JANGAN OM (PART 1)
Isi Postingan:
JANGAN OM PART 1
…CERITADEWASA…
.
.
.
Malam itu, suasana rumah
Kinan begitu mencekam. Ayah
tirinya, Dody, dengan wajah
penuh kebencian, menariknya
dengan kasar keluar dari kamar.
Kinan meronta, memohon, dan
memanggil ibunya, berharap
wanita itu mau membelanya.
Namun, sang ibu hanya berdiri
di sudut ruangan, menatap
tanpa ekspresi, seolah tidak ada
yang bisa ia lakukan.
…
Ibu… tolong, Bu! Suara
Kinan serak memohon, air
matanya berderai tanpa henti.
la menatap ibunya dengan
tatapan penuh harap, namun
ibunya tetap diam,
memalingkan wajah.
…
Berhenti meronta, Kinan!
bentak ayah tirinya sambil
mencengkeram tangannya lebih
keras, menyeretnya keluar
menuju mobil tua yang
menunggu di halaman.
Dalam perjalanan, Kinan
tidak berhenti menggeleng,
masih meronta dan berusaha
melepaskan diri. Bapak mau
bawa Kinan ke mnana? Apa yang
Bapak mau lakukan? Suaranya
pecah, penuh ketakutan.
Diam! Kamu hanya tinggal
nurut sama
Bapak,kalau tidak, Ibumu
yang akan aku hjar, jawab
ayah tirinya dingin, matanya
tak menunjukkan belas kasih
sedikit pun..
…
Setelah perjalanan singkat
namun penuh ketegangan,
mereka sampai di rumah
seorang pria tua yang dikenal
dengan nama Juragan Broto.
Rumah itu besar, suram, dan
memancarkan aura yang
membuat Kinan semakin ciut.
Juragan Broto muncul di
depan pintu, mengamati Kinan
dari ujung kepala hingga ujung
kaki dengan tatapan yang
membuat tbuhnya gemetar.
Ini gadisnya? tanyanya kepada
ayah tiri Kinan.
Ayah tirinya mengangguk
cepat. Iya, Pak Broto. Ini Kinan,
anak tiriku.
Juragan Broto mnendekat,
matanya tak lepas dari wajah
Kinan yang pucat ketakutan.
Umur berapa dia? Apa masih
perwan? tanyanya dengan
suara berat.
Ayah tirinya menyeringai
Masuk
dan menjawab, Kinan bau
kencur , Pak Broto. Dia belum
pernah pacaran, apalagi dekat
dengan laki-laki. Masih ting-
ting.
Kinan mundur beberapa
langkah, tbuhnya gemetar.
Pak… Kinan takut. Kinan mau
pulang.., lirihnya, suaranya
hampir tak terdengar. Namun,
Pak Dody tak mrnghiraukan
ketakutan Kinan,sementara
Juragan Broto hanya tertawa
kecil.
.
.
.
Setelah ayah tirinya
meninggalkan rumah besar itu,
Kinan dibawa oleh dua pria
berbadan tegap menuju sebuah
kamar di sudut gelap rumah.
Pintu tebal kayu tua tertutup
rapat di belakangnya, suara
kuncinya berputar membuat
prut Kinan semalkin mual. Ia
segera bangkit dan menghantam
pintu dengan kedua tangannya,
sekuat tenaga.
…
Tolong! Lepaskan aku!
Kumohon… aku bisa melunasi
hutang Bapak! Kumohon jangan
lakukan ini! teriaknya, suara
seraknya bergetar di antara
isakan. Tapi tak ada jawaban,
tak ada yang mendengarnya di
balik dinding yang dingin.
Kinan merosot ke lantai,
tbuhnya bergetar hebat. Di
dalam kamar itu, ia hanya bisa
menangis tanpa henti, meratapi
nasibnya yang begitu cepat
berubah menjadi mimpi buruk.
….
Di tempat lain di rumah
besar itu, Pak Broto tengah
sibuk di ruang kerjanya. Ia
mengangkat telepon,
menghubungi seseorang yang
sudah lama menjadi relasinya
dalam dunia gelap perdagangan
manusia.
Madam Sonia, suara Pak
Broto terdengar tenang, dingin.
Aku punya barang baru
untukmu. Masih segar, usianya
masih muda, belum pernah
pacaran, apalagi tersentuh
laki-laki, lanjutnya dengan
nada yang puas.
Di ujung telepon, suara
seorang wanita menjawab,
Baik, Broto. Kirim fotonya,
kalau cocok, akan kuutus
orang-orangku menjemput
gadis itu besok pagi.
…
Keesokan harinya, di saat
matahari baru saja terbit, suara
mobil mewah berhenti di
halaman rumah. Kinan, yang
semalaman tak tidur dan
wajahnya sembab karena
menangis, terlonjak kaget
ketika pintu kamarnya dibuka.
Beberapa pria berdiri di ambang
pintu, mengenakan pakaian rapi
serba hitam, dengan raut wajah
tanpa ekspresi.
….
Kamu yang bernama
Kinan? tanya salah seorang
dari mereka, nada suaranya
tegas.
Kinan mnengangguk
takut-takut, namun langkahnya
mundur beberapa inci. Aku..
kumohon, jangan bawa aku
pergi. Aku janji akan melunasi
hutang bapak…
Salah satu pria itu
menggelengkan kepala dengan
senyum dingin. Tidak usah
takut, kami tidak akan
menyakitimu. Ikut kami, jangan
melawan maka hidupmu akan
aman.
…
Dengan tbuh lemah, Kinan
hanya bisa mengikuti arahan
mereka, pasrah dengan nasib
yang menjeratnya semakin
dalam. Di dalam mobil,
perjalanan menuju kehidupan
barunya sebagai milik Madam
Sonia telah dimulai.
Setibanya di kota, Kinan
dibawa langsung ke ruang
pribadi Madam Sonia, sebuah
ruangan megah dengan dekorasi
mewah yang kontras dengan
suasana mencekam yang
dirasakan Kinan. Ruangan itu
dipenuhi aroma parfum mahal
dan perabotan yang mencolok.
Madam Sonia berdiri di depan
cermin besar, menyunggingkan
senyum dingin ketika matanya
menelusuri Kinan dari atas ke
bawah.
…
Hm, lumayan, gumam
Madam Sonia, lalu mendekat
dan mengamati wajah Kinan
lebih saksama. Wajah ayu khas
pedesaan, kulit putih alami, dan
badan yang ramping. Ya, kamu
akan jadi primadona di tempat
ini, katanya sambil
menyeringai puas.
Madamn Sonia memanggil
seorang anak buahnya yang
bernama Susi, seorang waria
berpenampilan mencolok. Susi,
rawat anak ini. Buat dia tampil
cantik. Aku ingin semua orang
terpesona saat melihatnya,
perintah Madam Sonia.
..
Susi mengangguk antusias.
Oke, Madam, jawabnya dengan
suara lembut, lalu
menggandeng tangan Kinan
dengan ramah, mencoba…
.
Note L..i..k..e..mu penyemangat Mimin
ceritadewasa
ceritanovel
ceritaseru
foto
fotoai
gambar
text
foryou
novel
Related: Explore more posts