BALADA BESAN DAN MENANTU (PART28)
Isi Postingan:
BALADA BESAN DAN MENANTU PART28
…CERITADEWASA
..
.
.
‘Astagfirullah!’ pekik Umi Latifah dalam hati,
mulutnya menganga dan matanya pun
membesar. Pandangannya tertuju pada
selngkngan Pak Wira yang ternyata tidak
lagi tertutup kain sarung. Dia tak menyadari
sejak kapan kain sarung warna hijau itu sudah
tergeletak di lantai.
Kamu suka yang besar dan panjang kan Umi?
Beda banget ya sama punya si Sarnu atau
mungkin juga dengan milik Ustad Bidin,
suamimu, bisik Pak Wira sambil menglus-
els btang rudlnya. Sorot matanya pun
sangat tajam menghujam wajah Umi Latifah
yang merona. Terkesima, tak tahu perasaan
apa yang fb podcast hiburan sedang berkecamuk dalam ddanya.
‘Beneran ternyata luar biasa gede dan
panjangnya, apalagi kalau dilihat lebih deket,’
pikirnya.
.
.
.
Lalu Pak Wira bangkit dari duduknya, dan
melepaskan seluruh pakaiannya, hingga benda
lain yang tersisi di tbuhnya hanya cincin
berkilau di jari manis kirinya.
Selangkngannya kini sejajar dengan wajah
Umi Latifah yang masih melongo dalam duduk
tertegun di sofa.
Umi Latifah benar-benar terhipnotis dengan
penampakan rdall Pak Wira yang terasa jauh
lebih indah dan mendebarkan dibanding saat
pertama dia lihat tadi siang. Matanya semakin
lekat menatap batang rudl yang ujung
kepalanya nyaris menyenuh hidungnya.
Aroma jantan khas laki-laki perksa langsung
memenuhi rongga hidung adan ddanya,
hingga membuatnya serasa melayang di awan.
Belum pernah dia mencim aroma jantan
sehebat dan sekuat itu sebelumnya. Kilatan
cintan di tangan Pak Wira pun benar-benar
membuatnya makin lupa daratan..
.
.
.
Kita bisa memulainya dengan hal kecil dulu,
pasti berakhir dengan hal yang sangat besar
dan tak akan pernah bisa kamu lupakan lagi.
Kita bisa saling jaga rahasia dan saling
memuskan. Pegang dan perlakukan barang
ini dengan sebaik-baiknya agar kita bisa saling
menikmatinya, ucap Pak Wira dengan suara
yang makin lembut namun penuh dominasi.
Tangan Pak Wira menglus-lus batang
rudlnya hingga ujungnya menyentuh ppi
Umi Latifah. Tubuh Umi Latifah bergetar hebat
terbakar gairh yang teramat sulit dia
kendalikan.
.
.
Lalu dia meraih tangan Umi Latifah yang
masih bergetar karena diserang perasaan aneh
yang susah dikendalikannya. Rudl Pak Wira
yang menjadi gosip emak-emak sekampung,
kini terpampang jelas di depannya tidak dalam
keadaan loyo, namun justru terlihat sangat
gagah perksa dengan urat-urat yang
melingkari hampir sepenuh batangnya. Sama
dengan terong ungu di kebun belakangnya.
.
.
.
Umi, tolong disepng dong. Dia minta
dipuaskan sekarang, kita gak punya waktu
banyak, ucap Pak Wira seraya tersenyum
mesum.
Hati Umi Latifah kembali bergetar. Merasa
ngeri sekaligus kagum. Dia sadar apa yang bisa
dilakukan benda sebesar dan sepanjang itu
terhadap dirinya. Dda dan jantungnya kian
berdebar-debar. ‘Bagaimana rasanya jika rudl
ini benar-benar masuk dalam tubuhku? Pasti
sangat sakit tapi….’
Umi Latifah akhirnya berjngkok depan
selangkngan Pak Wira dan mulai
menjulurkan lidhnya dan menyentuhkan
pada ujung kepala rudalnya. Perlahan-lahan
lidah itu digerakkan mengitari kepala rudl
yang lebih besar dari batangnya itu. Kemudian
menyapukan liahnya pada kepla dan
seluruh batangnya.
Dan seketika itu juga Pak Wira mersakan
bulu romanya berdiri, sudah cukup lama tidak..
.
.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts