Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART16)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART16)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARAPART16

…

..

.

Sebaiknya kamu pulang ke

rumah. Aku sudah sembuh dan

tenang. Besokjuga Mas Bram

kembali, pinta Celia begitu

mereka tiba sore itu di

rumahnya setelah berwisata ke

air terjun.

Aku sudah bilang, tetap

akan menemanimu sampai

besok. Aku gak akan pulang.

Aku ingin malam ini lanjut

kelonan sama kamu, sebut

Dimas, menatap wajah Celia.

Mereka berdua masih di

dalam mobil, belum hendak

turun. Celia memalingkan

wajahnya, menarik nafas

panjang, ada beban yang masih

menggantung di benaknya.

Kamu tau, di satu sisi, aku

ingin terus bersamamu,

menikmati serta menghabiskan

waktu bersamamu. Aku merasa

nyaman, tenang dan bahagia

saat bersamamu, ungkapnya

Tapi, di sisi lain, aku

merasa bersalah pada Mas Bram.

Aku telah mengkhianatinya,

bermain-bermain denganmu

saat statusku masih istri dari

mas mu. Katakan, aku harus

bagaimana, katanya, menatap

ke arah rumahnya dari balik

kaca mobil Land Rover milik

Dimas, di halaman rumah

mewah itu.

…

Dengarkan aku, bisakah

kamu tak pikirkan ini sekarang?

Kamu gak perlu terlalu

membebani pikiranmu dengan

hal itu. Kamu gak usah cemas

dan khawatir berlebihan.

Semua baik-baik saja. Percaya

padaku, kata Dimas

menenangkan Celia.

Dia lalu merangkul pundak

Celia, menariknya dalam

dekapan dada bidangnya. Celia

memang butuh pelukan untuk

membuatnya tenang.

Kamu sudah tenangkan?

Mari kita masuk, ajaknya.

Dimas turun dari mobil,

membukakan pintu untuk Celia,

lalu mengambil tas travel di jok

belakang dan membawanya

masuk.

Kami pulang Bik, sapa

Dimas melihat Bik Laksmi

menyambut kedatangan mereka

di pintu masuk rumah.

Ibu dan Den Dimas sudah

kembali. Apa yang harus bibi

siapkan? tanyanya.

Bikinin jus dan bawakan

air putih juga ya, haus nih,

sahut Dimas, tersenyum.

Baik den, jawab Bik

Laksmi.

…

Bik Laksmi kemudian

membantu membawa tas travel

tersebut.

Celia dan Dimas kemudian

duduk di sofa ruang keluarga,

melepas penatnya setelah

menempuh perjalanan hampir

dua jam dari lokasi Curug ke

rumah Celia.

Dimas memang sengaja

mengemudi mobilnya tak

terlalu kencang saat pulang.

Tak berapa lama, Bik

Laksmi membawakan duagelas

air putih dan jus untuk

keduanya.

Setelah minum, Celia dan

Dimas pamit mau mandi dan

ganti pakaian, sebelum nanti

turun untuk makan malam.

Usai makan malam, mereka

kembali naik ke lantai dua.

Selanjutnya, Celia masuk ke

ruang kerjanya, memeriksa

pekerjaannya yang sempat

tertunda sejak kemarin.

Dimas ikut masuk ke

ruangan yang cukup luas

tersebut, yang digunakan Celia

untuk merancang busana,

perlengkapan pakaian dan

aksesoris lainnya.

….

Pria itu kemudian duduk di

sofa, membolak balik halaman

majalah mode yang diambilnya

dari atas meja.

Kamu mau selesaikan

desain baju ya? tanya Dimas.

Iya, ini pesanan

pelangganku. Aku gak boleh

terus menunda kerjaan. Kamu

gak perlu nungguin aku.

Istirahat saja. Tidur sana, kata

Celia.

Aku belum mengantuk.

Mau nemani kamu kerja

katanya merebahkan tubuhnya

ke sofa berbaring, dengan

wajahnya menghadap ke depan,

ke tempat duduk Celia.

Wanita itu memakai piyama

satin warna cream, tampak

fokus menggoreskan karyanya

di atas kertas.

Satu jam lebih Celia

menggambar desain baju yang

di request oleh putri seorang

pejabat BUMN. Waktu sudah

menunjukkan pukul 22.10

malam, saat Celia bangun dari

kursinya.

Sudah selesai ya? tanya

Dimas.

Iya, aku mau ke kamarku,’

jawabnya.

Masuk

Ok. Ayo ke kamarmu. Aku

akan tdur di tempat tdurmu,

katanya.

Kamu sebaiknya tidur di

kamar yang sudah disiapkan.

Aku mau tdur sendiri malam

ini, tolak Celia.

Ayoklah, aku ingin tidur

bersamamu, disampingmu

sembari memelukmu, sebut

Dimas.

Aku pilkir, lebih baik kita

tidur terpisah saja, kembali

Celia menolak untuk tidur

bersama Dimas.

Kenapa? Apa kamu

khawatir dan tidak percaya

padaku, takut jika aku

melakukan sesuatu padamu?

bisik Dimas, yang berdiri di

belakang Celia, memeluk

perempuan itu.

Mungkin begitu. Entahlah,’

katanya pasrah.

Dimas kemudian

melepaskan pelkannya,

menarik lembut tangan Celia

lalu membawanya masuk ke

kamar wanita itu.

Ah, kenapa aku selalu tak

bisa menolak pesonanya, ingin

terus bermanjaan dengannya

malam ini, batin Celia.

…

Celia duduk di atas kasur,

disamping Dimas, sembari

memegang lengan Dimas lalu

menyenderkan kepalanya di

pundak lelaki itu.

Kamu tau, Bram adalah

cinta pertamaku, kekasih

satu-satunya yang kumiliki. Aku

jatuh cinta padanya sejak

pertama kali kami bertemu,

jelasnya.

Benarkah, kamu tidak

pernah pacaran atau punya

pacar selain Mas Bram? tanya

Dimas.

Iya. Aku terlalu sibuk

dengan sekolah dan kursus

mode yang kuikuti. Aku gak

punya waktu untuk memikirkan

laki-laki. Bahkan saat

kuliahpun, aku tak berniat

menjalin hubungan dengan pria

sebelum bertemu Mas Bram,

tutur Celia.

Apa yang membuatmu

jatuh cinta padanya? tanya

saudara kandung Bramantio itu

ingin tau.

Dimataku, dia pria sejati,

gentleman, begitu tampan dan

sempurna. Dia memperlakukan

aku begitu sopan, lembut, baik

dan terhormat, katanya.

Dia begitu peduli padaku,

menelponku setiap saat,

mengirimiku pesan

memberitahukan kondisinya

dan apa yang sedang dia

lakukan. Aku merasa saat itu

jadi prioritas utamanyanya,

jelasnya.

…

‘Sikapnya itu membuatku

tergila-gila. Karena itu, aku

merasa betapa beruntungnya

aku menjadi istrinya. Tapi kini,

aku merasa dia berubah, aku

seakan bukan prioritas

pertamanya lagi, tidak

dibutuhkan dan diinginkan,’

curhat wanita itu dari hatinnya

yang paling dalam.

Bayangkan saja, sejak dia

terbang 4 hari lalu, tak

sekalipun dia menghubungiku

atau mengirimiku pesan.

Memberitahukan dia dimana

dan sedang apa. Bahkan dia gak

mengangkat teleponku, gak

membalas pesan yang aku

kirimkan, ungkapnya, mulai

tercekat saat berbicara.

Celia seakan menahan

tangis dan kepedihan di hatinya.

Karena bagaimanapun, dia

masih sangat mencintai

suaminya itu. Sehingga, sikap

dan perilaku Bram sekarang

membuatnya sedih dan kecewa.

Dimas mengusappundak

Celia berkali-kali,

menguatkannya.

Apa menurutmu Mas Bram

tak lagi sayang padaku karena

dia punya wanita lain di luar

sana? tanyanya.

Maksud kamu Mas Bram

selingkuh, punya simpanan di

luar sana? Dimas balik

bertanya.

Iya, bisa saja dia

berselingkuh, bermain api

dengan perempuan lain, punya

wanita idaman lain yang

membuatnya bahagia sehingga

dia tak mau menyentuhku.

Dengan pramugari misalnya,

seperti banyak berita yang

berseliweran jika pilot itu ada

main dengan pramugari.

Bukankah itu masuk akal, duga

Celia.

..

Aku tidak tau dan tak bisa

memastikan 100 persen. Tapi,

berdasarkan perasaanku,

menurut keyakinanku,

sepertinya dia tidak

berselingkuh atau punya wanita

simpanan. Meski aku tak yakin,

tapi aku rasa dia tak akan

melakukan itu. Yang jelas,

pramugari itu bukan tipenya,

sebut Dimas.

Mengapa kamu bisa yakin

pramugari bukan tipenya? Bisa

saja kan affair itu terjadi ketika

mereka sering bertemu dan

bersama, sebutnya.

Mas Bram yang aku kenal

itu tipe cowok setia dan

berkomitmen. Dia gak akan

bersama dengan wanita lain saat

sedang menjalin hubungan

dengan pacarnya, katanya.

Kamu membelanya karena

dia kakakmu kan? tanya Celia.

Dulu, dia pernah punya

pacar. Dan dia setia pada

pacarnya itu. Dia hanya punya

seorang mantan kekasih

sebelum menikahi kamu. Jadi

aku yakin, dia gak akan

berselingkuh dengan wanita

manapun, ataupun dengan

pramugari. Aku tau tipenya

seperti apa, ungkap Dimas.

Kalaupun dia mau

bersinglikuh dengan wanita

lain, maka perempuan itu hanya

Dena. Tapi itu gak mungkin

terjadi karena tak ada yang tau

dimana Dena berada. Dia sudah

lama tak bertemu wanita itu,’

ungkap Dimas.

Jadi Dena itu cinta

pertamanya? Bagaimana kalau

mereka bertemu kembali. Siapa

tau itu penyebab dia gak mau

menyentuhku karena dia masih

cinta pada Dena atau menunggu

bertemu kembali dengan wanita

itu, kata Celia.

Aku tidak tau. Nanti akan

aku bantu cari tau dan selidiki

itu biar kamu tenang. Aku harap

kamu gak mikir tentang dugaan

perselingkuhan Mas Bram lagi.

Ok, katanya, mengecup kening

Celia.

Baiklah, aku akan coba

kesampingkan pikiranku

tentang perselingkuhan Mas

Bram.

Tapi, aku masih kepikiran

alasan lain. Kalau dia tak

selingkuh, kenapa dia gak mau

menyentuhku. Sehingga aku

kesepian, butuh pelampiasan

dari pria lain, dan itu kamu.

Adik kandungnya, adik iparku

sendiri. Hiks..hiks..hiks,

katanya nangis tak bisa lagi

menahan air matanya.

…

Cowok itu makin

mempererat dekapannya,

mengusap punggung Celia,

kembali mencoba membuatnya

tenang.

Atau karena dia tak

menyukai perempuan lagi. Bisa

saja kan oriantasi sksulnya

berubah, sebut Celia.

Maksud kamu apa? Mas

Bram gak suka lagi perempuan

sekarang, suka pria gitu? tanya

Dimas.

Ya. Bagaimana kalau

semua itu benar, dia gak suka

perempuan, dia gy, dia

penyuka sesam jen’s. Dia hm

Isak Celia dalam dekapan

Dimas.

Aku bersumpah, dan yakin

dia normal dan bukan gy. Dia

menyukai perempuan. Percaya

padaku. Aku jamin 1000 persen,

dia bukan seperti itu, jelas

Dimas.

Lalu kenapa dia seperti

merasa jijik dan tak mau

menyentuhku. Setiap kali kami

ingin berhubungan, dia pasti

selalu punya alasan untuk tak

mau melaksanakan

kewajibannya. Cuma lelaki gak

normal, gak suka wanita yang

tak punya hasrat untuk

melakukannya dengan

perempuan kan? sambungnya.

Jangan bohongi aku dan

sembunyikan apapun padaku,

jangan menutupi semua itu

padaku, cecarnya lagi, masih

terisak dalam pelukan Dimas.

Aku gak bohong dan

menutupi apapun. Dari mana

kamu punya pikiran seperti itu?

tanya Dimas.

Beberapa waktu lalu

seorang wanita yang kukenal

ternyata menikah dengan gy,

dia tak pernah menyentuhnya

sejak malam pertama. Dan

ironisnya, keluarganya tau

kondisi anaknya itu, tapi

sengaja menutupinya demi

status dan tak mau aibnya

terbongkar, sebutnya.

Jadi wajar kan, jika aku

mencurigai, menduga kalian

sekeluarga pasti

menyembunyikan rahasianya

padaku. Membiarkan aku

berpikir keras apa yang terjadi

pada suamiku itu. Kalau itu

benar, kalian jahat. Kalian tega

berbuat ini padaku. Apa yang

sesungguhnya kalian

sembunyikan. Katakan padaku,

teriak Celia di depan wajah

Dimas.

Sttt, tenang dulu. Tenang,

kata Dimas memluk Celia

untuk menenangkannya.

Setelah beberapa waktu,

Dimas melepaskan pelkannya,

lalu menatap mata Celia

lekat-lekat, menghapus bulir air

mata di pipinya.

Sekali lagi aku tegaskan,

Mas Bram normal. Demi tuhan,

aku dan keluargaku tidak sedang

menyembunyikan rahasia

apapun padamu. Tolong

percaya padaku ya, tegasnya,

mengelus rambut Celia.

Dimas membiarkan wanita

itu melampiaskan rasa sedihnya,

perasaanya dalam dekapannya,

membiarkan dia beberapa saat

agar tenang.

…

Setelah ini, aku akan

membuatmu melupakan semua

kesedihanmu. Aku akan

membahagiakanmu.

Memuskanmu, menyalurkan

hsratmu yang terpendam

berbulan-bulan, jika kamu

menginginkan dan mengizinkan

aku menyenthmu malam ini.

bisik Dimas.

 

NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART17)
Next Post: JANGAN OM (PART45)

Related Posts

BALADA BESAN DAN MENANTU (PART04) Kisah Menarik
TETANGGA MENGGODA (PART22) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART22) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART30) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART75) Kisah Menarik
TETANGGA IDAMAN (PART39) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme