ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART16)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARAPART16
…
..
.
Sebaiknya kamu pulang ke
rumah. Aku sudah sembuh dan
tenang. Besokjuga Mas Bram
kembali, pinta Celia begitu
mereka tiba sore itu di
rumahnya setelah berwisata ke
air terjun.
Aku sudah bilang, tetap
akan menemanimu sampai
besok. Aku gak akan pulang.
Aku ingin malam ini lanjut
kelonan sama kamu, sebut
Dimas, menatap wajah Celia.
Mereka berdua masih di
dalam mobil, belum hendak
turun. Celia memalingkan
wajahnya, menarik nafas
panjang, ada beban yang masih
menggantung di benaknya.
Kamu tau, di satu sisi, aku
ingin terus bersamamu,
menikmati serta menghabiskan
waktu bersamamu. Aku merasa
nyaman, tenang dan bahagia
saat bersamamu, ungkapnya
Tapi, di sisi lain, aku
merasa bersalah pada Mas Bram.
Aku telah mengkhianatinya,
bermain-bermain denganmu
saat statusku masih istri dari
mas mu. Katakan, aku harus
bagaimana, katanya, menatap
ke arah rumahnya dari balik
kaca mobil Land Rover milik
Dimas, di halaman rumah
mewah itu.
…
Dengarkan aku, bisakah
kamu tak pikirkan ini sekarang?
Kamu gak perlu terlalu
membebani pikiranmu dengan
hal itu. Kamu gak usah cemas
dan khawatir berlebihan.
Semua baik-baik saja. Percaya
padaku, kata Dimas
menenangkan Celia.
Dia lalu merangkul pundak
Celia, menariknya dalam
dekapan dada bidangnya. Celia
memang butuh pelukan untuk
membuatnya tenang.
Kamu sudah tenangkan?
Mari kita masuk, ajaknya.
Dimas turun dari mobil,
membukakan pintu untuk Celia,
lalu mengambil tas travel di jok
belakang dan membawanya
masuk.
Kami pulang Bik, sapa
Dimas melihat Bik Laksmi
menyambut kedatangan mereka
di pintu masuk rumah.
Ibu dan Den Dimas sudah
kembali. Apa yang harus bibi
siapkan? tanyanya.
Bikinin jus dan bawakan
air putih juga ya, haus nih,
sahut Dimas, tersenyum.
Baik den, jawab Bik
Laksmi.
…
Bik Laksmi kemudian
membantu membawa tas travel
tersebut.
Celia dan Dimas kemudian
duduk di sofa ruang keluarga,
melepas penatnya setelah
menempuh perjalanan hampir
dua jam dari lokasi Curug ke
rumah Celia.
Dimas memang sengaja
mengemudi mobilnya tak
terlalu kencang saat pulang.
Tak berapa lama, Bik
Laksmi membawakan duagelas
air putih dan jus untuk
keduanya.
Setelah minum, Celia dan
Dimas pamit mau mandi dan
ganti pakaian, sebelum nanti
turun untuk makan malam.
Usai makan malam, mereka
kembali naik ke lantai dua.
Selanjutnya, Celia masuk ke
ruang kerjanya, memeriksa
pekerjaannya yang sempat
tertunda sejak kemarin.
Dimas ikut masuk ke
ruangan yang cukup luas
tersebut, yang digunakan Celia
untuk merancang busana,
perlengkapan pakaian dan
aksesoris lainnya.
….
Pria itu kemudian duduk di
sofa, membolak balik halaman
majalah mode yang diambilnya
dari atas meja.
Kamu mau selesaikan
desain baju ya? tanya Dimas.
Iya, ini pesanan
pelangganku. Aku gak boleh
terus menunda kerjaan. Kamu
gak perlu nungguin aku.
Istirahat saja. Tidur sana, kata
Celia.
Aku belum mengantuk.
Mau nemani kamu kerja
katanya merebahkan tubuhnya
ke sofa berbaring, dengan
wajahnya menghadap ke depan,
ke tempat duduk Celia.
Wanita itu memakai piyama
satin warna cream, tampak
fokus menggoreskan karyanya
di atas kertas.
Satu jam lebih Celia
menggambar desain baju yang
di request oleh putri seorang
pejabat BUMN. Waktu sudah
menunjukkan pukul 22.10
malam, saat Celia bangun dari
kursinya.
Sudah selesai ya? tanya
Dimas.
Iya, aku mau ke kamarku,’
jawabnya.
Masuk
Ok. Ayo ke kamarmu. Aku
akan tdur di tempat tdurmu,
katanya.
Kamu sebaiknya tidur di
kamar yang sudah disiapkan.
Aku mau tdur sendiri malam
ini, tolak Celia.
Ayoklah, aku ingin tidur
bersamamu, disampingmu
sembari memelukmu, sebut
Dimas.
Aku pilkir, lebih baik kita
tidur terpisah saja, kembali
Celia menolak untuk tidur
bersama Dimas.
Kenapa? Apa kamu
khawatir dan tidak percaya
padaku, takut jika aku
melakukan sesuatu padamu?
bisik Dimas, yang berdiri di
belakang Celia, memeluk
perempuan itu.
Mungkin begitu. Entahlah,’
katanya pasrah.
Dimas kemudian
melepaskan pelkannya,
menarik lembut tangan Celia
lalu membawanya masuk ke
kamar wanita itu.
Ah, kenapa aku selalu tak
bisa menolak pesonanya, ingin
terus bermanjaan dengannya
malam ini, batin Celia.
…
Celia duduk di atas kasur,
disamping Dimas, sembari
memegang lengan Dimas lalu
menyenderkan kepalanya di
pundak lelaki itu.
Kamu tau, Bram adalah
cinta pertamaku, kekasih
satu-satunya yang kumiliki. Aku
jatuh cinta padanya sejak
pertama kali kami bertemu,
jelasnya.
Benarkah, kamu tidak
pernah pacaran atau punya
pacar selain Mas Bram? tanya
Dimas.
Iya. Aku terlalu sibuk
dengan sekolah dan kursus
mode yang kuikuti. Aku gak
punya waktu untuk memikirkan
laki-laki. Bahkan saat
kuliahpun, aku tak berniat
menjalin hubungan dengan pria
sebelum bertemu Mas Bram,
tutur Celia.
Apa yang membuatmu
jatuh cinta padanya? tanya
saudara kandung Bramantio itu
ingin tau.
Dimataku, dia pria sejati,
gentleman, begitu tampan dan
sempurna. Dia memperlakukan
aku begitu sopan, lembut, baik
dan terhormat, katanya.
Dia begitu peduli padaku,
menelponku setiap saat,
mengirimiku pesan
memberitahukan kondisinya
dan apa yang sedang dia
lakukan. Aku merasa saat itu
jadi prioritas utamanyanya,
jelasnya.
…
‘Sikapnya itu membuatku
tergila-gila. Karena itu, aku
merasa betapa beruntungnya
aku menjadi istrinya. Tapi kini,
aku merasa dia berubah, aku
seakan bukan prioritas
pertamanya lagi, tidak
dibutuhkan dan diinginkan,’
curhat wanita itu dari hatinnya
yang paling dalam.
Bayangkan saja, sejak dia
terbang 4 hari lalu, tak
sekalipun dia menghubungiku
atau mengirimiku pesan.
Memberitahukan dia dimana
dan sedang apa. Bahkan dia gak
mengangkat teleponku, gak
membalas pesan yang aku
kirimkan, ungkapnya, mulai
tercekat saat berbicara.
Celia seakan menahan
tangis dan kepedihan di hatinya.
Karena bagaimanapun, dia
masih sangat mencintai
suaminya itu. Sehingga, sikap
dan perilaku Bram sekarang
membuatnya sedih dan kecewa.
Dimas mengusappundak
Celia berkali-kali,
menguatkannya.
Apa menurutmu Mas Bram
tak lagi sayang padaku karena
dia punya wanita lain di luar
sana? tanyanya.
Maksud kamu Mas Bram
selingkuh, punya simpanan di
luar sana? Dimas balik
bertanya.
Iya, bisa saja dia
berselingkuh, bermain api
dengan perempuan lain, punya
wanita idaman lain yang
membuatnya bahagia sehingga
dia tak mau menyentuhku.
Dengan pramugari misalnya,
seperti banyak berita yang
berseliweran jika pilot itu ada
main dengan pramugari.
Bukankah itu masuk akal, duga
Celia.
..
Aku tidak tau dan tak bisa
memastikan 100 persen. Tapi,
berdasarkan perasaanku,
menurut keyakinanku,
sepertinya dia tidak
berselingkuh atau punya wanita
simpanan. Meski aku tak yakin,
tapi aku rasa dia tak akan
melakukan itu. Yang jelas,
pramugari itu bukan tipenya,
sebut Dimas.
Mengapa kamu bisa yakin
pramugari bukan tipenya? Bisa
saja kan affair itu terjadi ketika
mereka sering bertemu dan
bersama, sebutnya.
Mas Bram yang aku kenal
itu tipe cowok setia dan
berkomitmen. Dia gak akan
bersama dengan wanita lain saat
sedang menjalin hubungan
dengan pacarnya, katanya.
Kamu membelanya karena
dia kakakmu kan? tanya Celia.
Dulu, dia pernah punya
pacar. Dan dia setia pada
pacarnya itu. Dia hanya punya
seorang mantan kekasih
sebelum menikahi kamu. Jadi
aku yakin, dia gak akan
berselingkuh dengan wanita
manapun, ataupun dengan
pramugari. Aku tau tipenya
seperti apa, ungkap Dimas.
Kalaupun dia mau
bersinglikuh dengan wanita
lain, maka perempuan itu hanya
Dena. Tapi itu gak mungkin
terjadi karena tak ada yang tau
dimana Dena berada. Dia sudah
lama tak bertemu wanita itu,’
ungkap Dimas.
Jadi Dena itu cinta
pertamanya? Bagaimana kalau
mereka bertemu kembali. Siapa
tau itu penyebab dia gak mau
menyentuhku karena dia masih
cinta pada Dena atau menunggu
bertemu kembali dengan wanita
itu, kata Celia.
Aku tidak tau. Nanti akan
aku bantu cari tau dan selidiki
itu biar kamu tenang. Aku harap
kamu gak mikir tentang dugaan
perselingkuhan Mas Bram lagi.
Ok, katanya, mengecup kening
Celia.
Baiklah, aku akan coba
kesampingkan pikiranku
tentang perselingkuhan Mas
Bram.
Tapi, aku masih kepikiran
alasan lain. Kalau dia tak
selingkuh, kenapa dia gak mau
menyentuhku. Sehingga aku
kesepian, butuh pelampiasan
dari pria lain, dan itu kamu.
Adik kandungnya, adik iparku
sendiri. Hiks..hiks..hiks,
katanya nangis tak bisa lagi
menahan air matanya.
…
Cowok itu makin
mempererat dekapannya,
mengusap punggung Celia,
kembali mencoba membuatnya
tenang.
Atau karena dia tak
menyukai perempuan lagi. Bisa
saja kan oriantasi sksulnya
berubah, sebut Celia.
Maksud kamu apa? Mas
Bram gak suka lagi perempuan
sekarang, suka pria gitu? tanya
Dimas.
Ya. Bagaimana kalau
semua itu benar, dia gak suka
perempuan, dia gy, dia
penyuka sesam jen’s. Dia hm
Isak Celia dalam dekapan
Dimas.
Aku bersumpah, dan yakin
dia normal dan bukan gy. Dia
menyukai perempuan. Percaya
padaku. Aku jamin 1000 persen,
dia bukan seperti itu, jelas
Dimas.
Lalu kenapa dia seperti
merasa jijik dan tak mau
menyentuhku. Setiap kali kami
ingin berhubungan, dia pasti
selalu punya alasan untuk tak
mau melaksanakan
kewajibannya. Cuma lelaki gak
normal, gak suka wanita yang
tak punya hasrat untuk
melakukannya dengan
perempuan kan? sambungnya.
Jangan bohongi aku dan
sembunyikan apapun padaku,
jangan menutupi semua itu
padaku, cecarnya lagi, masih
terisak dalam pelukan Dimas.
Aku gak bohong dan
menutupi apapun. Dari mana
kamu punya pikiran seperti itu?
tanya Dimas.
Beberapa waktu lalu
seorang wanita yang kukenal
ternyata menikah dengan gy,
dia tak pernah menyentuhnya
sejak malam pertama. Dan
ironisnya, keluarganya tau
kondisi anaknya itu, tapi
sengaja menutupinya demi
status dan tak mau aibnya
terbongkar, sebutnya.
Jadi wajar kan, jika aku
mencurigai, menduga kalian
sekeluarga pasti
menyembunyikan rahasianya
padaku. Membiarkan aku
berpikir keras apa yang terjadi
pada suamiku itu. Kalau itu
benar, kalian jahat. Kalian tega
berbuat ini padaku. Apa yang
sesungguhnya kalian
sembunyikan. Katakan padaku,
teriak Celia di depan wajah
Dimas.
Sttt, tenang dulu. Tenang,
kata Dimas memluk Celia
untuk menenangkannya.
Setelah beberapa waktu,
Dimas melepaskan pelkannya,
lalu menatap mata Celia
lekat-lekat, menghapus bulir air
mata di pipinya.
Sekali lagi aku tegaskan,
Mas Bram normal. Demi tuhan,
aku dan keluargaku tidak sedang
menyembunyikan rahasia
apapun padamu. Tolong
percaya padaku ya, tegasnya,
mengelus rambut Celia.
Dimas membiarkan wanita
itu melampiaskan rasa sedihnya,
perasaanya dalam dekapannya,
membiarkan dia beberapa saat
agar tenang.
…
Setelah ini, aku akan
membuatmu melupakan semua
kesedihanmu. Aku akan
membahagiakanmu.
Memuskanmu, menyalurkan
hsratmu yang terpendam
berbulan-bulan, jika kamu
menginginkan dan mengizinkan
aku menyenthmu malam ini.
bisik Dimas.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts