ADIK IPAR PELIPUR LARA (PART1)
Isi Postingan:
ADIK IPAR PELIPUR LARA PART1
…Ceritadewasa…
.
.
.
Apagunanya memakai
lingerie sksi itu. Mas Bram gak
akan pernah menyentuhmu.
Percaya padaku, ledek Dimas,
mengedipkan matanya genit.
Itu bukan urusanmu. Pergi
sana jangan menggangguku,
ketus Celia Anindita, yang
berjalan mondar mandir di
ruang keluarga.
Matanya terus melihat ke
arah pintu dan jam dinding di
tembok rumah mewah itu.
Waktu sudah hampir lewat
pukul 23.30 WIB, tapi Bram
belum juga ada tanda-tanda
kembali ke rumah.
…
Masa pengantin baru,
malah ditinggal pergi
minum-minum dengan
teman-temannya. Istrinya
dianggurin begitu saja. Aneh
kan, katanya.
Sok tau kamu. Mas Bram
gak mengangguriku. Lagian
ngapain aku mesti cerita ke
kamu apa yang kami lakukan.
Mending kamu diam deh, gak
usah ngerecoki aku tiap hari,
geramnya.
Aku cuma ngingetin Mbak
Celia aja. Jangan kelamaan
menunggu. Aku siap 100 persen
melayani mbak, tawanya
cekikikan.
Lihat saja, sebentar lagi
mas mu itu juga pulang. Jadi
jangan pernah berharap aku
akan tergoda rayuanmu itu.
Kamu mendingan tidur aja sana
, kata Celia, memasang wajah
masan.
Harusnya Mbak Celia ikut
saja tadi. Dari pada mondar
mandir gak jelas dari tadi, kata
Dimas, lagi-lagi tertawa.
Kenapa kamu selalu ikut
campur urusanku dengan mas
mu itu. Apa gak ada kerjaan lain
ya, bentak Celia.
Aku kasian aja lihat mbak
seperti ini, gelisah dari tadi. Aku
yakin, kalian belum malam
pertama juga kan? Apa mau aku
gantiin Mas Bram gak.
Mumpung aku lagi nganggur
malam ini, goda Dimas.
…
Eh, jangan kurang ajar ya,
aku ini kakak iparmu. Istri dari
mas mu, jawab Celia kesal.
Aku kan cuma nawarin jasa,
siapa tau Mbak Celia
pertimbangkan. Mana cuaca
malam ini dingin lagi. Mbak
pasti butuh kehangatan kan.
Sayang banget body seks dan
bahen1 itu dianggurin begitu
saja. Tak ada yang
menghangatkan dan
mencumbuinya, bisik Dimas di
telinga Celia, yang tiba -tiba saja
sudah berdiri di sampingnya.
Wanita itu bahkan bisa
merasakan hembusan nafas
Dimas di leher jenjangnya.
Sesaat dia seperti merinding
dan terhanyut merasakan
hembusan nafas Dimas itu,
sebelum akhirnya dia
nenguasai dirinya.
Jangan berani dekat-dekat
aku lagi, awas saja nanti,
ancamnya.
Memangnya apa yang bisa
mbak lakukan? Aku gak takut,
katanya.
Celia lalu duduk di sofa di
ruang keluarga, diikuti Dimas
yang duduk di sebelahnya.
Malam itu, perempuan yang
merupakan seorang fashion
desainer itu memakai lingerie
merah menyala, lipstik merah,
dengan rambutnya yang diurai.
Dia sengaja berdandan
begitu agar saat suaminya
pulang, tergoda padanya.
Bahkan, sebenarnya, tanpa
memakai gaun seksi sekalipun,
Celia mempunyai body yang
aduhai, bak gitar spanyol,
dengan bukit kembarnya yang
montk, kulitnya yang putih
bersih, bbirnya yang penuh,
yang penuh memberikan kesan
sensal dan menarik.
Para pria sering kali tertarik
pada bbir yang terlihat lembut
dan berisi yang dimiliki wanita 2
4 tahun itu.
…
Bentuk tbuh Celia juga
membuat pria tak berkedip
menatapnya, termasuk Dimas,
adik suaminya.
Mahasiswa teknik berusia 20
tahun itu memang dikenal
playboy, tengil dan badung.
Dia bisa memacari bahkan
sampai tiga gadis sekaligus
setiap bulannya.
Wanita itu sudah hapal
betul tabiat dan perilaku adik
iparnya itu.
Bahkan sebelum menikah
dengan Bramantio seminggu
lalu, Dimas sudah sering
menyindir dan meledeknya.
Dia masih ingat beberapa
kali datang ke rumah mewah ini,
Dimas sering kali mengejeknya.
Pria playboy itu bahkan
kerap kali menggodanya. Tapi,
dia tak pernah memberitahukan
kelakuan Dimas itu pada
suaminya, Bramantio Hadi,
seorang pilot sebuah maskapai
asing terkenal.
…
Mbak Celia, sebaiknya
pertimbangkan lagi rencana
pernikahan dengan mas ku itu.
Dia gak akan pernah bisa
membuat mbak puas. Mending
sama aku saja.ha..ha..ha.,
katanya, tertawa dengan
tatapan nakal.
Kamu itu fokus aja dengan
kuliahmu. Belajar yang benar.
Jangan ikut campur urusan
orang dewasa, sahut Celia.
Aku itu sudah besar, sudah
20 tahun, anak kuliah. Bukan
anak kecil seperti yang mbak
pikirkan. Aku bahkan bisa
muasin cewek, sudah bisa bikin
anak juga. Mbak mau buktiin
gak. Ayo kita coba kalau gak
percaya, katanya, genit.
Dengar, kalau kamu masih
bersikap seperti ini, suatu hari
aku akan menampar mulutmu
itu. Dengar? kesal Celia.
Wk..wk..wk..aku tunggu
hari itu tiba, dengan senang hati
aku akan menikmatinya, ledek
Dimas.
Celia dan Bram baru saja
menikah dengan pesta yang
mewah dan meriah di sebuah
hotel bintang lima.
Pesta yang dihadiri lebih
kurang dua ribuan undangan itu
adalah wedding party impian
Celia.
Wanita lulusan sebuah
kampus jurusan fashion
desainer di Los Angeles Amerika
Serikat.
Dia sekarang punya sebuah
butik, dengan brand namanya
Celia.
Baju dan pakaian
rancangannya sudah mulai
dikenal oleh masyarakat luas.
Celia sendiri bukan berasal
dari keluarga kaya, tapi dari
keluarga sederhana.
Dia anak pertama dari tiga
bersaudara, dua adiknya, satu
laki-laki, bernama Ferdi, 17
tahun, masih SMA kelas dua dan
yang perempuan Santi, 21 tahun,
kuliah di jurusan manajemen,
sekampus dengan Dimas.
Ayahnya Bambang Wijaya,
karyawan sebuah perusahaan
dan ibunya, Nani, membuka
kios kelontong di depan rumah
mereka.
Dia bisa kuliah di LA,
Amerika karena mendapatkan
bea siswa dari kantor ayahnya,
yang memang memberikan
bantuan biaya pendidikan bagi
anak karyawannya yang pintar
dan berprestasi.
Dia bertemu Bram di
bandara, saat perjalanan
pertama kali berangkat ke LA
untuk menuntut ilmu tiga tahun
lalu.
Celia sudah jatuh cinta pada
pilot ganteng yang ramah,
sopan dan lembut itu.
Sejak mereka pacaran, Bram
sangat menjaga hubungan
pacaran mereka dengan
hubungan yang sehat, tanpa se
bebas dan cmbuan berlebihan.
Dia paling hanya memegang
tangan, memluk, merangkul
dan mencim pipi dan kening
Celia.
…
Maaf sayang, sampai kita
menikah, aku gak mau
menyentuhmu, katanya suatu
hari saat Celia bertanya alasan
Bram tak pernah
mencmbunya.
Aku justru senang kamu
seperti ini. Menjaga marwah
dan martabat ku sebagai
perempuan. Tak menyentuhku
sampai kita menikah, sahut
Celia.
Itulah, yang membuat
wanita itu tergila-gila padanya.
Karena jarang ada pria sesopan
dan sangat menjaga martabat
perempuan seperti yang Bram
lakukan.
Apalagi dia seorang pilot,
yang setiap hari bergaul dengan
pramugari cantik dan pasti
banyak wanita yang tergila-gila
padanya
Keluarga Bramantio itu
salah satu keluarga terpandang
di kota itu. Bapaknya, Hadinata
seorang konglomerat,
pengusaha real estate dan
ibunya, Lita Rahayu pemilik
hotel dan restoran terkenal.
Bram hanya mempunyai
satu orang adik, Dimas Respati,
yang menurut penilaian Celia
sikap dan perilakunya sangat
bertolak belakang dengan
kepribadian kakaknya
Bramantio.
….
Dimas itu ceplas ceplos,
urakan, badboy, tengil dan
seenaknya saja.
Celia lalu mengakhiri
perdebatan dengan Dimas.
Dia memilih masuk
kamarnya dan menunggu Bram
di tempat tidurnya.
Mereka tinggal di rumah
mewah milik keluarga Bram
atas permintaan Mama
mertuanya.
Sebenarnya, dia ingin
tinggal di rumah sendiri, yang
memang sudah disediakan Bram
untuknya.
Mama mau kamu tinggal di
sini, paling gak beberapa bulan
ke depan lah, buat temani
mama, biar mama ada teman
juga, pinta mama mertuanya,
yang ramah dan baik.
Gimana ya, kalau memang
Mas Bram mau tinggal di sini,
aku ikut apa katanya aja, sebut
Celia.
Bram menyetujui
permintaan mamanya. Karena,
menurut dia, nanti kalau Bram
terbang, dia gak kesepian jika
tinggal di rumah ini.
Jadilah, meski seminggu
setelah pernikahannya, dia
memenuhi permintaan Mama
mertuanya tinggal di rumah ini.
Celia masih menunggu
suaminya kembali ke rumah.
Sama seperti malam
sebelumnya, Celia masih setia
menunggu Bram pulang.
…
Padahal waktu sudah
menunjukkan pukul 00.30 lewat
tengah malam, tapi suaminya
itu belum juga pulang.
Bram tak menyentuhnya
sebagai pasangan suami istri
sejak malam pertama, Celia
memaklumi itu karena mungkin
Bram capek dan lelah setelah
pesta pernikahan.
Tapi, malam-malam
setelahnya, Bram masih tak
menyentuhnya, dengan alasan
sedang gak mood.
Celia bahkan berinisiatif
lebih dulu merayu, menggoda
dan bercmbu dengan sang
suami. Tapi tampaknya, Bram
terlihat tak bersemangat dan
mengeluh capek.
Karena itu, Celia bertekad
dan tetap menunggu Bram
pulang malam ini.
Dia tak mau tdur dulu,
karena malam ini dia berharap
Bram melakukan tugasnya
sebagai suaminya.
Karena, tak bisa dipungkiri,
sebagai wanita dewasa dan
normal, Celia tentu saja butuh
belaian, cmbuan, kasih sayang,
manja-manjaan serta
mesra-mesraan dengan
suaminya.
NoteL..i..k..e..mu penyemangat Mimin
Related: Explore more posts