Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART15)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART15)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART15

…CERITADEWASA…

.

.

.

Saat berada di kamarnya,

Kinan memilah-milah baju di

lemari. la merasa tidak ada yang

cocok untuk dipakai ke kampus.

Semua baju yang diberikan Aryo

terlalu mahal dan mewah,

kurang sesuai untuk kegiatan

sehari-hari di kampus. Kemarin,

Kinan memutuskan memakai

celana jeans dan kaos sederhana.

Namun, pilihan pakaian

santainya terbatas. Ia menghela

napas, bingung.

….

.

Masa iya,aku harus pakai

dress seksi seperti ini buat

kuliah? Bisa jadi bshan

omongan satu kampus ntar,

gumamnya dengan raut wajah

gelisah.

Setelah beberapa menit

mempertimbangkannya,

akhirnya, Kinan mengambil

ponselnya dan mengirim pes

kepada Aryo.

Om, boleh nggak aku

belanja pakaian baru? Soalnya

baju-baju yang Om siapin

semuanya nggak cocok buat ke

kampus. Ini terlalu mewah. Aku

nggak mau jadi pusat perhatian

atau bahan gunjingan

anak-anak kampus.

Tak lama, ponselnya

bergetar. Aryo membalas

pesannya.

…

Bersiaplah, 20 menit lagi

akujemput. Aku akan

mengan tarmu ke mal, biar

kamu bisa pilih pakaian yang

kamu suka.

Kinan tersenyum lega. la

pun bersiap-siap, mengenakan

dress bermotif floral sepanjang

bawah lutut, lalu turun ke

bawah bersiap menunggu Aryo

datang.

Sesuai dengan

perkataannya, 20 menit

kemudian Aryo sampai di villa.

Kinan sudah siap menunggunya

di depan pintu. Begitu masuk ke

dalam mobil, Kinan melihat

Aryo sedang membaca berkas,

yang baru saja dikirimkan oleh

sekretarisnya melalui email di

ponselnya.

Kamu mau beli baju apa?

tanya Aryo, matanya tetap

terpaku pada layar ponsel.

Baju santai aja, Om, buat

ke kampus.

Memang baju yang aku

siapkan kemarin kenapa?

Kurang bagus? Aryo

mengernyitkan dahi sambil

mengalihkan pandangannya ke

arah Kinan.

…

Bukan kurang bagus, Om,

cuma… itu enggak cocok buat ke

kampus. ucap Kinan merasa

tidak enak kepada Aryo.

Aryo mengangguk, lalu

segera menyuruh sopir untuk

membawa mereka ke mal.

Setibanya di mal, Aryo langsung

mengajak Kinan menuju sebuah

store pakaian dari brand Shanel.

Saat memasuki store tersebut,

Kinan mulai melihat-lihat baju

yang dipajang di etalase.

Namun, begitu melihat

harganya, matanya membelalak

kaget.

Buset, baju satu harganya

jutaan, mahal banget, batinnya.

Kinan buru-buru menarik

Aryo untuk mengajaknya keluar

dari dalam Store tersebut. Aryo,

yang kebingungan, hanya

mengikuti sambil bertanya,

Kenapa? Enggak ada yang kamu

suka di tempat tadi?

Bukan enggak suka, Om,

tapi… harganya terlalu mahal.

Bisik Kinan pelan, takut

terdengar oleh pegawai Store

tersebut.

Mahal? Menurutku

enggak. Yang penting kamu

suka, nanti akan aku belikan,

Aryo menjawab santai.

Enggak-enggak, Om. Aku

mau baju yang biasa saja, yang

pas dipakai ke kampus.

….

Barang-barang branded seperti

itu terlalu mencolok kalau buat

mahasiswa kampus. Kecuali aku

anak Sultan. Sahut Kinan,

seraya menarik lengan Aryo,

agar menjauh dari Store tadi.

Kan memang benar, kamu

istri Sultan, sahut Aryo

mempertegas posisi Kinan.

Mendengar ucapan

sombong dari Aryo, Kinan pun

hanya bisa memutar bola

matanya. Enggak gitu, Om. Kan

orang-orang enggak tahu kalau

aku istri muda Om Aryo. Mereka

taunya aku cuma gadis kampung

biasa, balas Kinan.

Merasa tak ingin berdebat

lebih jauh, Aryo akhirnya

mengalah dan menuruti

keinginan Kinan. Mereka pun

berpindah ke store pakaian

dengan brand yang lebih

sederhana, dengan harga

pakaian yang lebih terjangkau di

kisaran ratusan ribu saja.

….

Aryo mengajak Kinan ke

store baju dengan merek Zero

dan H.N. Sesampainya di sana,

Aryo mempersilakan Kinan

untuk memilih pakaian yang

disukainya dan cocok untuk

dipakai ke kampus. Kinan pun

mulai berjalan mengelilingi

etalase, memperhatikan satu

per satu baju yang tertata rapi.

Wah, bagus-bagus semua,

jadi bingung mau pilih yang

mana, gumam Kinan, kagum

dengan koleksi pakaian di sana.

Setelah beberapa saat, ia

memilih beberapa baju yang

menurutnya cocok dan mulai

mencoba satu per satu di ruang

ganti. Ketika ia keluar

mengenakan dress selutut yang

menurutnya terlihat bagus,

Kinan bertanya, Yang ini

gimana, Om? Bagus nggak?

Aryo menatapnya sejenak

lalu menggeleng. Nggak, itu

kurang bagus. Bagian atasnya

terlalu terbuka. Ganti yang lain

Kinan kembali ke ruang

ganti dan mencoba pakaian lain.

Namun, setiap kali ia mencoba

baju yang terlihat sedikit

terbuka atau tampak terlalu

mencolok, Aryo langsung

menyuruhnya untuk mengganti.

…

Aryo tampaknya lebih memilih

baju yang terlihat sopan dan

tertutup untuk Kinan.

Setelah beberapa kali

mencoba, Kinan akhirnya

sedikit jengkel. la manyun dan

berkata dengan nada kesal,

Nggak sekalian aja, Om Aryo

suruh aku pakai gamis ke

kampus.

Aryo tersenyum tipis

mendengar protesnya. Itu

malah lebih bagus, kalau kamu

mau sekalian pakai hijab juga.

Kinan mendengus pelan

dan kembali masuk ke ruang

ganti, merasa Aryo terlalu

berlebihan. Meski begitu, di

dalam hati ia tersenyum geli,

sedikit terhibur dengan

perhatian Aryo yang protektif.

Setelah lelah berkeliling

dan membeli baju serta

perlengkapan kuliah lainnya,

Aryo mengajak Kinan makan di

salah satu restoran favoritnya di

mal tersebut. Saat mereka

hendak memasuki restoran,

Aryo tidak sengaja berpapasan

dengan seorang rekan bisnisnya.

Malam, Pak Aryo! Saya

tidak menyangka bakal bertemu

Bapak di sini, sapa pria berusia

lebih muda dari Aryo itu,

dengan ramah.

…

Malam juga, Pak David.

Apa kabar? Pak David habis

makan disini? Aryo membalas

sambil tersenyum tipis.

Kabar Baik, Pak Aryo. Iya

pak,saya baru saja selesai makan

disini. jawab David sambil

melirik ke arah Kinan, yang

berdiri di samping Aryo. Oh…

ya, Ini siapa Pak?

Ini… keponakan saya, Pak

, jawab Aryo sedikit gugup.

David tersenyum, tampak

terkesan. Cantik sekali ya, Pak,

keponakannya. Halo,

perkenalkan saya David.

Namanya siapa dek? David

memperkenalkan diri kepada

Kinan dengan ramah.

Saya Kinan, Om…

keponakannya Om Aryo, jawab

Kinan sambil tersenyum,

menyapa David dengan sopan.

Setelah berbasa-basi

sejenak, Aryo pun berpamitan

kepada David, lalu mengajak

Kinan masuk ke dalam restoran.

Di dalam, Aryo tampak sedikit

lega, berusaha menutupi

kemarahannya.

…

Setelah mereka duduk di

dalam restoran, Aryo

memandang Kinan dengan

serius dan memberi nasihat,

Kinan, besok-besok lagi kalau

ketemu laki- laki yang tidak

dikenal, jangan terlalu ramah.

Aku tidak ingin kamu dirayu

atau dimanfaatkan oleh laki-laki

yang punya niat buruk karena

kepolosanmu.

Kinan mendengarkan

dengan wajah bingung lalu

menjawalb, Memang

dimanfaatkan seperti apa, Om?

Kan Kinan bukan orang kaya.

Cantik juga enggak. Apanya

yang mau dimanfaatkan dari

Kinan?

Aryo mendesh pelan,

menahan emosi yang hampir

terulas mendengar komentar

Kinan. Nggak usah banyak

tanya. Pokoknya ingat

kata-kataku. Kamu nggak boleh

terlalu ramah atau terlalu akrab

dengan laki-laki yang baru kamu

emui. Kebanyakan laki-laki di

kota ini… mereka brengsek.

Kinan menatap Aryo sambil

mengerling tajam, menyahut

dengan nada sarkas, Oh…

seperti Om Aryo,contohnya?

Aryo mengangkat alis,

sedikit terkejut, tetapi

kemudian ia hanya mendengus

pelan. Jaga ucapanmu Kinan,

aku brengsek juga karena

ulahmu, ujarnya, berusaha

menahan jengkel. Keduanya

saling tatap sesaat, lalu mereka

pun memutuskan, menikmati

makanan mereka dalam diam.

…

Setelah tiba di rumah,

selesai belanja bersama Aryo,

Kinan segera mandi, lalu

merebahkan tubuhnya di kasur,

merasakan kelelahan setelah

seharian beraktivitas. Namun,

sebelum ia benar-benar terlelap,

tiba-tiba pintu kamarnya

terbuka. Aryo masuk tanpa

mengetuk, membuat Kinan

mengernyit heran.

Ada apa, Om?

Malam-malam ke kamarku, Om

Aryo ada perlu apa denganku?

tanyanya dengan sedikit

penasaran.

Tanpa menjawab, Aryo

mendekatinya dan duduk di tepi

ranjang, tepat di samping Kinan

yang masih berbaring. Perasaan

Kinan mnulai tidak nyaman. Di

kepalanya, alarm bahaya seakan

berbunyi.

Aku ke sini… hanya ingin

minta bayaran. Dari semua yang

kamu dapatkan hari ini, ucap

Aryo pelan.

Kinan terkejut dan

membelalakkan matanya,

merasa tak percaya. Maksud

Om apa? Bayaran apa yang Om

Aryo minta dari Kinan?

Namun, alih-alih

menjelaskan, Aryo

mendekatkan diri dan menarik

tengkuk Kinan, lalu

mencimnya.

Kinan terdiam, merasa

kaget dan takut. Dengan cepat,

ia mendorong Aryo menjauh,

berusaha menghindari situasi

canggung tersebut. Om lepas..

Om Aryo Kan udah janji nggak

bakalan maksakenan lagi!!

katanya dengan suara bergetar,

berusaha mengendalikan

dirinya.

…

Aku memang berjanji

untuk tidak memaksamu

berhubungan Kinan. Tapi, aku

tidak berjanji untuk tidak

mencimmu atau menyentuh

tbuhmu. Jawab Aryo tegas.

Setelah mengatakan itu,

Aryo pun kembali menarik

tengkuk Kinan dan mencim

bbirnya. Ciman yang awalnya

pelan dan lembut itu, lama-lama

berubah semakin liar dan lebih

menuntut. Kinan yang masih

merasa syok pun hanya terdiam

menerima perlakuan Aryo. Dia

tidak berani membantah lagi,

takut mendapatkan hukuman

yang lebih parah daripada ini.

…

Setelah beberapa saat, Aryo

pun melepaskan cimannya

dari bbir Kinan. Nafas Kinan

sudah tidak teratur dan

jantungnya berdegup kencang.

Tidurlah Kinan, besok

kamu harus kuliah pagi kan!!

ucap Aryo sembari merebahkan

badannya di sebelah Kinan.

Melihat Aryo yang tidur di

sebelahnya Kinan pun

mengernyitkan dahinya, Om

Aryo ngapain tidur di sini?

Tanya Kinan sedikit risih

dengan kehadiran Aryo.

Ini rumnahku jika kamu

lupa. Jadi aku bebas mau tidur

di mana saja. Sahut Aryo

sambil memejamkan matanya.

Tidur Kinan…atau kamnu mau

aku melanjutkan kegiatan yang

tadi? Ucap Aryo menggoda

Kinan.

Dengan cepat, Kinan pun

lalu membaringkan tbuhnya

memunggungi Aryo. Kinan lalu

memejamkan matanya, karena

dia memang sudah sangat

mengantuk dari tadi. Tal

memerlukan waktu lama, Kinan

pun masuk ke alam mimpi.

Aryo yang melihat Kinan sudah

tertidur, lalu merapatkan

tbuhnya ke arah Kinan dan

memluk tbuh Kinan dari belakang

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART16)
Next Post: JANGAN OM (PART 14)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART30) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART55) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART72) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART08) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART11) Kisah Menarik
ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART31) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme