JANGAN OM (PART13)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART13
..Ceritadewasa…
.
.
.
Setelah pergi dari villa,
Aryo segera menuju rumah
orang tuanya. Sebelumnya,
neneknya telah menelepon,
mengajaknya makan malam
bersama dengan Siska.
Sepanjang perjalanan, Aryo
mencoba menghubungi Siska,
tetapi ponselnya tidak aktif.
Sesampainya di rumah,
Aryo disambut oleh ibu dan
neneknya.
…
Apa kabar, Nek? tanya
Aryo sambil mancium pipi
neneknya.
Nenek sehat, Nak.
Bagaimana kabarmu? balas
neneknya.
Aryo juga sehat, Nek,
jawab Aryo sambil tersenyum.
Kemudian Aryo
menghampiri ibunya dan
mencium pipinya. Apa kabar,
Bu? Di mana Bapak?
Alhamdulilah ibu sehat,
Bapakmu di dalam Yo, sudah
menunggu. Oh iya, di mana
Siska? Kenapa tidak datang
bersamamu? tanya ibunya.
Siska… dia masih ada
pekerjaan tadi, Bu. Katanya
nanti mau menyusul ke sini,
jawab Aryo, mencoba menutupi
kekhawatirannya karena ponsel
Siska yang tidak aktif sejak tadi.
Akhirnya mereka pun
masuk ke dalam rumah,
sementara Aryo terus berharap
Siska akan segera muncul.
Sambil menunggu
kedatangan Siska, Aryo dan
keluarganya bercengkrama di
ruang tengah. Mereka berbicara
tentang kesibukan Aryo selama
mengajar di kampus. Aryo
bekerja sebagai dosen di salah
satu kampus ternama di kota ini.
Selain itu, ia juga memiliki
bisnis yang sedang berkembang,
membuatnya menjadi
pengusaha muda yang sukses.
Tak lama, terdengar suara
mobil di depan rumah. Siska
pun turun dan segera masuk ke
rumah dengan senyum ramah di
wajahnya. Ia langsung menyapa
ayah, ibu mertua, dan nenek
Aryo dengan hangat.
…
Selamat malam, semuanya.
Maaf ya, Siska terlambat,
soalnya tadi ada kerjaan sedikit,
ujar Siska sambil menghampiri
mereka.
Selamat malam, Siska.
Tidak apa-apa, yang penting
kamu sudah sampai, jawab ibu
Kartika, ibu Aryo dengan
senyum.
Makanya tidak usah kerja,
toh suamimu sudah kaya.
Ngapain kamu repot-repot kerja,
harusnya kamu fokus di rumah,
melayani suami dan segera
memikirkan untukpunya anak,
ucap nenek Lasmi dengan sinis
pada Siska
Karena suasana sedikit
canggung akibat ucapan nenek
Lasmi, Pak Bambang pun angkat
bicara. ini Kapan acara makan
malamnya dimulai? Bapak
sudah lapar lu dari tadi!! kata
Pak Bambang mencoba
mengalihkan perhatian
Lalu mereka memutuskan
untuk memulaimakan malam.
Sambil menikmati hidangan,
mereka berbincang santai
tentang berbagai hal. Namun, di
tengah suasana hangat itu,
tiba-tiba Nenek Lasmi bertanya
lagi, Kapan kalian akan punya
anak? tatapannya mengarah
langsung pada Aryo dan Siska.
Siska yang sedikit kaget
mendengar pertanyaan itu
sampai tersedak. la tersenyum
gugup, lalu menjawab pelan,
Belum tahu, Nek… mungkin
belum waktunya. Kami belum
dikasih.
….
Aryo hanya melirik sekilas
pada istrinya, tanpa berniat
menjawab pertanyaan
neneknya. Suasana yang
tadinya hangat , seketika
menjadi sedikit canggung.
Melihat perubahan suasana itu,
Bu Kartika segera mencoba
mencairkan ketegangan.
Mungkin mereka masih sibuk
bekerja, Bu. Nanti kalau sudah
waktunya, pasti juga akan
dikasih keturunan, ujarnya
lembut, berusaha menenangkan
perasaan mertuanya.
Namun, wajah Nenek Lasmi
tetap menunjukkan sedikit
kekecewaan. Tapi kapan?
Nenek semakin tua. Entah
sampai kapan nenek masih
diberi umur. Nenek ingin,
sebelum pergi, bisa melihat
Aryo punya anak.
Kalimat itu membuat semua
terdiam sejenak. Aryo dan Siska
hanya bisa saling pandang,
merasakan beban yang tersirat
dalam harapan neneknya.
…
Setelah pulang dari rumah
orang tuanya, sepanjang
perjalanan Aryo dan Siska
hanya terdiam tanpa ada
pembicaraan. Hingga akhirnya
Siska membuka obrolan.
Kenapa kamu dari tadi
diam saja, Aryo? Bahkan kamu
tidak membantuku saat
nenekmu bertanya Kapan aku
hamil. Harusnya kamu
membantu aku Aryo, bukan
hanya diam saja seperti tadi,
ucap Siska memecah
keheningan.
Tidak apa-apa. Aku hanya
malas saja, jawab Aryo singkat.
Siska pun terdiam sejenak,
lalu berkata dengan nada tegas,
Jangan pernah berpikir karena
Nenek Lasmi yang meminta,
aku akan setuju untuk hamil
sekarang. Aku belum mau, Aryo.
Aku ingin mewujudkan
cita-citaku menjadi model
internasional dulu. Setelah itu
baru aku siap memikirkan soal
anak.
…
Aryo hanya menatap lurus
ke depan sambil menjawab
dingin, Aku sekarang tida
peduli kau mau hamil atau tidak.
Itu terserah kamu, bukan
urusanku.
Jawaban ketus Aryo
membuat Siska terkejut. Aryo
yang biasanya selalu
mendesaknya untuk segera
hamil, kali ini seolah tidak
peduli sama sekali. Namun,
Siska memilih tidak terlalu
memikirkannya. Baginya, sikap
Aryo yang tidak mendesaknya
justru menguntungkan, karena
ia tak perlu lagi memikirkan
permintaan Aryo soal anak.
Keesokan harinya, sepulang
kerja, Aryo mengajak Kinan
pergi ke dokter kandungan. Kali
ini, ia memilih dokter
perempuan, berharap Kinan
akan lebih nyaman. Setibanya di
tempat praktek, Aryo meminta
dokter untuk memeriksa apakah
Kinan sudah hmil atau belum.
Setelah pemeriksaan selesai,
dokter itu berkata dengan nada
lembut, Maaf, pak, tapi istri
Bapak belum hmil.
Mendengar hal itu, Aryo
terlihat kecewa namun
langsung bertanya, Bagaimana
caranya agar istri saya bisa cepat
hmil, Dok?
Dokter itu pun mulai
menjelaskan beberapa faktor
yang mempengaruhi seorang
wanita untuk bisa cepat hamil.
Selain faktor kesehatan fisik,
stres adalah salah satu hal yang
bisa menghambat kehmilan,
pak. Wanita yang sedang
menjalani program hmil
sangat disarankan untuk tidak
stres dan menjaga suasana hati
tetap baik. Lingkungan yang
mendukung dan minim tekanan
juga sangat penting agar
peluang kehamilan meningkat,
serta mengkonsumsi makanan
yang bergizi, agar
kandungannya subur, jelas
dokter tersebut dengan sabar.
Kinan mendengarkan
penjelasan itu tanpa berkata
apa-apa, sementara Aryo
terlihat berpikir serius.
Setelah mendengar
penjelasan dari dokter, Aryo dan
Kinan langsung pamit dan
kemudian pulang ke vila.
….
Sesampainya di rumah, Aryo
meminta pembantunya untuk
menyiapkan makanan sehat
untuk Kinan, sesuai dengan
saran dokter agar ia banyak
mengonsumsi makanan bergizi
dan meminum vitamin untuk
kesuburan.
Saat makan malam, Aryo
menatap Kinan dengan raut
wajah serius dan bertanya pelan,
Apakah kamu stres disini,
Kinan?
Kinan menatap tajam pria
di depannya, lalu menjawab
dengan nada sarkastis, Om
pikir sendiri. Dengan Om
menyekapku di sini seperti
tahanan, apa Om pikir aku tidak
stres?
Aryo terdiam, mnencerna
kata-kata Kinan. Setelah
beberapa saat, ia bertanya, Lalu,
bagaimana caranya agar kamu
tidak stres?
Sejenak Kinan menghela
napas panjang dan berkata,
Aku tidak akan stres kalau Om
Aryo memberiku kebebasan.
…
Setidaknya, biarkan aku keluar
dari rumah ini, menghirup
udara segar, dan berjalan-jalan
di luar. Mungkin itu bisa
mengurangi sedikit stresku.
Aryo menatapnya dengan
ragu, tetapi Kinan
menambahkan, Aku janji tidak
akan kabur lagi, asalkan Om
Aryo tidak memaksaku
melakukan hal itu lagi.
Aryo tampak berpikir
sejenak, mempertimbangkan
permintaan Kinan, sambil
melihat kesungguhan di
matanya.
…
Setelah berpikir cukup lama
di ruang kerjanya, Aryo
akhirnya menemui Kinan di
kamarnya. la melihat Kinan
sedang membaca buku di atas
ranjang. Saat Aryo masuk,
Kinan langsung merasa
waspada, masih menyimpan
ketakutan bahwa Aryo mungkin
akan memaksanya seperti yang
pernah terjadi sebelumnya.
Namun, Aryo kali ini duduk
tenang di sofa dan menatapnya
dengan tatapan serius.
…
Kinan, apakah kamu
pernah kuliah? tanya Aryo
tiba-tiba.
Kinan sedikit heran dengan
pertanyaan itu. Kuliah? Tidak,
aku belum pernah kuliah.
Setelah lulus SMA, aku langsung
bekerja. Tapi tidak lama, karena
.. ayah tiriku menjualku pada
Madame Sonia, jawabnya,
suaranya sedikit gemetar
mengenang masa lalunya.
Aryo mengangguk pelan,
mencerna cerita Kinan. Apakah
kamu tidak ingin kuliah?
tanyanya, matanya masih
menatap Kinan dengan serius.
Kinan terkejut mendengar
pertanyaan itu. Ia
membelalakkan mata, tidak
percaya pada apa yang baru saja
didengarnya. Tentu saja, alku
sangat ingin kuliah. Itu adalah
impianku sejak dulu! Aku ingin
sekali kuliah di salah satu
universitas besar di kota ini.
Aryo tersenyum tipis dan
berkata, Baiklah, mulai besok
aku akan mendaftarkanmu
kuliah di Universitas Bima Sakti
Mata Kinan terbelalak,
tidak percaya bahwa Aryo
bersedia membantunya meraih
impiannya. Om yakin, mau
mengijinkan aku kuliah?’tanya
Kinan memastikan.
…
Ya…asal itu tidak
membuatmu stres dan bahagia,
aku akan mengijinkan kamu
untuk kuliah jawab Aryo tegas.
Dia juga tidak ingin, Kinan
melewatkan masa mudanya,
hanya karena menuruti obsesi
Aryo yang ingin memiliki anak.
Untuk pertama kalinya, ia
melihat sisi berbeda dari pria di
depannya yang selama ini ia
anggap sebagai penjahat.
Setelah Aryo keluar dari
kamarnya, Kinan mengambil
ponsel yang kemarin diberikan
oleh Aryo. Ia baru sempat
menghidupkannya sekarang.
Begitu ponsel itu menyala,
Kinan terkejut saat melihat
bahwa nomor Fuji dan Sally
masih ada di kontaknya-Aryo
tidak menghapusnya.
Dengan perasaan campur
aduk, Kinan segera mengetik
pesan kepada Sally dan Fuji. Ia
ingin tahu bagaimana kabar
kedua sahabatnya itu, yang
sudah lama tak ia temui. Pesan
singkat pun ia kirim, bertanya
tentang kabar mereka dan
berharap mendapat balasan.
Meski perasaannya masih
diselimuti kebingungan, Kinan
merasa sedikit lega bisa kembali
terhubung dengan teman-teman
dekatnya.
…
Setelah mengirim pesan
kepada Fuji, tak lama kemudian
Fuji langsung menelepon Kinan.
Suaranya terdengar panik dan
histeris.
Kinan! Bagaimana
keadaanmu? Aku dengar dari
Tante Erni kalau kamu kabur.
Sekarang kamu di mana? Bilang
padaku, aku dan Sally akan
segera menjemputmu! ujar Fuji,
suaranya penuh kecemasan.
Kinan mencoba
menenangkan sahabatnya. Aku
baik-baik saja, Fuji. Tidak usah
menjemputku. Aku sekarang
tinggal bersama Om ku.
Fuji terkejut mendengar itu.
Kamu serius Kinan? Kalau
kamu tinggal bersamamu tidak
apa-apa aku dan Sally akan
merasa tenang. Tapi, kalau
kamu kembali tertangkap oleh
om-om yang membelimu dulu,
Aku bisa membantumu pergi
lagi dari sana kalau kamnu mau.
Kinan menghela napas.
Tidak, Fuji, Tidak usah
khawatir, aku sekarang aman
tinggal bersama Om ku.
Setelah beberapa saat
hening, Kinan mencoba
mengalihkan topik dan
bertanya dengan malu-malu,
Oh..ya, kalian kuliah di mana
sih?
Fuji menjawab, Aku dan
Sally kuliah di Universitas Bima
Sakti.
….
Mendengar nama kampus
itu, hati Kinan menjadi
berdebar penuh harapan. Jika
benar Aryo akan
mendaftarkannya di Universitas
Bima Sakti, berarti dia akan bisa
bertemu kembali dengan Fuji
dan Sally, menjadi teman satu
kampus dengan mereka.
Perasaan hangat dan semangat
baru pun muncul di hatinya,
Kinan berharap Kalau Aryo
akan menepati janjinya dengan
membiarkannya kuliah di
kampus Bima Sakti.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts
