Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

JANGAN OM (PART13)

Posted on June 4, 2025 By admin

JANGAN OM (PART13)

Isi Postingan:

JANGAN OM PART13

..Ceritadewasa…

.

.

.

Setelah pergi dari villa,

Aryo segera menuju rumah

orang tuanya. Sebelumnya,

neneknya telah menelepon,

mengajaknya makan malam

bersama dengan Siska.

Sepanjang perjalanan, Aryo

mencoba menghubungi Siska,

tetapi ponselnya tidak aktif.

Sesampainya di rumah,

Aryo disambut oleh ibu dan

neneknya.

…

Apa kabar, Nek? tanya

Aryo sambil mancium pipi

neneknya.

Nenek sehat, Nak.

Bagaimana kabarmu? balas

neneknya.

Aryo juga sehat, Nek,

jawab Aryo sambil tersenyum.

Kemudian Aryo

menghampiri ibunya dan

mencium pipinya. Apa kabar,

Bu? Di mana Bapak?

Alhamdulilah ibu sehat,

Bapakmu di dalam Yo, sudah

menunggu. Oh iya, di mana

Siska? Kenapa tidak datang

bersamamu? tanya ibunya.

Siska… dia masih ada

pekerjaan tadi, Bu. Katanya

nanti mau menyusul ke sini,

jawab Aryo, mencoba menutupi

kekhawatirannya karena ponsel

Siska yang tidak aktif sejak tadi.

Akhirnya mereka pun

masuk ke dalam rumah,

sementara Aryo terus berharap

Siska akan segera muncul.

Sambil menunggu

kedatangan Siska, Aryo dan

keluarganya bercengkrama di

ruang tengah. Mereka berbicara

tentang kesibukan Aryo selama

mengajar di kampus. Aryo

bekerja sebagai dosen di salah

satu kampus ternama di kota ini.

Selain itu, ia juga memiliki

bisnis yang sedang berkembang,

membuatnya menjadi

pengusaha muda yang sukses.

Tak lama, terdengar suara

mobil di depan rumah. Siska

pun turun dan segera masuk ke

rumah dengan senyum ramah di

wajahnya. Ia langsung menyapa

ayah, ibu mertua, dan nenek

Aryo dengan hangat.

…

Selamat malam, semuanya.

Maaf ya, Siska terlambat,

soalnya tadi ada kerjaan sedikit,

ujar Siska sambil menghampiri

mereka.

Selamat malam, Siska.

Tidak apa-apa, yang penting

kamu sudah sampai, jawab ibu

Kartika, ibu Aryo dengan

senyum.

Makanya tidak usah kerja,

toh suamimu sudah kaya.

Ngapain kamu repot-repot kerja,

harusnya kamu fokus di rumah,

melayani suami dan segera

memikirkan untukpunya anak,

ucap nenek Lasmi dengan sinis

pada Siska

Karena suasana sedikit

canggung akibat ucapan nenek

Lasmi, Pak Bambang pun angkat

bicara. ini Kapan acara makan

malamnya dimulai? Bapak

sudah lapar lu dari tadi!! kata

Pak Bambang mencoba

mengalihkan perhatian

Lalu mereka memutuskan

untuk memulaimakan malam.

Sambil menikmati hidangan,

mereka berbincang santai

tentang berbagai hal. Namun, di

tengah suasana hangat itu,

tiba-tiba Nenek Lasmi bertanya

lagi, Kapan kalian akan punya

anak? tatapannya mengarah

langsung pada Aryo dan Siska.

Siska yang sedikit kaget

mendengar pertanyaan itu

sampai tersedak. la tersenyum

gugup, lalu menjawab pelan,

Belum tahu, Nek… mungkin

belum waktunya. Kami belum

dikasih.

….

Aryo hanya melirik sekilas

pada istrinya, tanpa berniat

menjawab pertanyaan

neneknya. Suasana yang

tadinya hangat , seketika

menjadi sedikit canggung.

Melihat perubahan suasana itu,

Bu Kartika segera mencoba

mencairkan ketegangan.

Mungkin mereka masih sibuk

bekerja, Bu. Nanti kalau sudah

waktunya, pasti juga akan

dikasih keturunan, ujarnya

lembut, berusaha menenangkan

perasaan mertuanya.

Namun, wajah Nenek Lasmi

tetap menunjukkan sedikit

kekecewaan. Tapi kapan?

Nenek semakin tua. Entah

sampai kapan nenek masih

diberi umur. Nenek ingin,

sebelum pergi, bisa melihat

Aryo punya anak.

Kalimat itu membuat semua

terdiam sejenak. Aryo dan Siska

hanya bisa saling pandang,

merasakan beban yang tersirat

dalam harapan neneknya.

…

Setelah pulang dari rumah

orang tuanya, sepanjang

perjalanan Aryo dan Siska

hanya terdiam tanpa ada

pembicaraan. Hingga akhirnya

Siska membuka obrolan.

Kenapa kamu dari tadi

diam saja, Aryo? Bahkan kamu

tidak membantuku saat

nenekmu bertanya Kapan aku

hamil. Harusnya kamu

membantu aku Aryo, bukan

hanya diam saja seperti tadi,

ucap Siska memecah

keheningan.

Tidak apa-apa. Aku hanya

malas saja, jawab Aryo singkat.

Siska pun terdiam sejenak,

lalu berkata dengan nada tegas,

Jangan pernah berpikir karena

Nenek Lasmi yang meminta,

aku akan setuju untuk hamil

sekarang. Aku belum mau, Aryo.

Aku ingin mewujudkan

cita-citaku menjadi model

internasional dulu. Setelah itu

baru aku siap memikirkan soal

anak.

…

Aryo hanya menatap lurus

ke depan sambil menjawab

dingin, Aku sekarang tida

peduli kau mau hamil atau tidak.

Itu terserah kamu, bukan

urusanku.

Jawaban ketus Aryo

membuat Siska terkejut. Aryo

yang biasanya selalu

mendesaknya untuk segera

hamil, kali ini seolah tidak

peduli sama sekali. Namun,

Siska memilih tidak terlalu

memikirkannya. Baginya, sikap

Aryo yang tidak mendesaknya

justru menguntungkan, karena

ia tak perlu lagi memikirkan

permintaan Aryo soal anak.

Keesokan harinya, sepulang

kerja, Aryo mengajak Kinan

pergi ke dokter kandungan. Kali

ini, ia memilih dokter

perempuan, berharap Kinan

akan lebih nyaman. Setibanya di

tempat praktek, Aryo meminta

dokter untuk memeriksa apakah

Kinan sudah hmil atau belum.

Setelah pemeriksaan selesai,

dokter itu berkata dengan nada

lembut, Maaf, pak, tapi istri

Bapak belum hmil.

Mendengar hal itu, Aryo

terlihat kecewa namun

langsung bertanya, Bagaimana

caranya agar istri saya bisa cepat

hmil, Dok?

Dokter itu pun mulai

menjelaskan beberapa faktor

yang mempengaruhi seorang

wanita untuk bisa cepat hamil.

Selain faktor kesehatan fisik,

stres adalah salah satu hal yang

bisa menghambat kehmilan,

pak. Wanita yang sedang

menjalani program hmil

sangat disarankan untuk tidak

stres dan menjaga suasana hati

tetap baik. Lingkungan yang

mendukung dan minim tekanan

juga sangat penting agar

peluang kehamilan meningkat,

serta mengkonsumsi makanan

yang bergizi, agar

kandungannya subur, jelas

dokter tersebut dengan sabar.

Kinan mendengarkan

penjelasan itu tanpa berkata

apa-apa, sementara Aryo

terlihat berpikir serius.

Setelah mendengar

penjelasan dari dokter, Aryo dan

Kinan langsung pamit dan

kemudian pulang ke vila.

….

Sesampainya di rumah, Aryo

meminta pembantunya untuk

menyiapkan makanan sehat

untuk Kinan, sesuai dengan

saran dokter agar ia banyak

mengonsumsi makanan bergizi

dan meminum vitamin untuk

kesuburan.

Saat makan malam, Aryo

menatap Kinan dengan raut

wajah serius dan bertanya pelan,

Apakah kamu stres disini,

Kinan?

Kinan menatap tajam pria

di depannya, lalu menjawab

dengan nada sarkastis, Om

pikir sendiri. Dengan Om

menyekapku di sini seperti

tahanan, apa Om pikir aku tidak

stres?

Aryo terdiam, mnencerna

kata-kata Kinan. Setelah

beberapa saat, ia bertanya, Lalu,

bagaimana caranya agar kamu

tidak stres?

Sejenak Kinan menghela

napas panjang dan berkata,

Aku tidak akan stres kalau Om

Aryo memberiku kebebasan.

…

Setidaknya, biarkan aku keluar

dari rumah ini, menghirup

udara segar, dan berjalan-jalan

di luar. Mungkin itu bisa

mengurangi sedikit stresku.

Aryo menatapnya dengan

ragu, tetapi Kinan

menambahkan, Aku janji tidak

akan kabur lagi, asalkan Om

Aryo tidak memaksaku

melakukan hal itu lagi.

Aryo tampak berpikir

sejenak, mempertimbangkan

permintaan Kinan, sambil

melihat kesungguhan di

matanya.

…

Setelah berpikir cukup lama

di ruang kerjanya, Aryo

akhirnya menemui Kinan di

kamarnya. la melihat Kinan

sedang membaca buku di atas

ranjang. Saat Aryo masuk,

Kinan langsung merasa

waspada, masih menyimpan

ketakutan bahwa Aryo mungkin

akan memaksanya seperti yang

pernah terjadi sebelumnya.

Namun, Aryo kali ini duduk

tenang di sofa dan menatapnya

dengan tatapan serius.

…

Kinan, apakah kamu

pernah kuliah? tanya Aryo

tiba-tiba.

Kinan sedikit heran dengan

pertanyaan itu. Kuliah? Tidak,

aku belum pernah kuliah.

Setelah lulus SMA, aku langsung

bekerja. Tapi tidak lama, karena

.. ayah tiriku menjualku pada

Madame Sonia, jawabnya,

suaranya sedikit gemetar

mengenang masa lalunya.

Aryo mengangguk pelan,

mencerna cerita Kinan. Apakah

kamu tidak ingin kuliah?

tanyanya, matanya masih

menatap Kinan dengan serius.

Kinan terkejut mendengar

pertanyaan itu. Ia

membelalakkan mata, tidak

percaya pada apa yang baru saja

didengarnya. Tentu saja, alku

sangat ingin kuliah. Itu adalah

impianku sejak dulu! Aku ingin

sekali kuliah di salah satu

universitas besar di kota ini.

Aryo tersenyum tipis dan

berkata, Baiklah, mulai besok

aku akan mendaftarkanmu

kuliah di Universitas Bima Sakti

Mata Kinan terbelalak,

tidak percaya bahwa Aryo

bersedia membantunya meraih

impiannya. Om yakin, mau

mengijinkan aku kuliah?’tanya

Kinan memastikan.

…

Ya…asal itu tidak

membuatmu stres dan bahagia,

aku akan mengijinkan kamu

untuk kuliah jawab Aryo tegas.

Dia juga tidak ingin, Kinan

melewatkan masa mudanya,

hanya karena menuruti obsesi

Aryo yang ingin memiliki anak.

Untuk pertama kalinya, ia

melihat sisi berbeda dari pria di

depannya yang selama ini ia

anggap sebagai penjahat.

Setelah Aryo keluar dari

kamarnya, Kinan mengambil

ponsel yang kemarin diberikan

oleh Aryo. Ia baru sempat

menghidupkannya sekarang.

Begitu ponsel itu menyala,

Kinan terkejut saat melihat

bahwa nomor Fuji dan Sally

masih ada di kontaknya-Aryo

tidak menghapusnya.

Dengan perasaan campur

aduk, Kinan segera mengetik

pesan kepada Sally dan Fuji. Ia

ingin tahu bagaimana kabar

kedua sahabatnya itu, yang

sudah lama tak ia temui. Pesan

singkat pun ia kirim, bertanya

tentang kabar mereka dan

berharap mendapat balasan.

Meski perasaannya masih

diselimuti kebingungan, Kinan

merasa sedikit lega bisa kembali

terhubung dengan teman-teman

dekatnya.

…

Setelah mengirim pesan

kepada Fuji, tak lama kemudian

Fuji langsung menelepon Kinan.

Suaranya terdengar panik dan

histeris.

Kinan! Bagaimana

keadaanmu? Aku dengar dari

Tante Erni kalau kamu kabur.

Sekarang kamu di mana? Bilang

padaku, aku dan Sally akan

segera menjemputmu! ujar Fuji,

suaranya penuh kecemasan.

Kinan mencoba

menenangkan sahabatnya. Aku

baik-baik saja, Fuji. Tidak usah

menjemputku. Aku sekarang

tinggal bersama Om ku.

Fuji terkejut mendengar itu.

Kamu serius Kinan? Kalau

kamu tinggal bersamamu tidak

apa-apa aku dan Sally akan

merasa tenang. Tapi, kalau

kamu kembali tertangkap oleh

om-om yang membelimu dulu,

Aku bisa membantumu pergi

lagi dari sana kalau kamnu mau.

Kinan menghela napas.

Tidak, Fuji, Tidak usah

khawatir, aku sekarang aman

tinggal bersama Om ku.

Setelah beberapa saat

hening, Kinan mencoba

mengalihkan topik dan

bertanya dengan malu-malu,

Oh..ya, kalian kuliah di mana

sih?

Fuji menjawab, Aku dan

Sally kuliah di Universitas Bima

Sakti.

….

Mendengar nama kampus

itu, hati Kinan menjadi

berdebar penuh harapan. Jika

benar Aryo akan

mendaftarkannya di Universitas

Bima Sakti, berarti dia akan bisa

bertemu kembali dengan Fuji

dan Sally, menjadi teman satu

kampus dengan mereka.

Perasaan hangat dan semangat

baru pun muncul di hatinya,

Kinan berharap Kalau Aryo

akan menepati janjinya dengan

membiarkannya kuliah di

kampus Bima Sakti.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: JANGAN OM (PART 14)
Next Post: JANGAN OM (PART12)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART25) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART35) Kisah Menarik
Saatnya Bersinar: Kemenangan Besar di Megawin888 Kisah Menarik
JANGAN OM (PART35) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART38) Kisah Menarik
Gelombang Hasrat di Malam Badai: Petualangan Cinta yang Kisah Menarik

Recent Posts

  • Teman Sekolah SMA-ku Datang Menginap di Rumahku Ketika
  • Malam Tak Terduga dengan Sahabat Lamaku
  • Godaan Tengah Malam di Rumah Tanteku
  • Pertemuan Kembali
  • Kemenangan Inspiratif: Jackpot Besar di Megawin888

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme