Skip to content
LahanBasah

LahanBasah

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART12)

Posted on June 4, 2025 By admin

ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART12)

Isi Postingan:

ADIK IPAR PELIPUR LARA PART12

…

..

.

Sepuluh menit kemudian,

Dimas tiba di rumah mewah itu,

yang belum pernah

dikunjunginya sejalk Celia dan

Bram pindah ke kediamannya

sendiri.

Dia memang sengaja gak

datang berkunjung ke rumah

masnya. Hal itu dilakukannya,

karena dia tak ingin membuat

Celia makin marah dan salah

paham padanya jika dia datang

ke sana.

Dia duduk di dekat Celia

yang sedang tertdur,

memeriksa denyut nadi dan

memegang dahi wanita itu.

Ya, tbuhnya sedikit

hangat. Sejak kapan Mbak Celia

sakit begini? tanya Dimas.

Barusan pulang, langsung

pusing dan sempoyongan,

jawab Tini.

Emangnya apa yang terjadi

dengan Mbak Celia. Dia sakit

apa sih, tanya Dimas.

Ibu sudah dua hari gak

selera mnakan. Tadi pagijuga gak

sarapan, buru-buru keluar. Pas

pulang jalan sempoyongan.

Katanya kepalanya pusing.

jelas Tini.

….

Kenapa sejak gak mau

makan, kalian gak hubungi aku.

Siapa tau kan aku bisa

membujuknya makan. Lain kali

sekecil apapun yang terjadi pada

Mbak Celia, langsung kabarin

aku. Dengar! tegasnya.

Maaf den, kami gak

nyangka akan seperti ini, kata

Bibik Laksmi.

Baik den, akan kami ingat

pesan Den Dimas, sambung

Tini.

Aku mau angkat Mbak

Celia ke kamarnya biar nanti

saat diperiksa dokter Andi, lebih

nyaman di tempat tidur.

Dimana kamarnya? tanya

Dimas.

Di lantai dua den, mari

Mbak Tini antar, katanya.

Dia lalu mengangkat tubuh

Celia perlahan agar wanita itu

tak terbangun.

Namun, Celia tetap

terbangun dan melihat Dimas

sedang mencoba

menggendongnya.

Dimas! Apa yang kamu

lakukan? tanya Celia kaget.

Aku mau bawa mbak ke

kamar biar nyaman istirahat

sembari menunggu dokter Andi

datang, sebut Dimas.

Biarin aku tiduran di sini

aja? protesnya lagi.

Mbak nurut aja. Jangan

banyak protes, tegas Dimas,

tetap menggendong Celia.

Kepala Celia masih terlalu

pusing untuk terus berdebat

dengan Dimas, yang sedang

mengangkat tbuhnya itu.

Diapun akhirnya

membiarkan Dimas

menggendong tubuhnya yang

lemas itu ala bridal shower.

Celia tak sungkan lagi,

melingkarkan kedua tangan di

leher pria itu, menyandarkan

kepalanya di dadanya.

Celia merasakan hangatnya

dekapan Dimas dan dalam

gendongan lelaki itu, dia merasa

begitu tenang.

….

Mengapa aku begitu

merasakan hangat berada dalam

gendongannya. Membuatku

nyaman dan tenang, batinnya,

memejamkan matanya.

Kehangatan yang tak

dirasakannya saat bersama

suaminya, yang belum pernah

diperlakukan seperti itu.

Kehangatan seorang pria

yang menghanyutkannya.

Sesaat, dia gak peduli dan

melupakan sejenak status Dimas

sebagai adik iparnya.

Jujur saja, saat ini dia ingin

Dimas di sisinya, dia butuh

dipedulikan, diperhatikan,

dimanja, diperlakukan hangat

dan disayang lelaki itu.

Perasaan yang selalu

muncul, yang tak sanggup dia

abaikan, yang sulit dia tolak saat

berada di dekatnya.

Dimas menapaki satu per

satu anak tangga lantai dua

rumah tersebut nmenuju kamar

Celia.

Dia lalu memasuki kamnar

tidur bernuansa peach luxury

dan luas itu, setelah Tini

membantu membukakan pintu.

Dimas lalu membaringkan

tubuh Celia perlahan ke tempat

tidur beralaskan sprei cream

muda yang lembut tersebut.

Sebentar lagi dokter Andi

datang. Mbak istirahat aja dulu,

kata Dimas.

Aku cuma pusing. Istirahat

sebentar juga sudah baikan.

Kenapa mesti panggil dokter,

kata Celia kurang setuju dengan

apa yang Dimas lakukan.

Kata Bik Laksmi dan Mbak

Tini, dari kemaren mbak gak

selera makan. Lagi banyak

pikiran ya? tanya Dimas lagi.

Aku gak ingin

membahasnya denganmu,

sebut Celia, sedikit ketus.

Tak lama, dokter Andi

datang dan memeriksa kondisi

Celia.

….

Pasti lagi banyak pikiran,

kurang istirahat. Ditambah

males makan nih. Jadi pusing

dan sakit kepala. Emang lagi

mikir apa sih. Mikirin Bram ya,

tanya dokter Andi.

Ya, sedikit khawatir sama

Bram, sahut Celia.

Cobalah selalu berpikir

positif dan jangan terlalu fokus

pada pikiran-pikiranmu itu.

Sibukkan dirimu agar gak

terlalu khawatir. Yakinkan

dirimu, suamimu itu baik-baik

saja, katanya.

Iya doktet, makasih

nasehat dan sarannya, ucap

Celia mengangguk.

Dokter kasih obat pereda

nyeri, penambah darah dan

vitamin. Tapi yang utama

jangan sampai berpikiran

terlalu keras, hindari

ketegangan dan kecemasan

berlebih. Jangan sampai stress.

Makan yang cukup dan bergizi.

Banyak istirahat. Dengar

nasehat dokter ya, saran pria 35

tahun itu tersenyum ramah.

Baik dok, sahutnya.

Pastikan Mbak mu itu

nurutin nasehatku. Kalau belum

membaik setelah 1-2 hari ini,

bawa dia ke rumah sakit,

katanya pada Dimas.

Baik, ujar Dimas.

…..

Setelah memeriksa dan

memberikan obat untuk Celia,

dokter Andi pamit pulang.

Aku sudah minta Bik

Laksmi bawakan makan siang.

Mbak makan dulu ya, sesudah

itu minum obat, kata Dimas.

Iya, jawab Celia pelan,

mengiyakan perkataan Dimas.

Bik Laksmi lalu masuk

membawakan Celia makan

siang, buah dan air minum. Dia

kemudian keluar, membiarkan

Dimas di kamar bersama Celia.

Ayok bangun dulu, duduk

di sini. Aku suapin mbak makan

siang, kata Dimas, membantu

Celia duduk bersender di bantal

di sandaran tempat tidur.

Gak perlu. Aku bisa makan

sendiri, tolaknya

Diam dan dengarkan aku.

Biar aku yang bantu. Tugasmu

cuma buka mulut dan

mengunyah saja, kata Dimas

lembut.

Celia membiarkan Dimas

menyuapinya nasi dengan lauk

sayur dan ikan,

Perhatian yang Dimas

berikan padanya itu kembali tak

mampu dia abaikan begitu saja.

Celia memang sedang butuh

perhatian dan dimanja di saat

sedang sakit seperti ini.

Saat suaminya tak ada di

sisinya, dia mendapatkan

perhatian dan kasih sayang dari

Dimas, adik iparnya.

Sudah cukup. Aku gak

sanggup lagi makan. Ini aja

sudah banyak, kata Celia.

Dua sendok lagi, ayok,

bujuk Dimas, yang duduk di tepi

tempat tidur, memegang sendok

nasi di tangannya.

Lagi-lagi Celia menurut,

makan dua sendok nasi lagi.

Selesai makan, Dimas

membantu meminumkan air.

Lalu dia menyerahkan obat

untuk kakak iparnya itu minum.

Celia masih duduk

bersandar di sandaran

ranjangnya, menatap nanar ke

luar jendela kamar tidurnya,

sembari menarik nafas

dalam-dalam.

…

Dimas terus

memperhatikan sikap dan

perilaku Celia tersebut.

Apa yang sebenarnya kamu

pikirkan, yang membuatmnu

sampai stress, kurang istirahat,

tak selera makan sampa

akhirnya sakit kepala dan

pusing seperti ini? tanya Di

dalam hati.

Apakah ini masalah

hubunganmu dengan Mas

Bram? kembali dia bertanya

dalam hatinya.

Aku mengantuk, mau

istirahat dulu. Kamu pulang

saja. Aku sudah gak apa-apa kok.

Sudah baikan, kata Celia,

setelah lebih dari lima belas

menit duduk diam,

menenangkan pikirannya.

Iya, tidur saja. Aku akan

tungguin mbak di sini. Aku gak

akan pulang, sahut Dimas.

Mas Bram pernah berpesan

padaku agar aku jagain kamu

kalau ada apa-apa denganmu

saat dia tak ada. Jadi aku harus

tetap di sini sampai kamu

sembuh dan benar -benar sehat.

Sampai Mas Bram kembali lusa,’

sebut Dimas.

Terserah sajalah, aku

mengantuk banget nih, sahut

Celia, merebahkan tubuhnya di

tempat tidur.

Dimas masih duduk di tepi

tempat tidur, menatap wanita

yang sangat dia cintai itu.

Seandainya saja aku

bertemu denganmu lebih dulu,

saat ini kamu pasti sudah jadi

milikku. Aku tak akan pernah

membuatmu sedih dan

menderita, gumamnya.

Dia memastikan Celia sudah

tertidur nyenyak, mungkin juga

karena efek obat yang diberikan

dokter Andi.

….

Cowok ganteng itu

kemudian tak bisa menahan

keinginannya untuk mengusap

pipi lembut Celia.

Beberapa kali dia mengelus

pipi dan rambut wanita itu,

dengan sejuta rasa cinta yang

semakin membuncah di

dadanya.

Dia tak akan pernah bosan

menatap wajah cantik yang

tertidur pulas dan damai itu.

Setelah tertidur beberapa

jam, celia terbangun menjelang

sore dan mendapati Dimas

masih duduk di sampingnya,

tersenyum manis begitu dia

membuka matanya.

Kamu masih di sini? tanya

Celia.

Iya, seperti yang kukatakan

tadi, aku akan pulang setelah

Mas Bram kembali, katanya.

Suka-suka kamu sajalah.

Aku mau mandi dulu sudah sore

, katanya.

Celia kemudian bangun dari

tempat tidurnya dibantu Dimas.

Kamu sanggup jalan, biar

aku gendong ke kamar mandi

kalau masih pusing, kata Dimas.

Gak usah, aku bisa sendiri,

tolaknya langsung bangun dan

berdiri.

Tapi, tbuhnya sedikit agak

sempoyongan juga karena efek

dia langsung buru-buru berdiri

setelah bangun.

Dimas langsung menopang

tubuh Celia agar tak terjatuh.

Duduk dulu sebentar.

Tubuhmu masih belum stabil.

Makanya jangan langsung

berdiri dan jalan saat bangun

dari tidur. Mbak masih pusing

ya, kata Dimas, memegang

pundak wanita itu.

Iya, sedikit limbung tadi,

katanya.

Setelah duduk beberapa

saat, Celia kemudian bangun

dan berjalan ke arah kamar

mandi di papah Dimas.

Usai mandi, Celia keluar

dari bathroom memakai kimono

pink dan melihat Dimas masih

di kamarnya, duduk di tepi

tempat tdur, fokus dengan

ponselnya.

Keluar dulu sana, aku mau

ganti baju, perintah Celia.

Ganti aja, aku gak akan

lihat, sahut Dimas.

Gak bisa. Keluar dulu

sebentar, pintanya lagi.

Aku ke balkon aja, jawab

Dimas beranjak menuju balkon.

Celia selesai berpakaian,

kemudian menemui Dimas yang

sedang santai di kursi di balkon

kamarnya. Dia lalu duduk di

kursi di samping Dimas.

Kamu gak pulang untuk

mandi dan ganti baju, tanya

Celia.

…

Bentar lagi aku mndi.

Pinjam baju Mas Bram aja, gak

apa-apa kan. Aku rasa banyak

baju dia yang belum pernah

dipakai kan, tanyanya nyengir.

Aku sudah bilang, tetap di

sini temani kamnu. Aku tidur di

rumah Mbak Celia malam ini,

katanya.

Dimas menatap tajam Celia,

membuat perempuan itu

memalingkan wajahnya tak

kuasa bertatapan dengan Dimas.

NoteL..i..k.e.mu penyemangat Mimin


Related: Explore more posts

Kisah Menarik Tags:Cerita Basah, Cerita Dewasa, Cerita Panas, Cerita Seru, Kisah Basah, Kisah Seru

Post navigation

Previous Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART13)
Next Post: ADIK IPAR PELIPUR LARA(PART10)

Related Posts

Perkenalkan namaku Rio , aku seorang mahasiswa baru Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART47) Kisah Menarik
Tetangga idaman (PART50) Kisah Menarik
JANGAN OM (PART73) Kisah Menarik
BALADA BESAN DAN MENANTU (PART26) Kisah Menarik
Tetangga menggoda (PART19) Kisah Menarik

Recent Posts

  • Judul : Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Malam Pertama di Kos-Kosan
  • Judul: Rahasia di Balik Ruang Meeting
  • Judul: “Rahasia di Balik Ruang Meeting”
  • ***ENNY ARROW ***

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025

Categories

  • Kisah Menarik

Copyright © 2025 LahanBasah.

Powered by PressBook Grid Dark theme