta tolong.

Tolong! Ada siapa di luar!

Tolong, buka pintunya!

teriaknya, suara cemas

menggema di dalam gudang

yang sunyi.

Terdengar suara tawa dari

luar dari beberapa wanita, Ha…

ha.. mampus kamu. Makanya

jangan suka centil sama laki-laki

. Ucap salah satu dari wanita

diluar.

…

Siapa kalian? Apa salahku,

kenapa kalian tega

mengurungku disini? Buka

pintunya, kita bicara baik-baik.

Teriak Kinan, sedikit ketakutan.

Karena Kinan itu penakut, dia

takut kalau ada hantu digudang

ini.

Namun tidak ada jawaban,

malah terdengar mereka

berjalan meninggalkan area

gudang.Sialan, aku dijebak,

kata Kinan dengan suara pelan,

gemetar.

Beberapa jam sudah berlalu

sejak Kinan terkurung di

ggudang. Dia sudah capek

berteriak meminta tolong. Rasa

panik dan cemas semakin

menghimpitnya. Siapa sih yang

iseng banget, ngerjain aku? Aku

punya salah apa? Kan aku nggak

kenal sama mereka. Ngapain

juga isengin aku? gumamnya,

mencoba memahami situasi

yang menimpanya.

Kinan merasa semakin lelah.

Duh, mana lapar lagi, perutku

haus, keluhnya, sambil duduk

di depan pintu yang terkunci.

Tak lama kemudian, air mata

mulai mengalir di pipinya.

Kalau nggak ada yang nolong

aku sampai besok, gimana ya?

Kan tempat ini sepi, pikir

Kinan, merasakan ketakutan

yang semakin mmendalam.Om

Aryo…tolongin Kinan. Airmata

pun mengalir dipipi Kinan.

Namun, tiba-tiba sesuatu

terlintas dalam pikirannya. Oh

iya, aku kan bawa hape! Kenapa

aku nggak kepikiran dari tadi?

gumam Kinan, merasa agak lega

karena ada satu harapan untuk

keluar dari situasi ini.

Kinan segera mencari

ponselnya di kantong saku dan

tas, namun setelah beberapa

saat mencari, ia merasa panik..

Ah, sial, pasti ketinggalan di

mobil Om Aryo, ucapnya

dengan frustrasi. Aduh, Kinan,

kenapa kamu bodoh banget sih?

ujar Kinan sambil merutuki

dirinya sendiri, semakin merasa

putus asa.

…

Kini, Kinan hanya bisa

berharap ada seseorang yang

lewat-mungkin satpam atau

tukang kebun-yang bisa

menolongnya. Dia terus

berusaha tenang, meskipun rasa

takut dan cemas semakin

menguasai dirinya.

Saat Aryo hendak pulang

dari kampus, ia masuk ke mobil

dan terkejut melihat ponsel

Kinan yang tertinggal di kursi

mobil. Dasar teledor,

bisa-bisanya ketinggalan,

gumam Aryo sambil meraih

ponsel tersebut. Dengan cepat,

ia menghubungi Pak Danang,

sopir di vilanya.

Tak lama, panggilan

diangkat. Halo, Pak Danang,

apa Kinan sudah pulang? tanya

Aryo.

Belum, Pak. Mbak Kinan

belum menghubungi saya,

 

jawab Pak Danang dari ujung

telepon.

Baiklah, kalau begitu.

Terima kasih, Pak, Aryo, lalu

menutup panggilan.

Setelah itu, Aryo membuka

ponsel Kinan yang ternyata

tidak terkunci. Ia mulai mencari

kontak teman-teman Kinan dan

melihat sebuah nama yang

sering dihubungi Kinan. Fuji,

pikir Aryo. Tanpa ragu, ia pun

menelpon Fuji.

Beberapa detik kemudian,

panggilan dijawab.

…

Halo, Kinan, kamu di

mana? Aku lagi di kantin, kamu

kalau sudah nggak ada mata

kuliah, ke sini aja. Aku di sini

sama Sally, kata Fuji dengan

suara ceria.

Aryo agak bingung, lalu

bertanya, Apa Kinan nggak

bersama kalian?

Oh, maaf, ini siapa ya? Ini

ponsel Kinan, kan? Fuji

bertanya balik, tampak sedikit

terkejut.

Iya, ini ponsel Kinan. Tadi

ketinggalan di ruang kelas,

jawab Aryo singkat.

Oh, ini Pak Aryo ya? tanya

Fuji dengan rasa penasaran.

Iya, jawab Aryo singkat.

Kinan nggak bersama saya,

Pak. Kami juga dari tadi

nungguin Kinan, tapi nggak ada

datang, ujar Fuji dengan nada

kecewa.

Baiklah, kalau kalian

bertemu Kinan, suruh dia

keruanganku dan bilang kalau

ponselnya ada padaku, kata

Aryo. Ia kemudian mematikan

panggilan.

Perasaan aryo sedikit cemas,

karena tidak biasanya kinan

menghilang seperti ini. Apa

mungkin terjadi sesuatu

padanya?pikir aryo dalam hati.

Lalu aryo pun memutuskan

untuk mengecek ke ruang cctv

yang ada di kampus ini.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

ceritadewasa

ceritanovel

ceritaterbaru

selingkuh

mertuamenantu

foto

fotoai

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART17)
Next Post: JANGAN OM (PART15)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART58) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART60) Kisah Menarik
PEMBANTUKU ( PART 02 ) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART61-65) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART44) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART11) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme