Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART43)

Posted on June 4, 2025 By admin

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART43)

Isi Postingan:

BALADA BESAN DAN MENANTU PART43

…ceritadewasa

.

Pak Wira masih bisa mengingat dengan jelas

momen itu, saat mereka duduk di teras rumah

Pak Amat bersama beberapa tetangga lain. Pak

Amat dengan santai melempar candaan

, Pak Wira, ini kenapa sih masih betah sendiri?

Jangan-jangan udah nggak bisa apa-apa lagi,

ya? Hehe… Coba deh, cari istri lagi. Masa mau

jadi bujang lapuk terus?

Semua tertawa mendengar lelucon itu. Pak

Wira tersenyum kaku, mencoba menutupi

rasa sakit yang tiba-tiba menggelegak di

ddanya. Tapi hatinya mendidih. Bukan

karena candaan itu salah, melainkan karena

kata-kata itu menyentuh luka lamanya.

.

.

Pak Amat mungkin tidak tahu, atau mungkin

tidak peduli, bahwa ejekan itu

Pak Wira pada alasan

sebenarnya mengapa dia belum menikah lagi

setelah percerian yang memalukan itu-

percerian yang juga disebabkan oleh desas-

desus tentang dirinya yang lemah di rnjang.

Pak Wira berpikir dalam hati, Mereka pikir

aku tidak mendengar bisik-bisik itu? Mereka

semua menertawakanku di belakang,

terutama Umi Latifah yang menyebar gosip

soal aku… Aku tak akan pernah lupa. Dan

sejak saat itu, benih kebencian terhadap orang

-orang yang sering mengejeknya mulai

tumbuh dalam diri Pak Wira.

.

.

.

Saat ini, Pak Amat mungkin sudah lupa

dengan candaan itu, tapi bagi Pak Wira, itu

adalah penghinaan yang tidak pernah bisa dia

lupakan. Senyum miring di wajahnya semakin

lebar saat jari-jarinya dengan perlahan

mengusap cincin yang melingkar di jari

manisnya-cincin pemberian Mbah Terong. Pak

Wira tahu, cepat atau lambat, semua orang

yang pernah merendahkannya

akan

merasakan akibatnya, termasuk Pak Amat.

..

Pak Amat pun bisa kena, gumam Pak Wira

pelan, senyum licik tersungging di bbirnya.

Tinggal menunggu waktu.

Pak Wira merasa yakin, bahwa meski malam

ini Pak Amat berhasil menahan diri, godaan

yang lebih kuat akan datang lagi. Cincin

pemberian podcast hiburan Mbah Terong itu memang bukan

sekadar perhiasan biasa, tapi senjata yang

perlahan-lahan akan mengikis moral dan

prinsip orang-orang seperti Pak Amat.

Pak Wira menggumam dalam hati sambil

melangkah pulang dengan rasa puas yang tak

terbendung.

..

.

.

Kenyataannya, Pak Amat juga belum menikah

lagi setelah dua tahun ditinggal almarhum

istrinya… Jangan-jangan dia juga impten,

sama seperti yang mereka tuduhkan padaku.

Atau mungkin dia punya hubungan khusus

dengan Milah, menantunya. Ya, siapa tahu?

Mereka terlihat sangat dekat.

Senyum sinis masih melekat di wajah Pak

Wira saat dia memasuki rumahnya. Bayangan

orang-orang yang pernah menghina dan

merendahkannya terus bermain di benaknya.

Mereka semua, mulai dari Umi Latifah, Pak

Amat, hingga orang-orang lain di sekitarnya,

sudah menganggap dirinya tidak berdaya-

lemah. Tapi Pak Wira tahu, dengan cincin

sakti pemberian Mbah Terong, dia memegang

kendali atas nasib mereka.

.

.

.

Takdir tak akan bisa mereka hindari,

pikirnya dengan puas. Cepat atau lambat,

setiap orang yang pernah menghina dan

menertawakanku akan merasakan balasan

yang setimpal. Mereka semua akan terjerumus

dalam permainan yang sudah kususun.

Pak Wira masuk ke rumahnya dengan

perasaan tenang, yakin bahwa waktu akan

berpihak padanya, membawa kehancuran

bagi mereka yang pernah meremehkannya.

.

.

.

Umi Latifah mengepalkan tangannya dengan

kuat, jari-jarinya gemetar oleh kekecewaan

yang merayap ke seluruh tbuhnya. Ia tahu,

Pak Amat tadi ada di samping rumahnya,

mengintip dari kegelapan.

Jantungnya sempat berdebar penuh antisipasi,

membayangkan pria itu akan mengetuk pintu,

bahkan membayangkan pertemuan intim yang

mungkin saja terjadi. Namun, kenyataannya

berbeda-Pak Amat pergi begitu saja,

menghilang seperti bayangan yang menguap

dalam malam.

.

.

.

Kenapa dia harus pergi? gumam Umi Latifah

dengan nada getir, kekecewaannya memuncak.

Bayangan tbuh Pak Amat, yang tadi hanya

berblut handuk saat mereka berbicara di

meja makan, masih menari-nari di benaknya.

Tatapan matanya, kesederhanaan tbuhnya,

semua itu membuat Umi Latifah tergoda lebih

dalam. Namun malam ini, semuanya gagal.

Fantasinya, hsrat yang sempat membakar,

tak terwujud.

Dengan penuh amarah yang tertahan, Umi

Latifah mengumpat pelan, bbirnya bergetar

menahan frustasi. Bodoh, desisnya, seolah

mengutuk situasi. Kenapa dia harus pergi

lagi?

Ia mendsah keras, merasakan desiran

kekecewaan

tak terbendung.

yang

Keinginannya untuk menikmati lebih banyak…

.

.

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin

ceritadewasa

ceritanovel

mertuamenantu

menantuidaman

istriidaman

selingkuh

foto

fotoai

gambar

text

foryou


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART44)
Next Post: BALADA BESAN DAN MENANTU (PART42)

Related Posts

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART32) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART06) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART30) Kisah Menarik
TERDIAM DALAM TAKDIR (PART34) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART45) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART44) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme