Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART70)

Posted on June 4, 2025 By admin

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART70)

Isi Postingan:

BALADA BESAN DAN MENANTU PART70

…CERITADEWASA…

.

.

.

Namaku Rangga Wiratama. Anak bungsu dari

Pak Wira, dan suami dari Fuji Lestari-atau

yang lebih sering kupanggil, Tari. Usiaku 28

tahun, selisih lima tahun dengan istriku. Tapi

jiwa kami… barangkali sudah tua sebelum

waktunya.

.

.

.

Jika kalian menduga aku lelaki polos yang

dibutakan cinta, yang tidak tahu apa-apa

tentang kelicikan istriku di belakangku, maka

kaalian keliru besar. Aku tahu semua gerak

Tari, setiap jejak langkahnya, karena aku

punya mata-mata yang tak pernah tdur.

Meski ragaku lebih sering terdampar di

pedalaman Kalimantan karena urusan

pekerjaan, pikiranku tetap tinggal di kota,

membayangi semua yang dilakukan istriku

dengan banyak lelaki di luar sana. aku bahkan

jauh lebih memhami siapa Bu Lina, ibuku

sendiri.

Lalu, mengapa aku diam? Mengapa aku tak

murka, tak mencak-mencak seperti pria

kebanyakan?

Karena aku pun bukan pria suci.

Dari sejak kelas tiga bangku SMA hingga kuliah

dulu, aku sudah belajar menjadi bjingn.

Tertawa di balik luka orang lain, menikmati

gelapnya kehidupan malam, mencicipi banyak

hal yang seharusnya tak kusebut di sini.

Bahkan hingga hari ini, dosa-dosa itu masih

tetap aku lakukan dalam banyak petualangan

hitam.

.

.

Jadi, siapa aku untuk menuntut kesucian dari

seorang istri… jika tanganku sendiri lebih dulu

kotor?

Dan inilah kisahku. Kisah yang tak pernah

kuceritakan pada siapa

siapa pun. Tentang

kenakalanku yang bermula dari hari-hari

penuh kebebasan di masa sekolah dan kuliah,

dan tak pernah benar-benar berhenti sampai

hari ini.

Kisah Ini diawali dari ketika aku kelas tiga

SMA.

Dulu waktu aku SMA, aku selalu pilih-pilih

dalam mencintai wanita. Aku tak pernah

mendekati seorang cewek pun di SMA.

Padahal boleh dibilang aku ini bukan orang

yang jelek-jelek amat. Para gadis sering

histeris ketika melihat aku beraksi di bidang

olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya.

Dan banyak kata cinta cewek yang tidak

kubalas. Sebab aku tidak suka mereka.

Untuk masalah pelajaran aku terbilang

normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman

memanggilku kutu buku, padahal masih

banyak yang lebih pintar dari aku. Mungkin

karena aku mahir dalam bidang olahraga dan

dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja

akhirnya aku dikatakan demikian.

Pada suatu waktu orang tuaku pindah ke

kampung, mengembangkan

bisnis

pertaniannya. Maka aku pun akhirnya tinggi

numpang atau lebih tepatnya di titipkan di

rumah Tante Devi, adik tiri ibuku, beda ayah.

Karena ayah dan ibuku tidak mengizinkan aku

tinggal kost sendiri. Maklum, mereka takut

anak baiknya menjadi badung.

Tant Devi single parent, tinggal bersama kedua

anaknya, semenjak suaminya meninggal

ketika aku masih SMP. Tante Devi mendirikan

usaha sendiri di kota ini. Yaitu berupa rumah

makan yang lumayan laris, dengan bekal itu ia

bisa menghidupi kedua anaknya yang masih

duduk di bangku SD.

Sebenarnya kami jarang bertemu karena walau

tinggal satu kota, Tante Devi orang sibuk.

Barulah setelah tinggal bersamanya, aku

menyadari jika Tante Devi kelihatan masih

muda, usianya masih 32 tapi dia sangat cantik.

Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya

sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan jika

jalan-jalan di dalam mobil berdua jantungku

sering berdebar-debar.

.

.

.

Capek gak Rangga? tanyanya ketika aku baru

kembali pulang kampung dan dia jemput di

termila.

Iyalah Tante, di kereta duduk terus dari pagi,

jawabku.

Tapi Tante Devi masih segera aja ya?

Ia ketawa, Ada-ada saja kamu.

Selama tinggal di rumahnya Tante Devi. Aku

sedikit demi sedikit mencoba akrab dan

mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa

aku ketahui darinya. Dari kesukaannya, dari

pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat

dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari

mereka pelajaran sekolah.

Tak terasa sudah lebih dari lima bulan aku

tinggal di rumah ini. Dan Tante Devi

sepertinya adalah satu-satunya wanita yang

menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh

cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia

cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah tanteku

sendiri.

Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Tante

Devi sedang nonton televisi. Aku lihat kedua

anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar

dan ke ruang depan. Tampak Tante Devi asyik

menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

Nggak tdur, Rang? tanyanya.

Masih belum ngantuk, Mbak, jawabku.

Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-

lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar

di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat

Tante Devi. Ia tak menyadarinya. Lama kami

terdiam.

.

.

.

Kamu banyak diam ya, katanya.

Eh… oh, iya, kataku kaget.

Mau ngobrolin sesuatu? tanyanya.

Ah, enggak, pingin nemeni Tante Devi aja,

jawabku.

Ah kamu, ada-ada aja

Serius mbak

Makasih

Restorannya gimana mbak? Sukses?

Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak

karyawannya, urusan kerjaan semuanya tak

serahin ke general managernya. Mbak sewaktu

-waktu saja ke sana, katanya. Gimana

sekolahmu lancar?

Ya, begitulah mbak, lancar saja, tinggal enam

bulan lagi, mudah-mudahan lulus dengan

nilai baik, jawabku.

Aku memberanikan diri memgang

pndknya untuk memjat. Saya pijtin ya

mbak, sepertinya mbak capek.

Makasih, nggak usah ah, Rangga.

Nggak papa kok mbak, cuma dipijit aja,

emangnya mau yang lain?

Ia tersenyum, Ya udah, pijtin saja

Aku memijti

memijiti pundknya, punggungnya,

dengan pijtan yang halus, sesekali aku

merba ke bhunya. Ia memakai tshrt ketat.

.

.

.

Sehingga aku bisa melihat lekukan tbuh dan

juga tli bh-nya. Ddanya Tante Devi besar

juga. Tercim bau harum parfumnya.

.

.

.

Kamu sudah punya pacar, Rang? tanya

Tante Devi.

Nggak punya mbak

Kok bisa nggak punya, emang nggak ada yang

tertarik sama kamu?

Saya aja yang nggak tertarik sama mereka

Lha kok aneh? Denger dari mama kamu

katanya kamu podcast hiburan itu sering didatangi teman-

teman ceweknya ke rumah.

Iya, itu iseng aja, saya gak pernah

melayaninya, mbak. Tapi sekarang aku

menemukan cinta tapi sulit mengatakannya.

Aku memang tipe orang yang gak suka basa-

basi.

Masa?

Iya mbak, orangnya cantik, tapi sudah jnda.

Aku mencoba memancing.

Siapa? tanyanya.

Tante Devi.

Ia ketawa, Ada-ada saja kamu ini.

Aku serius mbak, nggak bohong, pernah

mbak tahu aku bohong?

Ia diam.

Semenjak aku bertemu Tante Devi,

maksudnya kenal lebih dekat gini, jantungku

berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab

aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya.

Hey! seru Tante Devi.

Jujur saja, semenjak itu pula aku menyimpan

perasaanku, dan merasa nyaman ketika

berada di samping Tante Devi. Aku tak tahu

apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin

sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi

Tante, rasanya sakit sekali ketika aku harus

membohongi. diri kalau aku cinta sama Tante

Devi, kataku.

.

.

.

Rangga, aku ini bbimu, tentemu, adik

mamamu walau bukan adik kandung sih,

katanya.

Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah

berbohong mbak, aku mau jujur kalau aku

sudah jatih cinta sama Tante Devi, adik tiri

ibuku, kataku sambil memluknya dari

belakang.

Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang

kami rasa sekarang mulai canggung. Tante

Devi mencoba melepskan pelkanku.

.

.

.

Maaf Rangga, Tante perlu berpikir, kata

Tante Devi beranjak. Aku pun ditinggal

sendirian di ruangan itu.

Teve masih menyala. Cukup lama aku ada di

ruangan tengah, hingga tengah malam kira-

kira. Aku pun mematikan teve dan menuju

kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara

isak tangis di kamar Tante Devi. Aku pun

mencoba menguping.

.

.

.

Apa yang harus aku lakukan? Apa?

Aku menunduk, mungkin Tante Devi kaget

setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk

kamarku dan tertdur. Malam itu aku

bermmpi bsah dengan Tante Devi. Aku

bermmpi bercnta dengannya, dan paginya

aku dapati celna dalmku basah. Wah,

mimpi yang indah.

 

.

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

selingkuh

foto

fotoai

text

gambar

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: Lihat saluran untuk info terkini!
Next Post: TERDIAM DALAM TAKDIR (PART2)

Related Posts

JANGAN OM (PART6) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART09) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART56) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART78) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART45) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART39) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme